Terburuk vs Terbaik Dari Yang Tersingkir (Bag2-Tamat)

Bola.net - - Oleh: Fajar Rahman Sesuai dengan namanya, Tim Terburuk berisikan pemain-pemain yang telah mencatat rekor terburuk atau boleh dibilang memalukan dalam penampilannya di Piala Dunia ini. Sedangkan Tim Terbaik merupakan kebalikannya, tim ini bermaterikan pemain-pemain yang berhasil menorehkan nama mereka di statistik atau juga konsistensi mereka sepanjang permainan, meskipun tim mereka gagal total. Pemain Terbaik di Tim Terbaik
Samir Handanovic (), jika tolak ukur yang dipakai adalah penampilan satu laga maka boleh saja posisi ini kami berikan kepada kiper Nigeria, Vincent Enyeama saat dibombardir Lionel Messi dan kawan-kawan. Akan tetapi kami menilai kekonsistenan sorang pemain dalam tiga laga, dan pilihan itu jatuh pada kiper Slovenia ini. Beberapa kali penyelamatan gemilangnya membuat gawangnya aman, apalagi saat melawan Inggris. Jika saja tembakan Rooney tidak ditepisnya, rasa-rasanya turnamen ini akan lain jalan ceritanya.
Bek Kanan: Luke Wilkshire (), gol Australia ke gawang Serbia memang dicetak Tim Cahill, tetapi itu merupakan kerja keras dari pemain ini. Penetrasinya dari rusuk kiri pertahanan lawan berbuah umpan silang manis yang berujung gol tersebut. Statistik juga mendukung kestabilan stamina dari bek kanan enerjik ini, dalam 3 kali pertandingan dia sudah berlari sejauh 37km.
Bek Tengah:Stephane Grichting (), dia tampil tangguh sebagai centre bek, kuat dalam menjaga pemain dan berhasil menyapu bersih semua umpan silang yang tertuju di kotak penaltinya. Kemenangan Swiss atas Spanyol juga adalah buah manis permainan tangguhnya di daerah belakang. Sayang Swiss harus tersingkir terhormat di Piala Dunia ini.
Ryan Nelsen (Selandia Baru), kalau melihat pertahanan Selandia Baru maka mata kita akan terlebih dahulu tertuju pada bek tengah mereka Winston Reid, yang tampil mengagumkan saat melawan Slovakia. Selanjutnya ada Tommy Smith yang juga tangguh. Namun nyawa dari pertahanan Selandia Baru ada pada Nelsen, dialah sang dirijen dalam irama orkestra lini pertahanan ini. Penampilannya melawan Italia menjadi puncak kehebatannya.
Bek Kiri: Ji Yun-Nam (Korea Utara), 7 gol dari dan tiga gol dari Pantai Gading memang membuat Anda bertanya-tanya mengapa kami memilihnya untuk menempati posisinya. Dalam dua partai tersebut hanya dia yang terlihat berjuang sendiri mati-matian membendung arus serangan lawan. Jangan lupa juga, dia tampil mengagumkan saat melawan Brasil.
Gelandang Kanan: Valter Birsa (), pemain yang memiliki aksi kelas dunia dengan membuktikan bahwa ternyata sebuah gol spektakuler masih bisa terlahir dari bola Jabulani. Tendangan melengkungnya ke sebelah kiri gawang Amerika tidak mampu ditepis Tim Howard. Dalam tiga pertandingan dia merupakan pemain tengah yang kreatif, dan sering menciptakan peluang bagi rekan-rekannya.
Gelandang Tengah: Simon Elliott (Selandia Baru), dia selevel dengan kualitas yang ditunjukkan Yaya Toure, dan membuat kami bingung untuk memilihnya. Namun, karena Yaya Tour bermain di klub besar dan dia bermain di klub dan liga yang notabene kecil serta usianya yang menginjak 36 tahun, maka kami memberikannya penghargaan dengan memilihnya untuk mengisi posisi ini.
Gelandang Kiri, Kalu Uche (Nigeria), Super Eagles boleh saling menyalahkan, tapi jangan pernah menyalahkan pemain ini. Dia sempat tidak tampil saat melawan Argentina, namun di pertandingan berikutnya melawan Korea Selatan dia tampil memukau dan mencetak dua gol. Pemain Almeria ini bisa berperan di dua fungsi baik sebagai kreator serangan ataupun penyerang.
-Penyerang Sayap Kanan:Milos Krasic (Serbia), tampil apik dan impresif sepanjang 3 pertandingan, apalagi saat melawan Jerman. Dia membuat Holger Badstuber kalang kabut karena penetrasinya. Gol Milan Jovanovic hasil dari umpan silang maut pemain CSKA Moscow ini.
: Jong Tae-Se (Korea Utara), pemain yang selalu menangis saat lagu kebangsaan Korea Utara didengungkan di stadion ini tampil tanpa lelah, cepat dan agresif. Sayang dia tidak sering mendapatkan suplay bola dan terpaksa mencari dan menjemput sendiri bola, hal itu dikarenakan formasi bertahan yang diterapkan Korea Utara.
-Penyerang Sayap Kiri: Siphiwe Tshabalala (Afrika Selatan), dialah pemain pencetak gol pertama dalam Piala Dunia. Dia adalah pemain yang kreatif dan jenius untuk menciptakan peluang, dan dia tampil apik di antara harapan publik Afrika Selatan kepada Steven Pienaar. Dia mengirim assist bagi Bongani Khumalo untuk mencetak gol ke gawang Prancis.

Formasi dari Tim Terburuk

Bagaimana jika Tim Terbaik ini dipertemukan melawan Tim Terburuk, Anda menjagokan mana? Ingat sepak bola bukan statistik dan catatan di atas kertas saja, melainkan permainan di atas lapangan bisa saja Tim Terburuk yang akan menjadi pemenang jika pertandingan ini benar-benar direalisasikan.

Berita Terkait