Prestasi PSG dan Inter Milan di Liga Champions: Siapa yang Lebih Mengakar di Eropa?

Prestasi PSG dan Inter Milan di Liga Champions: Siapa yang Lebih Mengakar di Eropa?
Suporter PSG ketika memberikan dukungan pada timnya saat melawan Aston Villa di leg 2 perempat final Liga Champions 2024/2025. (c) AP Photo/Frank Augstein

Bola.net - Final Liga Champions 2024/2025 akan mempertemukan dua kekuatan besar Eropa: PSG dan Inter Milan. Kedua tim hadir dengan latar belakang yang kontras, PSG membawa ambisi besar untuk mencetak sejarah, sementara Inter datang dengan warisan prestasi.

Laga pamungkas antara PSG dan Inter Milan akan digelar di Allianz Arena, Minggu (1/6/2025) dini hari pukul 02.00 WIB. Pertandingan ini bisa disaksikan secara langsung melalui siaran SCTV dan Vidio.

PSG datang ke final dengan modal apik pada kompetisi domestik. PSG memenangkan tiga gelar domestik. Sementara, Inter Milan punya nasib buruk di pentas domestik. Inter gagal pada fase akhir Serie A dan Coppa Italia.

Bagi PSG, final kali ini jadi peneguhan bagi ambisi mereka menjadi penguasa Eropa sejak investasi besar dari Qatar datang. Sementara, bagi Inter Milan, trofi Liga Champions ke-4 bisa lebih berarti dari gelar domestik yang gagal didapat.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 3 halaman

PSG: Mendominasi di Dalam Negeri, Masih Mengejar Mimpi Eropa

PSG: Mendominasi di Dalam Negeri, Masih Mengejar Mimpi Eropa

Pemain PSG merayakan gol dalam laga leg kedua semifinal Liga Champions 2024/2025 melawan Arsenal, Kamis (8/5/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Thibault Camus

PSG tiba di final dengan kepercayaan diri tinggi setelah menyapu bersih tiga gelar domestik musim ini. Namun, di level kontinental, Les Parisiens masih berjuang keras untuk meraih status sebagai penguasa Eropa sejati.

Sejak musim 2012/2013, PSG selalu tampil di Liga Champions—sebuah pencapaian yang menunjukkan konsistensi. Tapi dari semua musim itu, pencapaian terbaik mereka hanyalah satu kali mencapai final, yakni pada musim 2019/2020. Sayangnya, mereka harus mengakui keunggulan Bayern Munchen yang menang lewat gol tunggal Kingsley Coman.

Sejauh ini, PSG baru mengoleksi dua gelar di kancah Eropa: Piala Winners 1995/1996 dan Piala Intertoto 2001. Dengan segala investasi besar dan deretan bintang yang didatangkan, trofi Liga Champions tetap menjadi pencapaian yang belum terwujud. Final kali ini pun menjadi kesempatan emas untuk mematahkan stigma ‘klub kaya tanpa mahkota’.

2 dari 3 halaman

Inter Milan: Tradisi Juara dan Mentalitas Tangguh

Inter Milan: Tradisi Juara dan Mentalitas Tangguh

Skuad Inter Milan merayakan gol Yann Aurel Bisseck ke gawang Lazio (c) Inter Milan Official

Inter Milan mengusung modal yang berbeda. Klub asal Italia ini punya sejarah panjang dan reputasi kuat di Liga Champions. Nerazzurri telah tiga kali mengangkat trofi Si Kuping Besar, yakni pada musim 1963/1964, 1964/1965, dan terakhir di musim 2009/2010 bersama Jose Mourinho.

Pengalaman Inter di partai final pun masih segar. Pada musim 2022/2023 lalu, Lautaro Martinez dan kolega berhasil menembus final, meski akhirnya takluk tipis 0-1 dari Manchester City lewat gol Rodri.

Final musim ini menjadi penampilan ke-11 Inter di laga puncak kompetisi tertinggi antarklub Eropa tersebut. Jumlah itu jauh melampaui PSG, yang baru dua kali mencapai tahap serupa sepanjang sejarah mereka.

3 dari 3 halaman

Final yang Menyatukan Dua Dunia: Ambisi Melawan Tradisi

Final yang Menyatukan Dua Dunia: Ambisi Melawan Tradisi

Suporter PSG ketika memberikan dukungan pada timnya saat melawan Aston Villa di leg 2 perempat final Liga Champions 2024/2025. (c) AP Photo/Frank Augstein

Laga ini mempertemukan dua pendekatan berbeda. Inter Milan mengandalkan kedalaman pengalaman dan budaya juara, sedangkan PSG hadir membawa semangat generasi baru dengan ambisi besar menaklukkan Eropa.

Final Liga Champions bukan sekadar adu kualitas di atas kertas, melainkan juga soal kesiapan mental, strategi matang, dan momentum di panggung terbesar Eropa.

Akankah PSG mampu menghapus label klub penuh uang tapi minim prestasi? Ataukah Inter kembali membuktikan bahwa sejarah dan mental juara tetap jadi pembeda utama? Jawabannya akan terungkap di Allianz Arena, Minggu dini hari nanti.