Bersinar di Lapangan, Redup di Kursi Pelatih: Van Nistelrooy dan Mantan-mantan MU yang Gagal sebagai Peramu Taktik

Bola.net - Ruud van Nistelrooy, nama yang melegenda di Old Trafford, dikenal sebagai salah satu penyerang paling mematikan yang pernah berseragam Manchester United. Namun, pemain hebat belum tentu bisa menjadi pelatih yang hebat pula.
Selama periode 2001 hingga 2006, pemain asal Belanda ini menjelma menjadi mesin gol yang menakutkan bagi lawan-lawan MU. Torehan 150 gol dari 219 penampilannya menjadi bukti betapa tajamnya naluri mencetak golnya.
Dia juga menjadi bagian penting dalam kesuksesan Setan Merah meraih berbagai gelar bergengsi. Empat trofi juara berhasil dipersembahkannya, termasuk mahkota Premier League musim 2002/03.
Hal tersebut cukup kontras jika dibandingkan dengan karier kepelatihannya sejauh ini.
Jejak Suram di Leicester: Mimpi yang Terkubur di Zona Degradasi
Setelah gantung sepatu, Nistelrooy mencoba peruntungan di dunia kepelatihan. Dimulai dari menangani Jong PSV pada tahun 2021, kariernya berlanjut ke PSV Eindhoven (2022-2023), sempat menjadi caretaker di Manchester United (2024), hingga kini menukangi Leicester City.
Sayangnya, sentuhan magis Van Nistelrooy di depan gawang seolah tak menular ke taktik kepelatihannya. Bersama Leicester City, ia menghadapi kenyataan pahit yang jauh dari ekspektasi. Dari 18 pertandingan yang telah dilakoninya, hanya tiga kemenangan yang mampu diraih.
Sisanya berakhir dengan satu hasil imbang dan 14 kekalahan yang menyakitkan. Gawang Leicester juga kebobolan 42 kali, berbanding hanya 16 gol yang mampu mereka lesakkan.
Di ajang FA Cup, langkah Leicester di bawah asuhan Nistelrooy bahkan harus terhenti di putaran keempat usai dikalahkan mantan timnya, Manchester United, dengan skor tipis 1-2. Di Premier League, kondisi lebih mengkhawatirkan karena mereka masih terpuruk di zona degradasi.



Kutukan Kursi Panas: Solskjaer dan Mimpi yang Kandas di Tengah Jalan
Ole Gunnar Solskjaer, pahlawan kemenangan dramatis MU di final Liga Champions 1999, juga merasakan getirnya kursi kepelatihan. Setelah sukses bersama Molde di Norwegia, dia sempat dipercaya menangani Cardiff City, tapi gagal memberikan dampak signifikan.
Sempat kembali berjaya bersama Molde, takdir membawanya kembali ke Old Trafford sebagai caretaker pada Desember 2018. Performa apik di awal masa jabatannya membuat manajemen MU memberikan kontrak permanen hingga 2024.
Namun, seiring berjalannya waktu, performa MU di bawah asuhan Solskjaer mengalami naik turun yang signifikan. Setelah sempat memperpanjang kontrak hingga 2025, serangkaian hasil buruk di musim 2021/22 membuat manajemen klub mengambil keputusan berat untuk mengakhiri kerja samanya pada November 2021.
Sekarang, dia menangani Besiktas di Turki.
Giggs dan Beban Ekspektasi: Antara Legenda Lapangan dan Tantangan di Pinggir Lapangan
Ryan Giggs, pemilik rekor penampilan terbanyak untuk Manchester United, juga sempat mencicipi peran sebagai pelatih. Dia ditunjuk sebagai pemain-pelatih di bawah David Moyes pada tahun 2013.
Ketika Moyes dipecat pada April 2014, Giggs mengambil alih peran sebagai manajer interim hingga akhir musim. Dalam empat pertandingan yang dipimpinnya, dia mencatatkan dua kemenangan, satu hasil imbang, dan satu kekalahan.
Setelah Louis van Gaal ditunjuk sebagai manajer permanen, Giggs kemudian menjadi asisten manajer selama dua musim. Setelah itu, dia mencoba peruntungan sebagai manajer tim nasional Wales, di mana dia berhasil membawa tim lolos ke Euro 2020 sebelum akhirnya mengundurkan diri karena masalah di luar lapangan.
Keane dan Karakter Keras: Antara Sukses Awal dan Konflik Berkepanjangan
Roy Keane, kapten legendaris Manchester United yang dikenal dengan karakter kerasnya, juga mencoba peruntungan di dunia kepelatihan. Dia memulai kariernya sebagai manajer Sunderland pada tahun 2006.
Di musim pertamanya, Keane berhasil membawa Sunderland promosi ke Premier League dan bahkan meraih gelar Championship Manager of the Year. Namun, musim berikutnya di Liga Primer Inggris berjalan lebih sulit, dan dia mengundurkan diri pada Desember 2008.
Setelah itu, Keane juga sempat melatih Ipswich Town, tapi gagal memberikan hasil yang memuaskan dan akhirnya dipecat pada tahun 2011. Gaya manajemennya yang keras dan tanpa kompromi dikabarkan menjadi salah satu faktor penyebab kegagalannya.
Neville Bersaudara: Mimpi Spanyol yang Berakhir Pahit
Gary Neville, mantan bek kanan andalan Manchester United, juga sempat mencoba peruntungannya sebagai pelatih di Spanyol bersama Valencia pada tahun 2015. Keputusannya ditunjuk sebagai pelatih kepala cukup mengejutkan mengingat minimnya pengalaman melatih dan kendala bahasa.
Bersama sang adik, Phil Neville yang juga menjadi bagian dari staf pelatih, Gary gagal memberikan dampak positif bagi Valencia. Setelah hanya meraih tiga kemenangan dari 16 pertandingan liga, dia akhirnya dipecat pada Maret 2016.
Phil Neville sendiri juga sempat menjadi pelatih kepala timnas wanita Inggris dan Inter Miami. Meskipun sempat meraih beberapa kesuksesan bersama timnas wanita Inggris, kariernya di Inter Miami juga berakhir dengan pemecatan akibat performa tim yang kurang memuaskan.
Rooney dan Jalan Terjal di Dunia Kepelatihan
Wayne Rooney, pencetak gol terbanyak sepanjang masa Manchester United, juga telah merintis kariernya sebagai pelatih. Dia memulai kariernya sebagai pemain-pelatih di Derby County pada tahun 2020.
Meskipun menghadapi berbagai kesulitan termasuk masalah finansial klub, Rooney sempat menunjukkan potensi dengan membawa Derby keluar dari zona degradasi. Namun, klub akhirnya terdegradasi dan Rooney mengundurkan diri.
Setelah itu, dia sempat melatih DC United di MLS, tapi gagal membawa mereka lolos ke babak playoff. Kembali ke Inggris, dia sempat menukangi Birmingham City dan Plymouth Argyle, tapi kedua periode tersebut berakhir dengan pemecatan akibat performa tim yang tidak memuaskan.
Fenomena bintang lapangan yang redup di kursi pelatih seolah menjadi ironi tersendiri dalam dunia sepak bola. Meskipun memiliki segudang pengalaman dan pemahaman taktik di level tertinggi sebagai pemain, mentransformasikan pengetahuan tersebut menjadi strategi dan motivasi yang efektif bagi tim ternyata menjadi tantangan yang jauh lebih besar.
Kisah Van Nistelrooy hingga Rooney ini menjadi pengingat bahwa kehebatan di lapangan hijau tidak selalu berbanding lurus dengan kesuksesan di pinggir lapangan.
Klasemen Premier League
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 6 September 2025 00:33
Debut Manis Miliano Jonathans, Apresiasi Sananta buat Suporter Timnas Indonesia
-
Tim Nasional 6 September 2025 00:22
Dukungan Suporter Timnas Indonesia Tinggalkan Kesan Mendalam buat Pemain Lawan
-
Liga Inggris 5 September 2025 23:48
Chelsea Coba Tikung MU untuk Perburuan Bintang Timnas Inggris Ini
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 6 September 2025 02:53
-
Tim Nasional 6 September 2025 01:39
-
Tim Nasional 6 September 2025 01:00
-
Tim Nasional 6 September 2025 00:33
-
Tim Nasional 6 September 2025 00:22
-
Liga Inggris 5 September 2025 23:48
MOST VIEWED
- Grimsby Town Melanggar Aturan Pendaftaran Pemain, Manchester United Otomatis Lolos ke Carabao Cup?
- Alasan Manchester United Pilih Senne Lammens ketimbang Emi Martinez: Calon Pewaris Takhta Courtois!
- Cerita Kegagalan MU di Hari Terakhir Bursa Transfer: Donnarumma Memilih Man City, Gallagher Beda Kemauan!
- Sudah Tes Medis, Kenapa Transfer Marc Guehi ke Liverpool Malah Gagal di Menit Akhir?
HIGHLIGHT
- Eberechi Eze
- 7 Pemain yang Pernah Disejajarkan dengan Lionel Me...
- 9 Transfer yang Direbut Klub Lain: Eze, Willian, H...
- Eberechi Eze Menyusul? 5 Pemain yang Lebih Memilih...
- 5 Manajer Premier League yang Paling Berisiko Dipe...
- 4 Pemain Bebas Transfer yang Bisa Direkrut Real Ma...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...