5 Transfer Terburuk Internazionale

5 Transfer Terburuk Internazionale
5 Transfer Terburuk Internazionale. (c) Bolanet

Bola.net - - Era baru Internazionale baru-baru ini diguncang dengan kabar tak sedap. Klub yang baru saja dikuasai oleh Erick Thohir itu kabarnya sudah menyetujui proposal tukar guling Fredy Guarin dengan Mirko Vucinic.

Hal tersebut kemudian memicu kemarahan di antara tifosi Inter. Tak lama kemudian, perwakilan fans garis keras Nerazurri dari Curva Nod, mengirimkan pernyataan tertulis pada Thohir sebagai bentuk peringatan untuk tidak melemahkan klub dan justru memperkuat tim rival.

Nah, andai memang benar Guarin nantinya menjadi penggawa , maka ini bukan kali pertama Inter membuat blunder di dalam kebijakan transfer mereka. Terutama di era Massimo Moratti, yang belum lama ini digantikan Thohir, ada banyak kesalahan transfer yang membuat klub sekota AC Milan itu menderita kerugian.

Berikut Bolanet telah mengumpulkan 5 transfer terburuk Internazionale selama era Moratti. Mari kita simak satu-persatu.

1 dari 5 halaman

Fabian Carini

Fabian Carini

Inter melakukan deal yang cukup konyol dengan Juventus ketika mereka menukar salah satu bek terbaik di dunia, Fabio Cannavaro, dengan Fabian Carini, kiper yang masih belum benar-benar teruji kemampuannya.

Carini sudah mulai menarik perhatian Inter setelah ia bermain dengan amat hebat di Copa Ameria 2003. Namun selanjutnya karirnya tak pernah berkembang. Tak sekalipun ia bisa mengancam posisi Francesco Toldo kala itu sebagai penjaga gawang utama Inter.

Guna memberinya jam terbang, klub kemudian meminjamkannya ke beberapa tim lain. Parahnya, setelah kembali Carini justru menjadi kiper cadangan keempat Toldo. Tentunya ini tak terlepas dari kedatangan Julio Cesar dan pemain senior Orlandoni. Hingga Carini memutuskan hengkang, ia hanya bermain sebanyak empat kali untuk Inter.

Kesimpulannya, Inter membelinya seharga Cannavaro hanya untuk bermain sebanyak empat pertandingan. Di seberang sana, Cannavaro mengalami musim yang hebat di Turin dan bahkan menjadi pemain terbaik dunia tahun 2006.
2 dari 5 halaman

David Suazo

David Suazo

Mantan bintang Cagliari yang memimpin timnya untuk lolos dari jurang degradasi sendirian. Pada tahun 2006, ia mendapat penghargaan sebagai pemain asing terbaik Serie A bersama dengan bintang milik Milan, Kaka.

Inter bersaing hebat dengan Milan untuk mendapatkan Suazo. Mereka akhirnya berhasil, namun ternyata perjuangan yang dilakukan klub benar-benar tidak sepadan. Suazo tidak pernah lagi tampil seperti hari-harinya di Cagliari. Ia tertatih untuk menembus tim utama.

Bahkan pemain muda seperti Mario Balotelli mengalahkannya dengan status super sub, apalagi bersaing dengan penggawa Inter lain seperti Crespo, Cruz, dan Ibrahimovic. Ia kemudian sempat dipinjamkan ke Benfica dan Genoa, namun gagal di kedua klub tersebut.

Sekembalinya ke Inter, Suazo mengalami cedera parah dan tak bermain di sepanjang musim 10/11. Juni 2011, Inter tak lagi memperpanjang kontraknya.
3 dari 5 halaman

Amantino Mancini

Amantino Mancini

Kegagalan transfer satu ini benar-benar tidak terduga. Sebelum datang ke Inter, Mancini dikenal sebagai salah satu winger terhebat di Serie A. Ia cepat dan memiliki kelebihan teknis yang luar biasa. Jose Mourinho bermaksud membelinya kala itu agar ia bisa mempraktekkan skema yang sama ketika ia melatih Chelsea, dengan Duff dan Robben di sisi lapangan. Apalagi kualitasnya sudah teruji di Serie A.

Namun setelah menyelesaikan kesepakatan kontrak dengan Inter, nampaknya Mancini meninggalkan skill-nya di Roma. Ia tak pernah lagi menunjukkan kecepatan, trik olah bola, dribble cantik, dan semua hal yang dulu membuatnya disegani oleh lini belakang lawan.

Setelah dua musim meredup di Inter, Mancini dipinjamkan ke Milan untuk kemudian mengkonfirmasi fakta bahwa ia memang sudah habis.
4 dari 5 halaman

Francesco Coco

Francesco Coco

Coco sempat digadang-gadang sebagai pemain yang akan meneruskan jejak Paolo Maldini sebagai bek tangguh Italia. Ia tampil amat mengesankan ketika berbaju Rossoneri dan Barcelona (sebagai pemain pinjaman).

Inter pun tak ragu menawarkan 22,5 juta Euro pada Milan untuk Coco dan menambahkan Seedorf di dalam kesepakatan yang mereka susun. Proposal tersebut diterima dan roda nasib kemudian berbicara.

Seedorf menikmati era sukses di Milan, ia menjadi sosok vital ketika timnya memenangkan gelar Serie A dan dua Liga Champions.

Di sisi lain, Coco lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang perawatan. Butuh dua tahun baginya sebelum bisa kembali beraksi di lapangan. Namun performanya sudah banyak menurun dan bahkan makin memburuk. Inter kemudian sempat meminjamkannya ke Livorno dan Torino, namun itu tak banyak membantu.

Begitu Coco menyelesaikan masa pinjamannya di Inter, ia memutuskan untuk pensiun dari sepakbola pada tahun 2007. Total, ia hanya bermain sebanyak 68 kali untuk klub dan tak semuanya menjadi starter
5 dari 5 halaman

Ricardo Quaresma

Ricardo Quaresma

Tak diragukan lagi, ini adalah salah satu transfer terburuk di era Moratti dan mungkin di sejarah Internazionale. Ia datang di saat yang bersamaan dengan Amantino Mancini, namun gagal membuktikan kualitasnya, yang ditebus oleh Inter dengan harga tak kurang dari 24,6 juta Euro.

Quaresma banyak mengecewakan tifosi Inter karena ia kerap salah melakukan operan dan tak maksimal dalam memanfaatkan peluang mencetak gol.

Tampil mengecewakan di Italia, Quaresma mencoba peruntungan di London ketika ia dipinjamkan ke Chelsea. Namun hasilnya tak jauh berbeda. Di sana ia hanya bermain sebanyak empat kali.

Kembali lagi ke Giuseppe Meazza, Mourinho masih menyimpan sedikit harapan untuk Quresma. Ia memberikannya nomor punggung 7, yang sebelumnya pernah dikenakan oleh Luis Figo. Namun tindakan tersebut masih gagal mengangkat motivasi Quaresma. Akhirnya kesabaran Mou habis. Ia merekrut Goran Pandev dengan gratis dan semenjak saat itu Quaresma tak pernah lagi terlihat di klub.