3 Alasan Kuat Manchester United Harus Lepas Ruben Amorim Sekarang Juga

3 Alasan Kuat Manchester United Harus Lepas Ruben Amorim Sekarang Juga
Ruben Amorim pada laga pekan ke-3 Premier League 2025/2026 antara Manchester United vs Burnley (c) AP Photo/Ian Hodgson

Bola.net - Hasil buruk kembali dialami Manchester United usai dibekuk Brentford 1-3 di Premier League. Posisi Ruben Amorim kini semakin sulit dipertahankan.

Dua gol cepat Igor Thiago membuat United langsung tertinggal sejak awal pertandingan. Gol Benjamin Sesko hanya sedikit mengurangi rasa sakit itu.

Bruno Fernandes sempat punya kesempatan emas untuk menyamakan skor. Namun tendangan penaltinya gagal menembus gawang Caoimhin Kelleher.

Harapan tim benar-benar sirna ketika Mathias Jensen mencetak gol ketiga Brentford di menit akhir. Kekalahan itu semakin menambah tekanan bagi Amorim.

Kini sorotan tertuju pada Sir Jim Ratcliffe dan jajaran direksi MU. Tiga alasan utama muncul mengapa mereka diyakini harus segera memutuskan nasib Amorim.

1 dari 3 halaman

1. Hasil yang Buruk

1. Hasil yang Buruk

Ekspresi Ruben Amorim usai laga Manchester City vs Manchester United pada pekan ke-4 Premier League 2025/2026 (c) AP Photo/Dave Thompson

Manchester United mengalami awal yang sulit bersama manajer baru, Amorim. Musim lalu, mereka menutup kampanye di posisi 15 dengan catatan poin terendah sepanjang sejarah klub di Premier League.

Sejauh ini, Amorim telah memimpin United dalam 33 laga Premier League. Tim meraih sembilan kemenangan, tujuh hasil imbang, dan 17 kekalahan, dengan gol 39 tercipta dan 53 kebobolan.

Persentase kemenangan Amorim hanya 27,2%, sementara kekalahan mencapai 51,5%. Rata-rata poin per laga yang dikumpulkan hanya 1,03, lebih rendah dibanding banyak manajer United sebelumnya.

Selain itu, rekor Amorim juga lebih buruk daripada manajer klub lain seperti Roy Hodgson di Liverpool atau Graham Potter di Chelsea. United bahkan belum mampu meraih kemenangan beruntun di Premier League sejak ia menangani tim.

2 dari 3 halaman

2. Formasi dan Pemilihan Pemain Amorim

2. Formasi dan Pemilihan Pemain Amorim

Reaksi pelatih Manchester United, Ruben Amorim di laga melawan Arsenal, 17 Agustus 2025 lalu. (c) AP Photo/Dave Thompson

Manchester United kembali menuai kritik setelah kalah dari Brentford. Formasi 3-4-2-1 yang diterapkan Amorim dinilai kurang efektif dan membuat beberapa pemain kesulitan beradaptasi.

Masalah terbesar terlihat di lini tengah, di mana dua gelandang bertahan United bisa kalah jumlah. Brentford memanfaatkan keunggulan ini dengan menurunkan tiga gelandang melawan set-up United.

Selain formasi, pilihan pemain Amorim juga menimbulkan tanda tanya. Altay Bayindir tetap dijaga sebagai kiper utama meski performanya menurun, sementara Senne Lammens baru datang di akhir bursa transfer.

Sementara itu, Kobbie Mainoo yang tampil gemilang di era Ten Hag kini jarang dimainkan. Pemain muda ini hanya sekali memulai laga musim ini dan empat kali masuk sebagai pengganti, sehingga klub-klub besar mulai memantau potensinya.

3 dari 3 halaman

3. Gagal Maksimalkan Potensi para Pemainnya

3. Gagal Maksimalkan Potensi para Pemainnya

Ekspresi Bruno Fernandes pada laga MU vs Arsenal di pekan ke-1 Premier League 2025/2026, Minggu (17/8) malam WIB (c) AP/Dave Thompson

Amorim kembali mendapat sorotan karena belum mampu memaksimalkan pemainnya di lapangan. Bruno Fernandes, yang dikenal sebagai gelandang no.10 top dunia, justru ditempatkan di posisi gelandang bertahan pada setiap pertandingan musim ini.

Hasilnya, performa Fernandes menurun dan penalti yang ia gagal eksekusi melengkapi hari yang mengecewakan bagi sang kapten. Statistiknya melawan Brentford menunjukkan kesulitan, dengan lebih banyak clearance (empat) daripada umpan kunci (satu).

United juga menginvestasikan 200 juta pound di bursa transfer musim panas ini untuk mendatangkan Mbeumo, Sesko, dan Cunha. Ketiganya merupakan talenta menjanjikan yang diharapkan bisa memperkuat lini depan klub.

Namun, hingga enam laga awal, ketiganya hanya punya dua kontribusi gol langsung, jauh dari performa musim lalu di klub masing-masing. Mbeumo, Cunha, dan Sesko sebelumnya sudah lebih produktif, membuat perbandingan ini semakin menyoroti masalah adaptasi di United.

Sumber: Team Talk