
Bola.net - PSSI merayakan ulang tahun ke-92 pada hari ini, Selasa 19 April 2022. PSSI sendiri didirikan pada 1930. Saat itu, ada tujuh klub yang tercatat sebagai pendiri PSSI.
Tujuh klub pendiri PSSI itu adalah Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ), Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB), Perserikatan Sepakraga Mataram (PSM), Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB), Madioensche Voetbal Bond (MVB), Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM), dan Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB).
Tetapi, bagaimana jika klub itu ditulis dengan nama Persija Jakarta, Persib Bandung, PSIM Yogyakarta, Persis Solo, PSM Madiun, PPSM Magelang, dan Persebaya Surabaya?
Ya, klub-klub itu adalah para pendiri PSSI bersama Soeratin dalam pertemuan di Yogyakarta pada 19 April 1930. Nama dengan Bahasa Belanda itu merupakan nama pertama yang dipakai mengingat situasi dan kondisi di masa penjajahan Belanda.
Lantas, bagaimana nasib tujuh klub pendiri PSSI tersebut pada perayaan ulang tahun PSSI ke-92? Simak selengkapnya di bawah ini ya Bolaneters.
Persija Jakarta
Sejak terakhir kali menjadi juara Perserikatan pada musim 1978-1979, Persija baru bisa kembali jadi juara di Liga Indonesia 2001. Penantian yang terbilang panjang karena harus menunggu selama 22 tahun. Setelah itu, Persija kembali merayakan gelar juara di Liga 1 2018.
Kiper legendaris Persija Jakarta selalu mengingat momen saat ia bersalaman dengan Presiden RI Kedua, Ir. Soekarno. Barangkali selain karena kurang akrab dengan dewi fortuna, ketidakberhasilan Persija jadi juara karena belum bisa bangkit dari pengelolaan klub secara profesional. Hal ini setelah muncul larangan klub menerima dana hibah dari APBD.
Prestasi terbaik Persija di era ISL adalah peringkat ketiga pada musim 2010-2011 yang dikenal sebagai musim pemberontakan karena ada tiga klub yang keluar dan bergabung ke IPL. Setelah itu Persija terperosok di peringkat 11 musim 2013 dan hanya nyaris lolos ke babak delapan besar ISL 2014 yang memakai format dua wilayah.
Pada BRI Liga 1 2021/2022, capaian Persija Jakarta jauh dari harapan. Macan Kemayoran mengakhiri musim di posisi ke-8 klasemen. Padahal, Persija memulai musim dengan mendatangkan pelatih top asal Italia yakni Angelo Alessio.
Persib Bandung
Persib Bandung sangat stabil dari sisi finansial setelah klub profesional dilarang menerima dana hibah APBD. Sponsor datang dari mana-mana, rating televisi tinggi, hingga stadion selalu dipenuhi penonton, membuat Persib layak disebut sebagai klub nomor satu di Indonesia.
Prestasi Persib juga terbilang stabil karena sejak era 1990-an hingga sekarang sudah mengoleksi empat gelar juara. Titel juara itu adalah Perserikatan 1989-1990, 1993-1994, Liga Indonesia 1994-1995, dan ISL 2014.
Di masa pembekuan PSSI sejak April 2015, Persib juga tidak sepi gelar karena pernah meraih gelar juara Piala Presiden 2015 dan bermain di final Torabika Bhayangkara Cup 2016 melawan Arema Cronus.
Dari sisi dukungan suporter, Persib jelas menjadi nomor satu di Jawa Barat. Dari tahun ke tahun jumlah suporternya terus meningkat. Hal itu ditambah Tim Maung Bandung tidak memiliki rival dari Kota Bandung yang bisa eksis di kompetisi profesional Indonesia. Secara prestasi, Persib juga konsisten di papan atas tiap musim.
PSIM Yogyakarta
Sejarah panjang PSIM selalu jadi kebanggaan tersendiri buat suporternya. Hal itu karena fakta PSIM adalah tuan rumah didirikannya PSSI. Bahkan Wisma PSIM yang terletak di Jalan Baciro, Yogyakarta, sudah diresmikan menjadi Monumen PSSI.
Namun dari segi prestasi, sejak didirikan pada 5 September 1929, PSIM terbilang minim. Hingga kini klub yang memiliki warna kebesaran Biru Putih ini baru dua kali meraih gelar juara. Gelar pertama tidak lain adalah juara Perserikatan pada 1932.
Setelah itu baru 73 tahun kemudian PSIM kembali meraih gelar juara. Tepatnya pada musim 2005, PSIM meraih gelar juara Divisi I 2005, yang saat itu masih menjadi kompetisi kasta kedua di Tanah Air. Sejak 2005 itu hingga sekarang PSIM belum pernah meraih prestasi lagi.
PSIM masih masih bermain di Liga 2 pada musim 2022/2023. Laskar Mataram punya ambisi tinggi untuk bisa naik kasta ke Liga 1. Mereka telah menunjuk Imran Nahumarury sebagai pelatih baru untuk menggantikan Seto Nurdiyantoro.
Persis Solo
Sebagai salah satu pencetus berdirinya PSSI, Persis Solo jelas memiliki andil dalam persepakbolaan nasional. Sederet prestasi mampu diraih klub kebanggaan warga Solo ini. Namun, prestasi itu lebih banyak diraih pada masa silam.
Total tujuh gelar juara Perserikatan pada era 1930-an hingga 1940-an berhasil didapat Persis Solo. Namun, setelah itu Persis betul-betul tenggelam. Persis baru merasakan lagi trofi lagi saat menjadi juara Divisi II 1994 atau kasta ketiga dalam strata kompetisi Indonesia ketika itu.
Meski begitu, Persis tetap dianggap sebagai salah satu klub kekuatan tradisional di Indonesia. Nama besar Persis di masa lampau, membuat setiap kemunculannya di kompetisi selalu disambut antusias.
Setelah cukup lama absen dari kasta tertinggi, Persis Solo akan kembali ke Liga 1 pada musim 2022/2023. Persis menjadi kekuatan besar sepak bola Indonesia sejak diakuisisi Kaesang Pangarep dan kolega. Persis sukses menjadi juara Liga 2 2022.
PSM Madiun
Hingga sekarang belum didapatkan tanggal, bulan, dan tahun pasti, kapan PSM Madiun yang dulunya bernama Madioensche Voetbal Bond (MVB) ini didirikan. Tetapi, bila merujuk MVB merupakan salah satu pendiri PSSI, bisa dipastikan klub ini sudah ada sebelum 1930 yang merupakan tahun berdirinya PSSI.
Belum jelasnya kapan PSM Madiun didirikan, sama dengan yang terjadi sekarang saat eksistensi klub asal Kota Madiun ini kurang terdengar. Ini semua berawal dari perpecahan yang terjadi dalam tubuh PSM.
Dari berbagai referensi yang ada, PSM mengalami konflik sekitar tahun 2009. Puncaknya pada 2010 klub ini mengalami dualisme. Namun, sejarah menunjukkan PSM Madiun sudah pernah pecah pada 1997. Hal itu terjadi saat PSM Madiun yang dimiliki kabupaten dan kota memutuskan berpisah.
Kabupaten Madiun akhirnya mengubah diri menjadi Persekama Madiun yang hingga sekarang masih menjadi anggota PSSI dan bermain di Liga Nusantara. Sedangkan nama PSM Madiun tetap dipakai Kota Madiun.
Namun pada perkembangannya, PSM Madiun yang berada di kota kembali terpecah. Beberapa pengurus membentuk Madiun Putra dan sebagian lain mempertahankan PSM Madiun. Saat ini, kedua tim masih berjuang di Liga 3.
PPSM Magelang
Klub ini juga merupakan salah satu dari tujuh pendiri PSSI yang belum pernah meraih gelar juara di kompetisi nasional, bahkan sejak pertama kali didirikan pada 1925 (versi lain ada yang menyebutkan 1919). Barangkali prestasi paling maksimal saat menempati peringkat ketiga Perserikatan 1935 atau semifinal Piala Indonesia 2011-2012.
Namun, sejarah panjang yang dimiliki klub berjulukan Macan Tidar ini akan selalu menjadi cerita tersendiri. Bahkan sampai sekarang ketika PPSM belum pernah mentas di kompetisi level elite atau tertinggi, klub ini tidak pernah kekurangan pendukung fanatik.
Saat ini PPSM Magelang yang pernah mengalami dualisme pada 2011-2013, masih eksis di kompetisi nasional. Klub yang pernah lama bermarkas di Stadion Abu Bakrin dan sekarang sudah pindah ke Stadion Moch Soebroto ini, berada di kasta Divisi Utama atau level kedua dalam strata kompetisi Indonesia.
Kiprah terakhir PPSM di Divisi Utama 2014 hanya finis di peringkat enam Grup IV. Peringkat itu berarti terbilang buruk karena setiap grup hanya berisi delapan tim. Saat ini, PPSM harus bermain di Liga 3 atau kompetisi kasta terbawah di Indonesia.
Persebaya Surabaya
Tujuh gelar juara, lima gelar Perserikatan di musim 1941, 1950, 1951, 1952, dan 1988, serta dua gelar Liga Indonesia musim 1996-1997 dan 2004, menjadi bukti Persebaya Surabaya merupakan salah satu klub terbaik di Tanah Air. Hal itu ditambah fakta Persebaya adalah penghasil pemain kelas nasional yang selalu menjadi langganan timnas.
Selain itu, Persebaya juga pernah berkiprah di kompetisi internasional sebagai wakil Indonesia di Asia. Meski selalu terhenti di babak awal, Persebaya pernah menjadi bagian dari sejarah klub Indonesia di Piala Champions Asia pada 1998 dan 2005.
Tetapi, nama besar dan sejarah Persebaya pernah ternoda sebagai imbas konflik PSSI pada 2011-2013. Hal itu menyebabkan Persebaya tertular dualisme klub. Pengcab PSSI Surabaya dan klub anggota pecah kongsi. Mereka memperebutkan legalitas Persebaya.
Sempat ada dua kubu yang mengaku secara sah menjadi pengelola Persebaya masih bersengketa di pengadilan. Kubu turunan Pengcab PSSI Surabaya diwakili PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB), sedangkan kubu klub anggota diwakili PT Persebaya Indonesia. Tapi, dualisme Persebaya kini sudah usai.
Persebaya sempat absen dari kompetisi cukup lama dicoret dari keanggotaan PSSI, sebelum status mereka dipulihkan pada Kongres PSSI 2017. Setelah itu, Bajul Ijo menjadi juara Liga 2 dan promosi ke Liga 1. Persebaya selalu menjadi pesaingan papan atas klasemen di Liga 1.
Disadur dari Bola.com: Aning Jati, 19 April 2022
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 19 September 2025 23:22
Cerita Jordi Amat Kembali ke Tanah Leluhurnya di Makassar, Sang Pangeran Ingat Nenek
-
Bola Indonesia 19 September 2025 21:47
Daftar 24 Pemain yang Dilepas Persija Jakarta di Musim Ini: 3 Dijual, 21 Dipinjamkan
LATEST UPDATE
-
Liga Spanyol 20 September 2025 13:34
-
Liga Inggris 20 September 2025 12:57
-
Liga Inggris 20 September 2025 12:16
-
Liga Inggris 20 September 2025 11:32
-
Liga Inggris 20 September 2025 11:09
-
Tim Nasional 20 September 2025 10:17
MOST VIEWED
- Jadwal Lengkap Persib Bandung di BRI Super League 2025/2026
- Nonton Live Streaming Persib Bandung vs Lion City Sailors di RCTI - AFC Champions League Two 2025/2026
- Jadwal Lengkap, Hasil, Klasemen, dan Top Skor BRI Super League 2025/2026
- Jadwal Siaran Langsung TV Persib Bandung vs Lion City Sailors di ACL Two 2025/26 Hari Ini
HIGHLIGHT
- 3 Kandidat Pengganti Robert Lewandowski di Barcelo...
- 5 Target Manchester United yang Gagal Direkrut pad...
- 5 Transfer Termahal Manchester United Era Erik Ten...
- Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Am...
- 6 Pemain Top yang Gabung Klub Liga Arab Saudi Musi...
- Deretan Pemain dengan Gaji Fantastis di La Liga 20...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...