
Sebelumnya, bocah-bocah yang berusia antara 11 hingga 16 tahun itu dan pelatihnya yang berusia 25 tahun mengadakan kegiatan jelajah alam usai berlatih sepakbola. Sang pelatih yang bernama Ekaphol Chantawong kemudian memilih mengadakan kegiatan itu di gua Tham Luang yang berada di area pengunungan Doi Nang Non.
Sayangnya, saat mereka sudah masuk mereka tak bisa keluar lagi. Pasalnya hujan lebat mengguyur Thailand. Alhasil gua pun dibanjiri air.
Mereka kemudian disebut terjebak sekitar dua hingga tiga kilometer dari pintu masuk gua dan sekitar 800 meter di bawah permukaan tanah. Salah satu dari orang tua bocah-bocah itu akhirnya melaporkan bahwa putranya hilang sejak 23 Juni lalu.
13 orang itu akhirnya ditemukan pada hari Senin (02/07) pekan lalu. Yang menemukan adalah dua penyelam profesional asal Inggris, Rick Stanton dan John Volanthen. (cn/bc/gd/nw/nt/dim)
Operasi Penyelamatan
Setelah ditemukan operasi penyelamatan langsung dimulai. Awalnya dengan memberikan suplai makanan untuk empat bulan, obat-obatan dan baju bersih dan kering.
Selain itu pemerintah Thailand juga berusaha untuk memompa air keluar dari gua tersebut. Namun usaha itu sempat terhalang oleh hujan lebat yang mengguyur area tersebut.
Aksi penyelamatan itu sendiri tak dilakukan oleh pemerintah Thailand sendiri. Ada juga bantuan dari sejumlah negara; Inggris, Australia, Tiongkok, Jepang, Myanmar, Swedia, hingga Laos.
Setelah itu muncullah solusi yang awalnya dianggap berbahaya yakni meminta anak-anak itu untuk menyelam secepatnya dari pada harus menunggu empat bulan. Anak-anak itu akan menyelam memakai masker full face dengan didampingi oleh setidaknya dua penyelam profesional, di mana satu akan berada di bagian depan dan satu di belakang sang anak. Penyelam di depan akan membawakan tangki oksigen bagi anak tersebut.
Solusi itu mendapat bantuan semesta. Pada tanggal 7 Juli, pemerintah mengumumkan bahwa jeda tiga hingga empat hari di mana langit tak akan mencurahkan hujannya.
Pada tanggal 8 Juli, operasi penyelamatan langsung digelar. Keputusan makin mantap diambil setelah level ketinggian air di gua berhasil diturunkan secara signifikan.
Dilaporkan ada 90 penyelam profesional yang ikut dalam operasi ini. Sekitar separuhnya berasal dari luar Thailand. Namun sebelum operasi dimulai, seorang Dokter asal Australia yang juga berstatus sebagai penyelam profesional bernama Dr. Richard Harris lebih dahulu masuk. Ia bertugas untuk memeriksa kondisi kesehatan 12 anak dan pelatihnya tersebut.
Ia juga yang memutuskan anak-anak mana yang bisa dikeluarkan lebih dahulu. Menurut laporan dari News.com.au, semua pihak sepakat untuk menyelamatkan anak yang kondisinya paling lemah. Padahal rencana awalnya, mereka akan mengeluarkan anak yang kondisinya paling kuat dahulu.
Perjalanan keluar dari lokasi anak-anak itu memang sangat tak mudah, memakan waktu lama dan sangat melelahkan. Butuh 5-6 enam jam menuju pintu masuk gua dan dalam prosesnya membutuhkan kegiatan berjalan, berendam di air, menyelam, hingga mendaki dan merangkak menyusuri lorong-lorong sempit. Jadi para penyelamat sendiri harus menghabiskan waktu sekitar 11 jam untuk masuk dan mengeluarkan anak-anak tersebut.
Tuntas Tiga Hari
Dilansir dari The Guardian, operasi penyelamatan perdana dimulai pada hari Minggu (08/07). Dari situ tim penyelamat bisa mengeluarkan empat anak secara bertahap.
Setelah beristirahat, operasi berlanjut pada hari Senin (09/07). Kali ini empat orang anak kembali berhasil dievakuasi. Bahkan waktu penyelamatan kali ini lebih cepat dari sebelumnya.
Kemudian pada hari Selasa (10/07), empat anak tersisa sukses dievakuasi. Sang pelatih menjadi korban terakhir yang dikeluarkan dari gua tersebut.
Akan tetapi, aksi penyelamatan ini sendiri sedikit tertutup. Pasalnya pemerintah Thailand tak mau membeberkan siapa saja nama anak-anak yang berhasil diselamatkan dari pertama sampai terakhir.
Dilarikan ke Rumah Sakit
Setelah sukses dievakuasi, anak-anak itu langsung dilarikan ke rumah sakit. Ada yang dibawa dengan menggunakan helikopter dan ada yang dibawa dengan menggunakan mobil ambulan.
Di rumah sakit, anak-anak itu diperiksa kondisi kesehatan fisik dan mentalnya secara seksama. Selain itu anak-anak tersebut juga tak diperbolehkan untuk menonton televisi. Khususnya untuk anak-anak yang diselamatkan lebih dahulu.
Selama proses itu berlangsung, para orang tua masih belum diperbolehkan untuk bertemu anak-anak tersebut. Kabarnya pemerintah Thailand melarang mereka bertemu karena ingin memastikan lebih dahulu bahwa anak-anak itu tak terserang penyakit menular.
Video
Berikut video yang menjelaskan mengapa operasi penyelamatan anak-anak itu sangat sulit.
After 17 days, the entire Thai soccer team and their coach have been rescued from the cave — here's why the operation was so difficult pic.twitter.com/8uIqfFUFgr
— NowThis (@nowthisnews) July 10, 2018
Sebagai informasi, sebelumnya operasi ini memakan satu korban jiwa. Mantan penyelam anggota Thai Navy Seal bernama Saman Kunan meninggal akibat kehabisan oksigen di perjalanan menuju keluar gua.
[initial]
Advertisement
Berita Terkait
-
Bolatainment 28 Agustus 2025 15:21
Profil Travis Kelce, Bintang American Football NFL yang Baru Lamar Taylor Swift
-
Bolatainment 27 Agustus 2025 15:47
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 6 September 2025 17:09
-
Tim Nasional 6 September 2025 17:02
-
Tim Nasional 6 September 2025 16:52
-
Tim Nasional 6 September 2025 16:46
-
Otomotif 6 September 2025 16:37
-
Liga Spanyol 6 September 2025 16:32
BERITA LAINNYA
-
bolatainment 28 Agustus 2025 15:21
-
bolatainment 27 Agustus 2025 15:47
-
bolatainment 25 Agustus 2025 12:21
-
bolatainment 22 Agustus 2025 14:22
-
bolatainment 21 Agustus 2025 11:59
-
bolatainment 17 Agustus 2025 21:36
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...