Antara Main Aman atau Agresif: Dilema Arteta Jelang Laga Newcastle vs Arsenal

Antara Main Aman atau Agresif: Dilema Arteta Jelang Laga Newcastle vs Arsenal
Mikel Arteta memberikan instruksi pada skuad Arsenal di laga lawan Man City, Minggu (21/09/2025). (c) AP Photo/Kin Cheung

Bola.net - Mikel Arteta berada di persimpangan. Setelah dua laga besar melawan Liverpool dan Manchester City, banyak yang menilai sang pelatih terlalu berhati-hati.

Arsenal memang tidak kalah, namun juga gagal menang dalam laga-laga yang bisa menentukan arah persaingan gelar. Kini, jelang lawatan ke markas Newcastle United, tekanan agar Arsenal tampil lebih berani kembali menguat.

Kritik itu tidak datang tanpa alasan. Dalam dua laga melawan rival besar tersebut, Arteta menurunkan kombinasi lini tengah yang lebih fungsional ketimbang kreatif: Declan Rice, Martin Zubimendi, dan Mikel Merino.

Tanpa seorang kreator sejak awal, serangan Arsenal kerap tumpul dan terlalu mudah ditebak. Padahal, Eberechi Eze yang baru bergabung menunjukkan potensi besar untuk memberi warna berbeda.

Arteta mengakui dilema itu. Ia mempertanyakan kesiapan Eze bermain penuh, mengingat kondisi fisik dan adaptasi sang pemain yang belum sepenuhnya stabil.

Namun, fakta bahwa kehadiran Eze langsung mengubah ritme permainan melawan City memperlihatkan betapa pentingnya kreativitas di lini tengah Arsenal.

1 dari 4 halaman

Eze dan Dinamika Baru di Lini Tengah

Eze dan Dinamika Baru di Lini Tengah

Noni Madueke (kiri) dan Eberechi Eze dari Arsenal merayakan gol dalam laga Premier League antara Arsenal dan Nottingham Forest di London, 13 September 2025 (c) AP Photo/Kin Cheung

Masuknya Eze di babak kedua melawan Manchester City menjadi titik balik. Dalam waktu singkat, ia membantu Arsenal menyamakan kedudukan melalui assist untuk Gabriel Martinelli.

Pergerakannya di antara garis lawan dan kemampuan menerima bola dalam posisi siap menyerang memberi Arsenal fluiditas yang sebelumnya hilang.

Contoh sederhana terlihat dari satu momen: Eze menerima umpan dari Rice, berputar cepat, lalu mengalirkan bola ke Bukayo Saka.

Dalam tiga sentuhan, Arsenal sudah masuk kotak penalti City. Transisi cepat seperti ini jarang terlihat saat Arsenal mengandalkan trio gelandang yang lebih bertahan.

Namun, lawan berikutnya bukan sembarang tim. Newcastle United dikenal dengan pressing tinggi dan blok pertahanan disiplin. Di St. James’ Park, atmosfer dan intensitas bisa dengan cepat membungkam tim tamu yang lambat bereaksi.

Sejak kemenangan 2-0 Arsenal pada Mei 2023, mereka belum mencetak gol lagi dalam tiga kunjungan terakhir ke sana.

2 dari 4 halaman

Tantangan Gaya Main Newcastle

Tim asuhan Eddie Howe dikenal lihai menciptakan jebakan di tengah. Mereka mampu menutup ruang dan memaksa Arsenal bermain di area sendiri.

Bahkan, di musim 2023-24, Newcastle menjadi tim pertama yang membuat Arsenal gagal melepaskan satu pun tembakan tepat sasaran.

Arteta sudah belajar dari pengalaman. Ia tahu betul pentingnya mengontrol tempo, terutama di laga tandang berat. Musim lalu, pendekatan itu cukup efektif untuk menenangkan atmosfer lawan, tapi tidak selalu menghasilkan kemenangan.

Kini, dengan tuntutan publik agar Arsenal tampil lebih agresif, Arteta harus menimbang risiko dan potensi imbalannya.

Salah satu opsi adalah memberi peran sentral kepada Eze sejak awal. Ia bisa menjadi kunci membuka pertahanan rapat Newcastle, baik dari tengah maupun sisi sayap. Jika dimainkan di tengah, Martinelli mungkin akan diandalkan di sisi kiri untuk eksploitasi ruang dengan kecepatan dan dribelnya.

3 dari 4 halaman

Eksperimen Formasi dan Absennya Odegaard

Eksperimen Formasi dan Absennya Odegaard

Noni Madueke (kedua dari kanan) berebut bola dengan Jeremy Doku di laga Arsenal vs Man City, Minggu (21/09/2025). (c) AP Photo/Kin Cheung

Cederanya Martin Odegaard kembali menyulitkan rencana Arteta. Sang kapten masih belum sepenuhnya pulih, sehingga tanggung jawab kreativitas jatuh pada Eze. Pilihan lainnya, Ethan Nwaneri, bisa menjadi opsi mengejutkan jika Arteta berani mengambil risiko.

Musim lalu, Arsenal menggunakan formasi 4-4-2 saat melawan Newcastle dengan Rice dan Merino di tengah. Hasilnya, hanya satu tembakan tepat sasaran dan kekalahan 0-1.

Pendekatan itu dianggap terlalu konservatif. Kini, dengan tambahan pemain kreatif, publik berharap Arsenal tampil dengan pendekatan berbeda, lebih menyerang, lebih berani.

Eze telah membuktikan kemampuannya menghadapi tim dengan blok rendah seperti saat melawan Port Vale di Carabao Cup. Meski lawan bermain dengan formasi 5-4-1, Eze tetap mampu mencetak gol dan menciptakan peluang. Bukti bahwa ia bisa menjadi pembeda di laga sulit.

4 dari 4 halaman

Saatnya Arsenal Ambil Risiko?

Pertanyaannya kini: apakah Arteta siap mengambil risiko? Newcastle mungkin bukan tim paling produktif musim ini, namun pertahanan mereka solid dengan empat clean sheet dalam lima laga. Dengan gaya bermain mereka yang fleksibel antara back three dan back five, Arsenal perlu variasi serangan untuk menembusnya.

Keputusan Arteta akan mengirim pesan kuat: apakah ia lebih percaya pada kestabilan atau keberanian? Para suporter tentu ingin melihat Arsenal tampil menekan dan agresif, seperti tim yang memang mengincar gelar. Namun, Arteta tahu bahwa St. James’ Park adalah tempat di mana kesalahan kecil bisa berujung kekalahan besar.

Pada akhirnya, laga ini akan menjadi ujian bagi filosofi Arteta, apakah ia tetap berpegang pada kehati-hatian, atau mulai mempercayakan kreativitas untuk memecah kebuntuan.