
Bola.net - Mandeknya proses rekonsiliasi yang terjadi dalam mekanisme Joint Committee dinilai karena komposisi anggota komite bentukan Task Force AFC untuk Indonesia. Karena itulah, pasca JC menemui jalan buntu, keputusan mengenai proses rekonsiliasi bakal dikembalikan ke Task Force.
Menurut salah seorang anggota Joint Committee, Saleh Ismail Mukadar, proses yang terjadi di Joint Committee sudah tidak lagi bisa diteruskan. Pasalnya, kedua belah pihak tidak bisa menemui kata sepakat, bahkan untuk hal yang sudah tegas diputuskan AFC. Sebagai misal, pengelolaan Timnas. PSSI bersikeras menuruti aturan AFC bahwa pengelolaan Timnas berada di bawah federasi, sementara KPSI ngotot bahwa kewenangan pengelolaan Timnas berada di bawah Joint Committee.
"Nah, ini kan terjadi deadlock. Untuk urusan yang sudah jelas seperti ini saja mereka tidak mau patuh, lalu kenapa lagi proses ini harus diteruskan?" ujar Saleh, yang juga merupakan Deputi Sekretaris Jenderal PSSI bidang Kompetisi ini.
"Setelah mekanisme mengalami deadlock, ya sudah. Sudah selesai tugas JC. Berarti saat ini kewenangan untuk proses rekonsiliasi berada di tangan Task Force. Kami berharap mereka bisa menemukan jalan yang lebih baik lagi untuk menyelesaikan masalah ini," dia menambahkan.
Sebelumnya, Saleh sempat menegaskan keinginannya untuk 'memboikot' rapat JC. Pasalnya, dia kecewa dengan sikap delegasi KPSI, yang bersikeras tak melepas pemain ISL ke timnas jika pengelolaan timnas, termasuk penentuan pelatih, masih di tangan PSSI. Menurut Saleh, sikap ini menunjukkan egoisme KPSI.
"Ini urusan bangsa, bukan urusan organisasi. Kalau untuk hal ini saja tidak bisa diajak bicara, apalagi untuk urusan lainnya," Saleh menegaskan. (den/mac)
Menurut salah seorang anggota Joint Committee, Saleh Ismail Mukadar, proses yang terjadi di Joint Committee sudah tidak lagi bisa diteruskan. Pasalnya, kedua belah pihak tidak bisa menemui kata sepakat, bahkan untuk hal yang sudah tegas diputuskan AFC. Sebagai misal, pengelolaan Timnas. PSSI bersikeras menuruti aturan AFC bahwa pengelolaan Timnas berada di bawah federasi, sementara KPSI ngotot bahwa kewenangan pengelolaan Timnas berada di bawah Joint Committee.
"Nah, ini kan terjadi deadlock. Untuk urusan yang sudah jelas seperti ini saja mereka tidak mau patuh, lalu kenapa lagi proses ini harus diteruskan?" ujar Saleh, yang juga merupakan Deputi Sekretaris Jenderal PSSI bidang Kompetisi ini.
"Setelah mekanisme mengalami deadlock, ya sudah. Sudah selesai tugas JC. Berarti saat ini kewenangan untuk proses rekonsiliasi berada di tangan Task Force. Kami berharap mereka bisa menemukan jalan yang lebih baik lagi untuk menyelesaikan masalah ini," dia menambahkan.
Sebelumnya, Saleh sempat menegaskan keinginannya untuk 'memboikot' rapat JC. Pasalnya, dia kecewa dengan sikap delegasi KPSI, yang bersikeras tak melepas pemain ISL ke timnas jika pengelolaan timnas, termasuk penentuan pelatih, masih di tangan PSSI. Menurut Saleh, sikap ini menunjukkan egoisme KPSI.
"Ini urusan bangsa, bukan urusan organisasi. Kalau untuk hal ini saja tidak bisa diajak bicara, apalagi untuk urusan lainnya," Saleh menegaskan. (den/mac)
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 16:29
-
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025 16:12
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 16:09
-
Liga Spanyol 22 Oktober 2025 15:57
-
News 22 Oktober 2025 15:50
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 15:48
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...