Real Madrid vs Man City: Saat Xabi Alonso Harus Menghadapi Sang Guru

Real Madrid vs Man City: Saat Xabi Alonso Harus Menghadapi Sang Guru
Pelatih Real Madrid, Xabi Alonso. (c) AP Photo/Manu Fernandez

Bola.net - Xabi Alonso dan Josep Guardiola bukanlah nama asing dalam sepak bola modern, tapi hubungan mereka memasuki babak baru, yang kini ditandai dengan konfrontasi langsung.

Dahulu, Guardiola pernah menjadi pelatih bagi Alonso di Bayern Munchen pada era 2014–2016. Saat itu Alonso bermain sebagai gelandang tengah, dan Guardiola mengaku senang kalau mampu membantu membentuk karier pemain menjadi pelatih.

Setelah gantung sepatu, Alonso membangun karier kepelatihan dari tim junior (Real Madrid U-14), kemudian tim cadangan Real Sociedad B hingga akhirnya meraih sukses besar bersama Bayer Leverkusen, memimpin klub tersebut meraih Bundesliga dan DFB-Pokal dalam musim yang luar biasa.

Kini, musim 2025/2026, Alonso ditunjuk sebagai pelatih Real Madrid sejak Juni 2025. Dengan status baru sebagai pelatih Real Madrid, ia akan menghadapi mantan pelatihnya, Guardiola dalam ajang terbesar antar klub Eropa, Liga Champions.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 4 halaman

Tekanan dan Ekspektasi Besar bagi Alonso

Tekanan dan Ekspektasi Besar bagi Alonso

Vinicius Junior dan pemain Real Madrid saat sesi latihan tim jelang lawan Celta Vigo, 7 Desember 2025. (c) AP Photo/Manu Fernandez

Kembalinya Alonso ke Madrid membawa harapan tinggi. Sayangnya, kenyataan musim ini tak mudah. Menjelang laga melawan Manchester City, Los Blancos tengah dalam periode sulit.

Mereka kalah 0-2 dari Celta Vigo, pertandingan yang diwarnai dua kartu merah, dan menorehkan tren buruk di La Liga dengan hanya satu kemenangan dalam lima laga terakhir.

Kondisi pemain juga mengkhawatirkan, kabarnya hingga delapan pemain kunci berpotensi absen, termasuk bek-bek utama, dan sosok penyerang andalan Kylian Mbappe yang mengalami cedera otot.

Media Spanyol bahkan menyebut laga ini sebagai “penentu nasib” Alonso di Real Madrid, kekalahan bisa menjadi titik balik negatif bagi kariernya.

Namun, Alonso, seperti dilaporkan media, tak membiarkan tekanan menghancurkan semangat. Dalam konferensi pers, ia menegaskan bahwa timnya bersatu dan siap memanfaatkan dorongan atmosfer Bernabeu sebagai keuntungan.

2 dari 4 halaman

Guardiola Sang Mentor yang Kini Jadi Rival

Guardiola Sang Mentor yang Kini Jadi Rival

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola bertepuk tangan kepada para penggemar setelah laga Liga Inggris antara Manchester City vs Sunderland, 6 Desember 2025 (c) AP Photo/Dave Thompson

Dari sisi Manchester City, Guardiola tidak memandang duel ini sekadar laga biasa. Dalam konferensi pers pra-pertandingan, ia menegaskan timnya melihat ini sebagai ujian penting untuk skuad baru mereka.

Manchester City telah melalui perubahan skuad besar, banyak pemain kunci telah pergi, dan beberapa lainnya absen karena cedera, seperti John Stones dan Rodri.

Menariknya, meskipun kini berdiri sebagai lawan, Guardiola menunjukkan empati terhadap mantan muridnya. Ia menyebut bahwa menangani Real Madrid adalah “pekerjaan paling sulit dalam sepak bola” karena beban ekspektasi dan tekanan di Madrid.

Secara taktis, Guardiola kemungkinan melihat duel ini sebagai kesempatan untuk menunjukkan evolusi Manchester City, bahwa meskipun skuat sedang berubah, filosofi dan mentalitas juara tetap dijaga.

3 dari 4 halaman

Alonso vs Pep: Lebih dari Sekadar Hasil di Lapangan

Duel antara Madrid dan City pada Kamis 11 Desember 2025 bukan hanya soal 90 menit di lapangan, ini adalah konfrontasi naratif antara guru dan murid.

Bagi Alonso, menang berarti pernyataan bahwa ia mampu membangun identitas sendiri di klub sebesar Real Madrid, meski dibayangi nama besar dan warisan masa lalu. Bagi Guardiola, ini bisa menjadi simbol bahwa metode dan filosofi yang ia wariskan tetap relevan, bahkan ketika skuat berubah.

Pertandingan ini juga mencuri perhatian karena faktanya, Madrid dan Man City cukup sering bertemu di fase gugur Liga Champions dalam beberapa tahun terakhir. Sekarang pun situasinya cukup penting bagi kedua tim.

Jika Madrid menang, rasa percaya diri bisa kembali meningkat, baik bagi pemain maupun pelatih. Jika Man City menang, itu akan menegaskan bahwa Guardiola masih bisa memberikan pelajaran untuk mantan muridnya.