ANALISA: Mana Yang Paling Cocok Untuk Alexis Sanchez, Barcelona atau Manchester City?

Bola.net - - Oleh: Zulfikar Aleksandri
Jauh di seberang Atlantik, Alexis Sanchez sedang fokus untuk timnas Chile di Copa America 2011. Fans La Roja mungkin tak terlalu peduli apakah musim depan sang bintang akan berkostum Barcelona, Manchester City, atau tetap Udinese. Sanchez menjadi properti paling hot Serie A di bursa transfer musim panas ini. Real Madrid, Chelsea, dan Manchester United dikabarkan sempat ikut dalam perburuan pemain berusia 22 tahun itu. Tapi kandidat donatur rekening Udinese kini mengerucut pada Barca dan City. Yang menjadi pertanyaan adalah, manakah di antara Barca dan City yang lebih cocok untuk Sanchez? Berikut kita simak perbandingannya. Meski dua kali juara Liga Champions dalam tiga tahun terakhir, Pep Guardiola terus merombak lini depannya. Samuel Eto'o, Zlatan Ibrahimovic, hingga David Villa. Sanchez tampaknya bakal menjadi pilihan Guardiola berikutnya. Sanchez yang bisa beroperasi sebagai striker maupun penyerang sayap, musim lalu mencetak 12 gol dan 6 assist dalam 31 pertandingan. Ia mencatat rata-rata 3 kali dribel melewati lawan, 1,61 umpan penting dan 1,9 shot on goal dalam satu pertandingan. Sebuah statistik yang memberi tiket Liga Champions untuk Udinese. Namun bila pindah ke Barca, Sanchez harus cepat beradaptasi. Guardiola tak mungkin mengubah pakem 4-3-3 dan menggeser Messi dari penyerang tengah. Sancez harus rela bermain sebagai penyerang sayap, posisi yang musim lalu diperankan David Villa, , dan .
Gol-gol Sanchez musim lalu membawa Udinese ke Liga Champions Villa adalah pemain sayap Barca paling produktif dengan 18 gol, sedangkan Pedro 13 gol. Sudah bukan rahasia lagi bila kemampuan menyerang Barca merupakan kreasi trio Xavi, Iniesta, Busquets serta dukungan Dani Alves di sayap kanan. Di Udinese, Sanchez dikenal memiliki dribel dan kecepatan, dua hal yang belum cukup untuk sistem permainan tiki-taka ala Barca yang mengandalkan ball possession. Bahkan saat kalah dari Hercules di Nou Camp awal musim lalu, Barca menguasai 77% ball possession dan mencatat 15 shot on goal. Minimnya produktivitas gol para penyerang sayap Barca menjadi perhatian serius Guardiola yang kini berstatus juara Spanyol dan Eropa.
David Villa, lebih banyak bermain di sayap kiri Blaugrana David Villa "hanya" mencatat 3,3 shot per pertandingan, rata-rata satu gol setiap 6,2 shot, dan hanya mencetak tiga gol dalam 18 pertandingan terakhir. Pedro mencatat 1,5 shot per pertandingan, dalam 33 laga ia mencatat rata-rata satu gol setiap 3,8 shot, tapi -hampir sama seperti Villa- hanya mencetak tiga gol dalam 19 pertandingan terakhir. Sanchez memiliki rata-rata 1,9 shot per pertandingan dan satu gol dalam setiap 4,9 shot. Clinical finishing yang membuat Guardiola ngebet membawa Sanchez ke Nou Camp. MANCHESTER CITY Kekuatan City musim lalu terletak pada kokohnya lini belakang. Skuad Roberto Mancini mencatat 18 clean sheet, terbanyak di antara semua tim Premier League dan kebobolan paling sedikit (33 gol). City punya materi pemain melimpah, tapi sangat bergantung pada Carlos Tevez yang mencetak 20 gol di liga dan memiliki rata-rata dribel terbanyak (2,0 per pertandingan) serta pemain paling kreatif (1,71 key passes). Dalam formasi 4-2-3-1 ala Mancini, posisi yang membuatnya pusing adalah sayap kiri. Mulai Aleksandar Kolarov, Mario Balotelli, James Milner, David Silva, Adam Johnson hingga Tevez sendiri pernah bermain di posisi itu. Sanchez bukan pemain kidal, tapi bermain sama baiknya di penyerang sayap kanan maupun kiri. Musim lalu ia mencatat rata-rata 3,0 dribel sukses melewati lawan, tertinggi di Serie A.
David Silva, butuh tandem sayap lincah di Eastlands Musim lalu Silva sempat kesulitan beradaptasi di Inggris, tapi akhirnya mencetak 3 gol dan 6 assist dalam 18 laga terakhir. Bila Mancini mampu menemukan solusi mandulnya penyerang sayap dan mengimbangi produktivitas gol Tevez, City bisa mulai menghitung peluang juara liga musim depan. Karakter permainan City adalah kebebasan pemain sayap bertukar posisi. Pada laga terakhir musim 2010-11 lawan Bolton, Silva dan Johnson saling bergantian dari sayap kiri dan kanan. Namun Mancini sepertinya belum terlalu mempercayai Johnson, terbukti winger timnas Inggris itu bermain 16 kali sebagai pemain pengganti dari total 31 penampilannya musim lalu. Video: Aksi dan gol-gol Sanchez musim 2010-11 Karakter Sanchez hampir sama dengan David Villa. Kecil dan lincah. Tapi Sanchez punya keunggulan body balance dan dianggap cocok untuk Premier League yang mengandalkan fisik. City sudah memiliki pondasi back four dan dua gelandang bertahan tangguh. City hanya perlu lebih kreatif dan produktif di depan. Andai Sanchez pindah ke City, ia akan memiliki kebebasan seperti halnya di Udinese. Di Barcelona, Sanchez hampir pasti bakal meraih gelar juara. Di City, tantangan lebih besar menanti Sanchez, meski akhir pekan lalu Mancini membantah rumor transfer Sanchez dan Samir Nasri. Selama bursa transfer belum ditutup, pilihan ada di tangan Sanchez untuk menentukan karir dan mengeksplorasi talenta brilian yang dimilikinya.