
Bola.net - PSSI bersama dengan operator liga, I.League, secara resmi kembali memperpanjang kebijakan larangan suporter tandang untuk kompetisi BRI Super League musim 2025/2026. Keputusan kontroversial ini diambil dengan alasan utama untuk bisa menjaga keamanan dan juga ketertiban.
Kebijakan ini tentu saja langsung menuai pro dan juga kontra dari berbagai kalangan. Di satu sisi, langkah ini dinilai cukup efektif untuk bisa menekan potensi terjadinya kerusuhan antar suporter yang kerap terjadi.
Namun di sisi yang lain, aturan ini juga dianggap telah mengurangi gairah dan juga sportivitas dari sebuah kompetisi. Pengamat sepak bola nasional bahkan menyarankan agar aturan ini tidak perlu diterapkan secara pukul rata untuk semua pertandingan.
Perpanjangan dari larangan ini seolah menjadi sebuah dilema tersendiri bagi masa depan sepak bola Indonesia. Lantas, apa saja sebenarnya dampak positif dan juga negatif dari kebijakan ini, serta apa yang harus dilakukan ke depannya?
Dilema Antara Keamanan dan Gairah
Tujuan utama dari penerapan kebijakan ini adalah untuk bisa meningkatkan faktor keamanan selama pertandingan berlangsung. Potensi terjadinya gesekan, perkelahian, dan juga vandalisme yang melibatkan suporter tandang bisa ditekan secara signifikan.
Dengan tidak adanya suporter dari tim tamu, lingkungan stadion diharapkan bisa menjadi lebih aman. Para pemain dan juga wasit pun bisa lebih fokus pada jalannya pertandingan tanpa adanya tekanan berlebih.
Namun, ada sebuah harga yang harus dibayar mahal dari keputusan ini. Tanpa kehadiran suporter dari tim tamu, atmosfer dari sebuah pertandingan akan terasa jauh kurang meriah dan juga tidak lagi penuh gairah.
Selain itu, tim tamu juga akan sangat dirugikan karena tidak mendapatkan dukungan moral secara langsung dari para penggemar mereka. Aspek keadilan dan juga fair play dalam sebuah kompetisi pun pada akhirnya menjadi sedikit berkurang.
Pandangan Kritis dari Seorang Pengamat
Pengamat sepak bola nasional, Kesit Budi Handoyo, memberikan pandangan kritisnya mengenai kebijakan ini. Menurutnya, aturan larangan suporter tandang ini seharusnya tidak perlu diberlakukan secara pukul rata untuk semua pertandingan.
Ia berpendapat bahwa untuk laga-laga yang tidak memiliki sejarah rivalitas yang tinggi, suporter tandang sejatinya masih bisa diizinkan untuk hadir. Hal ini sangat penting untuk bisa menjaga agar suasana dari sebuah pertandingan tidak terasa hambar.
Lebih lanjut, Kesit Budi Handoyo juga menyoroti dampak langsung dari kebijakan ini terhadap jalannya pertandingan. Menurutnya, atmosfer laga menjadi kurang greget dan tim tamu kehilangan energi tambahan.
"Dampaknya, suasana pertandingan jadi kurang greget karena hanya dipenuhi suporter tuan rumah. Tim tamu merasa tidak dapat energi tambahan karena tidak ada dukungan dari suporter mereka," katanya kepada Bola.com, Rabu (6/8/2025).
Introspeksi Diri dari Suporter Jadi Kunci
Meskipun demikian, Kesit Budi Handoyo menegaskan bahwa larangan ini bukanlah sebuah solusi yang permanen. Ia menyebut bahwa para suporter sendiri kini harus mulai untuk bisa melakukan introspeksi diri.
Menurutnya, para suporter harus bisa sadar bahwa berbagai tindakan anarkis yang mereka lakukan hanya akan merugikan diri mereka sendiri. Selain itu, hal tersebut juga akan sangat merugikan bagi citra sepak bola Indonesia secara keseluruhan.
Kesadaran yang tinggi dari para suporter untuk bisa berhenti melakukan hal-hal yang anarkis adalah kunci utamanya. Hanya dengan begitu, gairah sepak bola Indonesia bisa kembali sepenuhnya tanpa mengorbankan keamanan.
"Dalam situasi ini yang harus dilakukan suporter ya harus introspeksi diri. Mereka harus sadar bahwa kondisi seperti ini tidak akan menguntungkan mereka," lanjutnya.
"Harus ada kesadaran yang tinggi dari suporter untuk tidak lagi melakukan hal-hal anarkis. Serta tindakan-tindakan lainnya yang merugikan dunia sepakbola kita," pungkasnya.
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 14 November 2025 19:44Timnas Indonesia U-22 vs Mali U-22: Fousseni Diawara Kembali dengan Misi Baru
-
Tim Nasional 14 November 2025 19:34Duel Ambisi Generasi Muda: Timnas Indonesia U-22 vs Mali U-22 di Pakansari
-
Tim Nasional 14 November 2025 16:15Timur Kapadze Masuk Radar Timnas Indonesia, tapi Klub Kazakhstan Juga Ikut Memburu
LATEST UPDATE
-
Liga Italia 14 November 2025 21:39 -
Liga Inggris 14 November 2025 21:36 -
Liga Italia 14 November 2025 21:21 -
Liga Italia 14 November 2025 21:06 -
Otomotif 14 November 2025 20:56 -
Olahraga Lain-Lain 14 November 2025 20:54
MOST VIEWED
- 10 Laga 10 Kemenangan: Borneo FC Lari Sendirian di Puncak Klasemen BRI Super League, Apa Rahasianya?
- BRI Super League: Persib Panen Efek Positif dari Panggung Asia
- BRI Super League: Beckham Putra Tak Mau Kehilangan Momentum, Fokus Laga Persib Bandung Lawan Dewa United
- Frans Putros Merespon Isu Bojan Hodak Bakal Latih Timnas Indonesia: Saya Harap Dia Tetap di Persib
HIGHLIGHT
- 5 Pemain yang Harus Segera Ditarik dari Masa Pemin...
- Juventus Resmi Pecat Igor Tudor, Ini 5 Kandidat Pe...
- 7 Rekan Satu Tim di Timnas yang Pernah Bertikai He...
- 4 Striker Terbaik Versi Harry Kane, Nama Thierry H...
- Real Madrid Siap Cuci Gudang? 4 Pemain Ini Bisa Pe...
- 3 Pemain Terbaik Versi Zlatan Ibrahimovic: Messi N...
- Terancam Gagal ke Piala Dunia, 6 Pemain Inggris In...
















:strip_icc()/kly-media-production/medias/5413393/original/013726600_1763129059-PHOTO-2025-11-14-20-16-58.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5412659/original/007356000_1763100464-ClipDown.com_582751056_18491715409079633_3143906725280384863_n.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5413375/original/003797000_1763127645-IMG_3732.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2301357/original/066773300_1533289258-153328925860327ilustrasi-sabu-sabu-di-daerah-tambang-1533217529.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5413365/original/020689600_1763125871-Prabowo_bersama_Raja_Yordania.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5413364/original/019315500_1763125685-Maha_Menteri_Keraton_Surakarta_KG_Panembahan_Agung_Tedjowulan.jpg)

