
Bola.net - - Kiprah Korea Selatan di Piala Asia harus terhenti. Kutukan 'medali emas palsu' pun kembali menjadi perbincangan segera setelah The Taeguk Warriors tersingkir.
Bahkan, kali ini, dampak kutukan itu terasa menyentak dan dinilai memalukan karena untuk kali pertama sejak 2004, Timnas Korea Selatan tersingkir di perempat final Piala Asia.
Tim asuhan Paulo Bento terpaksa angkat koper dari Piala Asia 2019 setelah kalah 0-1 dari Qatar di perempat final yang dimainkan di Zayed Sports City Stadium, Abu Dhabi, Jumat malam WIB (25/1/2019).
Ini adalah kekalahan pertama Korsel di bawah pelatih Paulo Bento, yang menangani tim sejak Agustus 2018. Namun, sekali kalah, fatal akibatnya karena Son Heung-min dkk. harus rela mengubur ambisi jadi juara.
Baca artikel mengenai kutukan medali emas palsu selengkapnya di bawah ini ya Bolaneters!
Kutukan Medali Emas Palsu
Kutukan medali emas palsu bermula dari insiden Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA), yang memberikan medali emas "palsu" kepada pemain yang memenangi Piala Asia 1960.
Ketika itu, alih-alih mengalungkan medali emas tanda penghargaan atas prestasi gemilang itu, medali yang diberikan kepada pemain hanya terbuat dari timah yang berlapis emas sehingga mudah terkelupas.
Hal itu baru diketahui bertahun-tahun kemudian, terutama setelah kegagalan demi kegagalan di Piala Asia, hingga istilah kutukan medali emas palsu itu muncul.
Faktanya, sejak 1960, Korsel tak pernah lagi memenangi Piala Asia, meski sudah empat kali tampil di final.
KFA lantas mencoba menebus kesalahan dengan memproduksi medali baru, dengan emas asli, dan berniat menyerahkan medali tersebut kepada deretan pemain yang sudah berjasa mengantarkan Timnas Korea Selatan memenangi gelar juara pada 1960, atau gelar kedua di Piala Asia setelah edisi 1956.
Namun, KFA mengakui kesulitan karena dari tim itu, mayoritas sudah meninggal dunia. KFA mengaku tak mudah mencari keluarga, kerabat, maupun ahli waris mendiang pemain.
Menyisakan 8 Pemain
Usaha mengembalikan medali-medali itu diyakini bisa mengakhiri kutukan tersebut. Pada 2014, KFA memberikan medali asli pada tiga pada pemain yang masih hidup dan tiga medali pada keluarga pemain yang telah berpulang.
Namun, upaya belum cukup karena medali baru belum seluruhnya diberikan kepada tim 1960, yang berjumlah 18 pemain. Sebagai bukti, meski sudah memberikan medali baru pada enam pemain, Korsel tetap gagal menang di final Piala Asia 2015.
Pada 4 Januari 2019 atau hanya sehari jelang pembukaan Piala Asia 2019, KFA kembali menyerahkan medali asli, kali ini untuk empat pemain Timnas 1960 yang telah berpulang, yang diterima keluarga mendiang pemain.
Jika ditotal, sejauh ini sudah ada 10 pemain tim 1960 yang mendapat medali asli. Namun, jumlah tersebut masih menyisakan delapan pemain lagi.
Alhasil, itulah mengapa Timnas Korea Selatan masih belum bisa bicara banyak di Piala Asia. Tak sedikit yang meyakini, the Taeguk Warriors baru bisa mengakhiri dahaga gelar juara Piala Asia jika utang "medali emas palsu" itu seluruhnya sudah dituntaskan alias seluruh pemain tim 1960 mendapatkan medali emas asli mereka.
Sumber: Bola.com
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 17 Oktober 2025 09:49
Pelatih Asal Belanda Kesulitan di Indonesia? Ini Pengakuan Pelatih Bali United
LATEST UPDATE
-
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025 19:28
-
Bola Indonesia 22 Oktober 2025 18:14
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 18:02
-
Tim Nasional 22 Oktober 2025 17:48
-
Bola Indonesia 22 Oktober 2025 17:30
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 17:21
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...