Kisah Antoine Semenyo: Ditolak Arsenal dan Crystal Palace, Kini Bikin Man City-nya Guardiola Jatuh Cinta

Kisah Antoine Semenyo: Ditolak Arsenal dan Crystal Palace, Kini Bikin Man City-nya Guardiola Jatuh Cinta
Winger Bournemouth, Antoine Semenyo. (c) AP Photo/Sean Ryan

Bola.net - Antoine Semenyo sedang menjadi buah bibir di bursa transfer Januari ini. Manchester City dikabarkan siap menebus mahal penyerang Bournemouth tersebut.

Namun, siapa sangka perjalanan karier pemain berusia 25 tahun ini sangat berliku. Ia bukanlah produk akademi elit yang mulus sejak kecil.

Semenyo muda pernah merasakan pahitnya penolakan dari klub-klub besar London. Arsenal hingga Tottenham Hotspur pernah membuangnya mentah-mentah.

Momen terberat terjadi saat ia gagal seleksi di Crystal Palace saat remaja. Ia menangis histeris dan sempat memutuskan berhenti bermain bola.

Kini, roda nasib berputar drastis bagi penyerang Timnas Ghana tersebut. Berikut kisah inspiratif Antoine Semenyo selengkapnya Bolaneters.

1 dari 4 halaman

Hampir Menyerah di Usia 15 Tahun

Hampir Menyerah di Usia 15 Tahun

Penyerang Bournemouth, Antoine Semenyo (c) Premier League Official

Semenyo memiliki klausul rilis senilai £65 juta yang siap ditebus Manchester City. Angka fantastis untuk pemain yang dulunya "tidak diinginkan".

Titik terendah dalam hidupnya terjadi saat ia berusia 15 tahun. Setelah trial delapan minggu di Crystal Palace, ia dinyatakan tidak cukup bagus.

"Saya pergi ke beberapa klub dan diberitahu hal yang sama, bahwa saya tidak cukup bagus. Sulit bagi seorang anak kecil mendengar itu," ujar Semenyo kepada Sky Sports.

Penolakan dari Palace adalah yang paling menyakitkan baginya. Ia merasa sudah memberikan segalanya namun tetap gagal.

"Palace paling memukul saya karena saya berada di sana begitu lama. Trial saya diperpanjang dan saya pikir saya akan direkrut, tapi itu tidak terjadi," lanjutnya.

Emosi Semenyo pecah saat perjalanan pulang. Ia merasa dunia sepak bola telah menutup pintu baginya.

"Saya ingat masuk ke mobil sambil menangis dan berkata pada ayah, 'Kenapa ini terus terjadi?'. Saya berhenti main bola setahun setelahnya," kenang Semenyo.

Pertandingan Selanjutnya
Premier League Premier League | 27 Desember 2025
Brentford Brentford
22:00 WIB
Bournemouth Bournemouth
Premier League Premier League | 27 Desember 2025
Nottingham Forest Nottingham Forest
19:30 WIB
Man City Man City
2 dari 4 halaman

Peran Sang Ayah dan Latihan Unik

Peran Sang Ayah dan Latihan Unik

Winger Bournemouth, Antoine Semenyo (c) Bournemouth Official

Selama satu tahun vakum, Semenyo sama sekali tidak menyentuh olahraga. Berat badannya naik drastis.

Namun, dukungan keluarga menjadi kunci kebangkitannya. Sang ayah, Larry, yang juga mantan pesepak bola, punya metode latihan unik sejak Semenyo kecil.

"Ayah biasa menyuruh saya menendang apa saja dengan kedua kaki, entah itu kertas, kaleng, apa saja," tuturnya.

Latihan sederhana itu ternyata berdampak besar. Semenyo kini dikenal sebagai penyerang yang mematikan dengan kedua kakinya.

"Pada usia enam tahun saya sudah bisa menendang dengan kedua kaki. Sekarang rasanya sudah seperti kebiasaan alami," tambah Semenyo.

3 dari 4 halaman

Ditemukan Lewat Jalur Belakang

Jalan Semenyo menuju Premier League terbuka lewat cara yang tidak biasa. Ia ditemukan oleh Dave Hockaday, mantan manajer Leeds United.

Hockaday melihat bakat besar Semenyo di sebuah open trial. Padahal saat itu kondisi fisik Semenyo belum ideal.

Ia kemudian bergabung dengan program perguruan tinggi Hockaday di Swindon. Di sinilah insting mencetak golnya kembali terasah tajam.

"Di musim panas, kami biasa bertanding melawan tim akademi dan saya ingat selalu mencetak gol lawan siapa saja," ceritanya.

Penampilan impresifnya membuat klub-klub yang dulu menolaknya kembali mendekat. Namun, ia memilih jalan lain.

"Saya mendapat banyak tawaran setelah itu: Bristol, Birmingham... Palace juga kembali. Saya memilih Bristol karena saya tidak ingin pindah rumah," jelasnya.

4 dari 4 halaman

Ditempa Kerasnya Liga Bawah

Setelah direkrut Bristol City, Semenyo tidak langsung nyaman. Ia harus menjalani masa peminjaman di kasta keenam bersama Bath City.

Di sana, ia belajar bahwa teknik cantik ala akademi tidak selalu berguna. Sepak bola di level bawah jauh lebih brutal.

"Saat main di U-23 semua terlihat indah tiki-taka, tapi masuk ke sepak bola pria, lapangannya tak bagus," kata Semenyo.

Ia harus beradaptasi dengan permainan fisik yang mengandalkan adu badan. Pengalaman ini membentuk mental bajanya.

"Anda melawan orang yang jauh lebih berpengalaman dan cuma ingin menendang Anda. Saya tidak terbiasa dengan itu, tapi Bath adalah pengalaman hebat," akunya.

Kini, semua perjuangan itu terbayar lunas. Semenyo telah membuktikan diri sebagai salah satu penyerang paling berbahaya di Inggris.

"Saya hanya ingin membuktikan bahwa saya cukup bagus untuk berada di tempat saya sekarang, itulah pola pikir saya sejak muda," pungkasnya.