
Bola.net - Isu transfer Victor Osimhen ke Liverpool lewat skema tukar tambah kembali menghangatkan bursa transfer. Di tengah regulasi PSR, model transfer seperti ini mulai dilirik lagi.
Sayangnya, skema barter pemain tak selalu berakhir manis. Sejumlah klub justru menyesal setelah melepas bintangnya begitu saja.
Terkadang, pemain yang datang tidak sesuai ekspektasi. Sementara yang dilepas malah bersinar di tempat baru.
Dalam beberapa kasus, kesalahan dalam pertukaran pemain berdampak besar pada performa tim. Bahkan sampai memengaruhi musim klub secara keseluruhan.
Berikut ini lima klub yang jadi korban pertukaran pemain paling merugikan. Semoga Liverpool tidak bernasib serupa.
1. Inter Milan
Hanya Clarence Seedorf yang bisa pindah dari Inter ke Milan dan tetap dianggap legenda oleh fans kedua kubu. Transfernya pada 2002 disertai Francesco Coco yang bergerak ke arah sebaliknya.
Coco gagal saat ditugaskan menggusur Paolo Maldini, misi yang dari awal tampak mustahil. Inter tetap yakin pertukaran itu setara, meski Seedorf baru dibeli £20 juta dua tahun sebelumnya.
Seedorf tampil luar biasa bersama Milan, mengoleksi trofi demi trofi dan menjadi penguasa lini tengah. Sementara itu, Coco sibuk cedera, dipinjamkan ke sana-sini, dan sering muncul di acara TV.
Dia sempat coba gabung Manchester City tapi gagal total karena datang sambil mengisap rokok. Akhir kariernya? Jual-beli properti di Milan usai pulang dari Hollywood dengan tangan kosong.
2. Inter Milan
Inter Milan benar-benar menjadi korban di bursa transfer musim panas 2004. Mereka menukar Fabio Cannavaro dengan Fabian Carini, kiper cadangan abadi yang nyaris tak mendapat kesempatan bermain di Juventus.
Padahal dua tahun sebelumnya, Inter menebus Cannavaro dengan harga €23 juta. Namun pada hari terakhir bursa, mereka menyetujui pertukaran yang disebut "seimbang" dengan Carini, meski sang kiper minim pengalaman bermain.
Hasilnya? Cannavaro menjadi kapten timnas Italia di Piala Dunia, tampil 96 kali bersama Juventus, meraih Ballon d’Or, dan kemudian dibajak Real Madrid setelah skandal Calciopoli.
Sementara Carini hanya tampil empat kali untuk Inter. Ia gagal bersaing dengan Francesco Toldo dan Julio Cesar, kemudian tenggelam bersama Cagliari dan hanya duduk di bangku cadangan Murcia.
3. Barcelona
Barcelona tampaknya terlalu percaya diri saat memboyong Zlatan Ibrahimovic dari Inter Milan pada 2009. Mereka rela melepas Samuel Eto’o plus tambahan £40 juta demi mendatangkan top skor Serie A tersebut.
Namun proyek megabintang itu gagal total karena konflik pribadi. Zlatan tak akur dengan Josep Guardiola, dan semuanya memuncak usai kekalahan dari Inter di ajang Liga Champions.
Zlatan hanya bertahan satu musim sebelum dipinjamkan ke AC Milan. Akhirnya, ia dilepas secara permanen dengan harga sekitar £21,6 juta—hanya setengah dari nilai transfer awal.
Yang ironis, Eto’o justru langsung bersinar di Inter dan meraih treble winner. Komentarnya tajam: “Guardiola membuat Inter mencetak kesepakatan terbaik dalam sejarah.”
4. Blackburn Rovers
Blackburn Rovers benar-benar salah langkah ketika menukar James Beattie plus £7 juta demi Kevin Davies. Mereka tergoda oleh performa semusim Davies di Southampton, padahal sang striker belum menunjukkan konsistensi.
Roy Hodgson bahkan langsung menghadiahi Davies dengan kontrak berdurasi tujuh tahun. Sayangnya, keputusan itu berujung bencana karena Davies hanya mencetak satu gol dari sembilan kali tampil sebagai starter di Premier League.
Setelah Hodgson dipecat, manajer baru lebih memilih Ashley Ward sebagai ujung tombak. Namun siapa pun yang dimainkan, hasilnya tetap buruk: Blackburn terdegradasi di akhir musim.
Sementara itu, Beattie justru bersinar bersama Southampton dan membantu klubnya bertahan di Premier League. Ironisnya, setahun kemudian Davies kembali ke Southampton dalam barter lain yang kembali merugikan Blackburn.
5. Manchester United
Transfer tukar guling antara Alexis Sanchez dan Henrikh Mkhitaryan ternyata hanya menghasilkan satu pemenang: Inter Milan. Mkhitaryan memang tak tampil luar biasa di Arsenal, tapi setidaknya ia tidak merepotkan klub.
Sementara itu, Sanchez justru menjadi sumber masalah besar bagi Manchester United. Ia digaji sangat tinggi, namun hanya mampu mencetak lima gol dari 45 penampilan — kontribusi yang jauh dari ekspektasi.
Lebih parahnya lagi, Sanchez pernah mengaku ingin kembali ke Arsenal hanya beberapa hari setelah menjalani sesi latihan pertamanya di Carrington. "Ada yang tidak beres," ucapnya, dan ia sempat meminta kontraknya dibatalkan.
Akhirnya, United melepas Sanchez secara gratis ke Inter Milan, disusul Mkhitaryan yang juga bergabung ke klub yang sama. Arsenal mendapatkan pemain yang fungsional, sementara United hanya menanggung beban mahal yang akhirnya mereka buang.
Baca Juga:
- 7 Pemain dengan Gol Tendangan Bebas Terbanyak di Dunia: Messi Ungguli Ronaldo
- 5 Pemain Termahal Manchester United: Adakah yang Berhasil?
- 5 Bintang Premier League yang Performanya Anjlok Musim 2024/2025, Hojlund Salah Satunya!
- Arsenal Belum Belanja? Ini 5 Pemain yang Bisa Saja Datang ke Emirates
- 8 Pemain yang Didatangkan Liverpool Musim Panas 2015, Siapa Masih Bertahan?
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Inggris 19 Oktober 2025 15:50
Kabar Baik Liverpool! Marc Guehi Dipastikan Cabut dari Crystal Palace di 2026
LATEST UPDATE
-
Liga Italia 19 Oktober 2025 16:41
-
Liga Inggris 19 Oktober 2025 16:39
-
Liga Inggris 19 Oktober 2025 16:36
-
Liga Italia 19 Oktober 2025 16:32
-
Otomotif 19 Oktober 2025 16:32
-
Liga Italia 19 Oktober 2025 16:30
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 3 Alasan Kuat Manchester United Harus Lepas Ruben ...
- 5 Pelatih yang Berpeluang Besar Gantikan Ruben Amo...
- Carvajal dan Trent Cedera, Ini 5 Pemain yang Bisa ...
- 5 Pemain Super yang Pernah Bermain untuk Barcelona...
- Ruben Amorim di Ujung Tanduk, 5 Pemain MU yang Bis...
- 5 Manajer yang Paling Sering Tampil di Premier Lea...
- 5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe M...