Anders Limpar: Bermain Untuk George Graham Bagai Hidup di Irak

Anders Limpar: Bermain Untuk George Graham Bagai Hidup di Irak
Limpar enggan bermain untuk Graham.© AFP
Bola.net - Mantan bintang Arsenal, Anders Limpar mengatakan bahwa pengalamannya bermain untuk bos "The Gunners" George Graham bagaikan "hidup di Irak di bawah rezim Saddam Hussein."

Pemain asal Swedia yang memenangi 5 tropi selama 4 tahun di London itu menambahkan bahwa pelatih asal Skotlandia tersebut bahkan tidak mau menjabat tangannya setelah mengatakan bahwa kontraknya tidak akan diperpanjang.

Limpar mengatakan pada stasiun TV Swedia, Aftonbladet TV: "Dia (Graham) itu memuakkan. Pernah saat kami latihan, dia memanggil salah satu pemain ke "ruang"nya -- meskipun sebenarnya itu bukan sebuah ruang, karena semua bisa mendengar apa yang dia katakan. Dia bilang ke pemain tadi bahwa dia sudah menjualnya ke Leeds.' Ketika pemain itu bilang dia tidak mau bergabung dengan Leeds, Graham hanya menjawab 'Well, kamu hanya butuh mengepak barang dan pergi.'

"Brengsek sekali dia. Aku tak pernah melihat ada pemain dibuat seperti itu. Dia benar-benar menangis, karena sudah bermain di Arsenal sejak umur 16 tahun."

Limpar bergabung dengan Gunners tahun 1990 setelah bermain untuk Cremonese. Selama di sana, dia telah mengoleksi 20 gol dari 116 pertandingan. Limpar juga menjadi favorit para pendukung Arsenal. Tahun 1992, dia berhasil menjebloskan bola ke gawang Liverpool dari jarak 40 yards (36,5 meter).

Namun tahun 1994, Graham memutuskan untuk melepas Limpar. Dan itu menjadi momen yang pahit buat Limpar karena sikap Graham yang menurutnya menyakitkan.

"Dia melepasku bulan April, padahal kontrakku habis bulan Mei," cerita Limpar. "Tak ada basa basi soal perpanjangan. Hanya 'selamat tinggal.' Aku bilang ke dia aku masih ingin terus bermain untuk Arsenal dan mencari kontrak baru. Tapi jawabnya cuma 'Tidak.'

"Aku bilang bahwa aku telah memenangkan banyak gelar dalam empat tahun untuknya. Tapi dia seenaknya bilang 'aku mendapatkan tawaran menarik dari Manchester City, jadi kamu harus kesana.'

"Jadi aku sadar kalau aku harus meninggalkan klub. Lantas aku ulurkan tangan untuk menjabatnya dan berterima kasih atas empat tahun di Arsenal. Dia hanya memutar kursinya dan menatap dinding. Jadi bahkan setelah empat tahun dia tidak mau menjabat tanganku."

Namun Limpar akhirnya bergabung dengan Everton, bukannya Manchester City. Di bawah tangan pelatih Joe Royle, dia memenangkan Piala FA tahun 1995. Limpar akhirnya pensiun dari sepakbola tahun 2001.  (gua/Rev)