
Bola.net - Keputusan Petar Segrt untuk memutuskan kontraknya bersama PSM Makassar mengejutkan karena disampaikan secara tiba-tiba. Pihak yang terkait dengan PSM sepertinya terlena dengan sikap Petar yang dinilai loyal dan senang pada PSM maupun masyarakat Makassar.
Namun, kesabaran itu ada batasnya. Seperti itulah gambaran Petar ketika akhirnya memilih mundur sebagai pelatih PSM per Selasa (11/6). Itulah puncak kekecewaan pelatih asal Kroasia itu setelah melihat anak asuhnya mogok 3 minggu karena gaji mereka selama dua bulan belum dibayar.
"Kita bermain di kompetisi profesional. Kita adalah tim profesional tapi sikap profesionalisme itu tidak ada sama sekali. Mogok tiga minggu, manajemen tidak bayar gaji, itu sudah tidak profesional lagi," katanya saat jumpa pers di Hotel Aryaduta, Selasa (11/6) sore.
Selama berbicara kepada media, Petar yang menggunakan pakaian serba hitam, tidak lagi tampil menggebu-gebu seperti biasanya. Ia lebih banyak melihat tangannya, tanda dirinya dalam kondisi tidak baik. "Saya tidak bisa tersenyum sekarang. Saya dalam kondisi tidak baik," katanya.
"Kita jangan main-main. Saya ini pelatih profesional. Tapi tidak bisa bekerja dan menjalankan program dengan baik jika kondisi tim sudah tidak profesional. Saya tidak tahan, jadinya saya putuskan berhenti," lanjutnya.
Selama 21 bulan menangani PSM, lebih dari setahun Petar harus urut dada melihat kondisi PSM yang berulang-ulang. Gaji tidak dibayar, pemain mogok, gaji tidak dibayar, pemain mogok.
Petar berusaha untuk meredam aksi mogok itu dengan mengeluarkan uang pribadinya. Namun, hal itu tidak bisa dilakukan terus menerus. Pertengahan April lalu, pemain mogok beberapa hari karena gaji bulan Maret mereka hanya dibayar setengah.
Meski kesal karena harus mempersiapkan tim melawan Semen Padang saat itu, tapi Petar hanya bisa pasrah. Ia hanya berusaha dengan berbicara kepada manajemen dan membujuk pemain. Ia sudah menegaskan tidak akan mengeluarkan uang pribadinya demi menalagi gaji pemain.
Bukan hanya itu, Petar mulai berani 'mengancam' manajemen dan pemain usai lawan Pro Duta, 8 Mei lalu. Bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-47 itu, Petar sempat mengatakan bahwa jika kejadian ini tidak berubah, ia akan berhenti.
"Saya tidak suka adanya mogok latihan. Tapi, selama ini yang terjadi berulang-ulang: tidak ada gaji, mogok, tidak ada gaji, mogok. Kalau ini tidak dihentikan, saya harus katakan, 'Terima kasih PSM Makassar', dan saya akan pergi," katanya saat itu.
Ternyata pernyataan Petar saat itu tidak main-main. Ia sudah berusaha membujuk pemain. Dia juga berusaha menemui manajemen untuk berbicara, termasuk Ketua Umum Sadikin Aksa, tapi tidak pernah terealisasi. Ia makin kecewa karena pemain terus saja mogok.
"Kalau kalian ingat, saat ulang tahun saya bulan lalu, usai lawan Pro Duta, saya sudah sampaikan sinyal (pengunduran) ini. Tapi sepertinya tidak ada yang respek, tidak ada yang sadar," ujar Petar.
Menurut Petar, keputusannya sudah bulat. Meski berat harus meninggalkan ambisinya membawa PSM menembus tiga besar musim ini, tapi dia harus bersikap dengan kondisi saat ini. (nda/mac)
Namun, kesabaran itu ada batasnya. Seperti itulah gambaran Petar ketika akhirnya memilih mundur sebagai pelatih PSM per Selasa (11/6). Itulah puncak kekecewaan pelatih asal Kroasia itu setelah melihat anak asuhnya mogok 3 minggu karena gaji mereka selama dua bulan belum dibayar.
"Kita bermain di kompetisi profesional. Kita adalah tim profesional tapi sikap profesionalisme itu tidak ada sama sekali. Mogok tiga minggu, manajemen tidak bayar gaji, itu sudah tidak profesional lagi," katanya saat jumpa pers di Hotel Aryaduta, Selasa (11/6) sore.
Selama berbicara kepada media, Petar yang menggunakan pakaian serba hitam, tidak lagi tampil menggebu-gebu seperti biasanya. Ia lebih banyak melihat tangannya, tanda dirinya dalam kondisi tidak baik. "Saya tidak bisa tersenyum sekarang. Saya dalam kondisi tidak baik," katanya.
"Kita jangan main-main. Saya ini pelatih profesional. Tapi tidak bisa bekerja dan menjalankan program dengan baik jika kondisi tim sudah tidak profesional. Saya tidak tahan, jadinya saya putuskan berhenti," lanjutnya.
Selama 21 bulan menangani PSM, lebih dari setahun Petar harus urut dada melihat kondisi PSM yang berulang-ulang. Gaji tidak dibayar, pemain mogok, gaji tidak dibayar, pemain mogok.
Petar berusaha untuk meredam aksi mogok itu dengan mengeluarkan uang pribadinya. Namun, hal itu tidak bisa dilakukan terus menerus. Pertengahan April lalu, pemain mogok beberapa hari karena gaji bulan Maret mereka hanya dibayar setengah.
Meski kesal karena harus mempersiapkan tim melawan Semen Padang saat itu, tapi Petar hanya bisa pasrah. Ia hanya berusaha dengan berbicara kepada manajemen dan membujuk pemain. Ia sudah menegaskan tidak akan mengeluarkan uang pribadinya demi menalagi gaji pemain.
Bukan hanya itu, Petar mulai berani 'mengancam' manajemen dan pemain usai lawan Pro Duta, 8 Mei lalu. Bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-47 itu, Petar sempat mengatakan bahwa jika kejadian ini tidak berubah, ia akan berhenti.
"Saya tidak suka adanya mogok latihan. Tapi, selama ini yang terjadi berulang-ulang: tidak ada gaji, mogok, tidak ada gaji, mogok. Kalau ini tidak dihentikan, saya harus katakan, 'Terima kasih PSM Makassar', dan saya akan pergi," katanya saat itu.
Ternyata pernyataan Petar saat itu tidak main-main. Ia sudah berusaha membujuk pemain. Dia juga berusaha menemui manajemen untuk berbicara, termasuk Ketua Umum Sadikin Aksa, tapi tidak pernah terealisasi. Ia makin kecewa karena pemain terus saja mogok.
"Kalau kalian ingat, saat ulang tahun saya bulan lalu, usai lawan Pro Duta, saya sudah sampaikan sinyal (pengunduran) ini. Tapi sepertinya tidak ada yang respek, tidak ada yang sadar," ujar Petar.
Menurut Petar, keputusannya sudah bulat. Meski berat harus meninggalkan ambisinya membawa PSM menembus tiga besar musim ini, tapi dia harus bersikap dengan kondisi saat ini. (nda/mac)
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 18 Oktober 2023 08:36
Petar Segrt, Eks Pelatih PSM Makassar yang Sukses Bikin Malu Timnas Malaysia
-
Piala Dunia 2 November 2015 15:18
-
Bola Indonesia 29 Juni 2015 10:55
Asprov PSSI Jateng: Oknum LPI Dalang Kisruh Sepakbola Nasional
LATEST UPDATE
-
Bola Indonesia 11 September 2025 09:16
-
Bola Indonesia 11 September 2025 09:12
-
Voli 11 September 2025 09:11
-
Tim Nasional 11 September 2025 09:10
-
Bolatainment 11 September 2025 09:09
-
Tim Nasional 11 September 2025 09:07
MOST VIEWED
- Jadwal Lengkap Persib Bandung di BRI Super League 2025/2026
- Reshuffle Kabinet Merah Putih: Siapa Pengganti Dito Ariotedjo di Kursi Menpora?
- Kronologi Dito Ariotedjo Direshuffle Presiden Prabowo dari Menpora: Diinformasikan Tadi Pagi
- Jelang Persib vs Persebaya di Pekan 5 BRI Super League: Bajul Ijo Siapkan Taktik Khusus
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...