Gurihnya Siomay, Manisnya Rejeki: Kisah Siomay Mandala, UMKM yang Bertumbuh Bersama PSIM Yogyakarta di Pegadaian Liga 2 2024/2025

Gurihnya Siomay, Manisnya Rejeki: Kisah Siomay Mandala, UMKM yang Bertumbuh Bersama PSIM Yogyakarta di Pegadaian Liga 2 2024/2025
Penampakan sepiring siomay di Siomay Mandala (c) Bola.net/Serafin Unus Pasi

Bola.net - Stadion Mandala Krida, Yogyakarta dikenal sebagai rumah dari tim kebanggaan masyarakat DIY Yogykarta, PSIM Yogyakarta. Keikutsertaan PSIM Yogyakarta di Pegadaian Liga 2 musim 2024/2025 ini tidak hanya menjadi sarana hiburan bagi para Brajamusti dan warga Yogya, tetapi juga jadi berkah bagi para pedagang UMKM.

Ya, bagi Bolaneters yang pernah menonton pertandingan PSIM di Pegadaian Liga 2 pasti tahu bahwa area Stadion Mandala Krida merupakan surga kuliner. Para pengunjung selalu dimanjakan dengan aneka hidangan kuliner yang dijajakan secara rapi oleh para UMKM di sekitaran Stadion Mandala Krida.

Mulai dari pempek, lontong sayur hingga mie ayam tersaji bagi para pengunjung markas PSIM ini. Ini menjadi bukti bahwa Pegadaian peduli UMKM pada Pegadaian Liga 2 2024/2025 di mana para pedagang UMKM diberikan ruang untuk mengembangkan usaha mereka di area stadion tempat berjalannya pertandingan.

Di antara daganan UMKM yang menghiasi area Stadion Mandala Krida, ada satu spot makanan yang cukup terkenal dan legendaris baik di kalangan supporter PSIM maupun warga Yogyakarta pada umumnya, yaitu Siomay Mandala.

Terletak di sisi barat Stadion Mandala Krida, Siomay Mandala Krida menjadi salah satu destinasi kuliner favorit para Brajamusti. Menawarkan konsep prasmanan, siomay ini digemari oleh para warga Yogyakarta dan supporter PSIM karena rasanya yang lezat.

Namun tahukah Bolaneters, bahwa warung siomay ini ternyata jadi saksi perjuangan PSIM Yogyakarta di kancah sepak bola nasional?

1 dari 2 halaman

Mencoba Peruntungan di Kandang PSIM

Mencoba Peruntungan di Kandang PSIM

Usaha UMKM di Yogyakarta, Siomay Mandala (c) Bola.net/Serafin Unus Pasi

Salah satu alasan mengapa Siomay Mandala ini menjadi salah satu hidangan legendaris di area markas PSIM Yogyakarta karena UMKM ini sudah berdiri sejak lama.

Pak Sodhik, pemilik usaha ini bercerita kepada Bola.net bahwa ia datang dari Magelang untuk berjualan siomay pada tahun 1999 silam. Ia mencoba peruntungannya untuk berjualan di Stadion Mandala Krida karena ia tahu stadion ini selalu dipenuhi para penonton ketika PSIM Yogyakarta bertanding.

"Iya mas, dulu jualannya memang keliling, tapi terus lihat di sini (Mandala Krida) kok ramai pas PSIM main, dan saya tanya-tanya juga di sini dulu masih kosong, jadi ya saya mangkal di sini," ujarnya sambil tersenyum.

Sodhik menyebut bahwa di awal ia berjualan, pembelinya rata-rata para penonton pertandingan PSIM. Dari situ secara 'gethok tular', nama Siomay Mandala dikenal masyarakat Yogyakarta secara luas dan menjadi salah satu kuliner yang cukup direkomendasikan jika anda berkunjung ke Yogyakarta.

Ketika Bola.net mengunjungi tempat Siomay Mandala berjualan, memang ketika itu PSIM tidak sedang bertanding. Namun antrian masyarakat yang ingin mencicipi jajanan legendaris ini cukup besar, sehingga ada antrian ketika mau memesan.

Pak Sodhik menyebut bahwa ketika PSIM bertanding di Pegadaian Liga 2 musim ini, terjadi peningkatan omset yang cukup signifikan.

"Iya mas, kalau satu tahun terakhir ini kan PSIM mainnya sering sore, jadi bubaran pertandingan itu banyak supporter yang mampir dulu untuk makan. Biasanya kami tutup sekitar jam 11 malam, tapi kalau PSIM lagi main, kami biasanya tutup lebih cepat karena habis," ujarnya sembari tersenyum.

Berkat berjualan di Stadion Mandala Krida dan jadi jujukan para suporter PSIM, usaha siomay Pak Sodhik berkembang pesat. Ia bercerita dahulu ia yang jual seorang diri menggunakan gerobak, kini bisa membuka warung dan mempekerjakan sekitar 10 orang karyawan untuk membantunya berjualan.

2 dari 2 halaman

Situasi Aman, Dagang Jadi Lega

Setelah 26 tahun berjualan, Pak Sodhik mengaku bahwa berjualan di area stadion sepak bola yang punya basis masa fanatik seperti PSIM itu tidak selamanya indah. Terkadang ada situasi-situasi yang cukup meresahkan baginya dan kawan-kawan pedagang UMKM lainnya.

"Iya mas, kalau dulu kan sering ada tawuran suporter. Nah itu kadang bikin kami pedagang jadi was-was mas," keluh Sodhik.

"Dulu pas lawan Persebaya (Liga 2, tahun 2017 red.) itu kan sempat ribut, dan itu juga ngefek ke kita pedagang mas. Pas itu beberapa warung itu dijarah," ujarnya.

Penampakan sepiring siomay di Siomay Mandala (c) Bola.net/Serafin Unus PasiPenampakan sepiring siomay di Siomay Mandala (c) Bola.net/Serafin Unus Pasi

Namun Sodhik bercerita bahwa kondisi itu sudah berangsur-angsur membaik, terutama di era Pegadaian Liga 2. Ia menyebut pengamanan yang lebih ketat yang disiapkan panpel membuat ia dan rekan-rekannya sesama pedagang UMKM di area Mandala Krida jadi lebih tenang.

Apalagi adanya kesepakatan damai 'Mataram Islah', antara para pendukung PSIM Yogyakarta, Persis Solo dan PSS Sleman yang selama ini terkenal punya rivalitas tinggi dan rentan gesekan membuat ia merasa situasinya jadi lebih aman dan kondusif untuknya berjualan.

PSIM sendiri menutup Pegadaian Liga 2 2024/2025 dengan hasil gemilang. Laskar Mataram berhasil keluar sebagai juara pertama dan berhak promosi ke Liga 1 pada musim depan.

Sodhik berharap kesuksesan PSIM ini juga bisa memberikan berkah tersendiri bagi dirinya dan para pedagang UMKM lainnya di sekitaran Stadion Mandala Krida.

"Harapannya sih semoga PSIM sukses selalu. Semoga musim depan kalau ada suporter tim lain yang datang ke sini semoga tidak rusuh dan bisa menikmati kuliner-kuliner di sekitaran Mandala Krida," pungkasnya.