Man United Mau Keluarkan Versi Terbaik Matheus Cunha? Begini Caranya!

Man United Mau Keluarkan Versi Terbaik Matheus Cunha? Begini Caranya!
Matheus Cunha (c) Premier League

Bola.net - Manchester United akhirnya mengamankan transfer Matheus Cunha di hari pertama bursa transfer musim panas. Namun yang lebih menarik, sang pemain sudah lebih dulu membocorkan kunci agar bisa mengeluarkan versi terbaik dirinya di Old Trafford.

Cunha bukan tipe pemain yang bisa dipaksa tampil hebat dengan tekanan atau teriakan keras. Ia justru berkembang lewat rasa percaya dan kedekatan emosional dengan pelatih maupun klub.

Dari pengalamannya bersama Wolves, Cunha tahu betul bahwa kasih sayang bisa menghidupkan kembali karier seorang pemain. Kini, ia berharap sentuhan serupa bisa membuatnya bersinar di bawah pelatih anyar United, Ruben Amorim.

1 dari 5 halaman

Butuh Kasih Sayang, Bukan Tekanan

Butuh Kasih Sayang, Bukan Tekanan

Matheus Cunha dalam laga Premier League antara Wolverhampton vs Arsenal. (c) AP Photo/Rui Vieira

Dalam sebuah wawancara dengan The Guardian, Matheus Cunha secara terbuka mengakui bahwa ia adalah tipe pemain yang membutuhkan rasa nyaman. Menurutnya, perhatian kecil bisa membuat perbedaan besar dalam performa.

Cunha merasakan titik terendah saat memperkuat Atletico Madrid, sebelum akhirnya menemukan kebahagiaan kembali di Wolves. “Kadang dalam hidup kita hanya butuh kasih sayang,” ujar Cunha kepada The Guardian pada Maret lalu.

“Orang-orang pikir kami punya segalanya, tapi kami juga manusia. Kami butuh pengertian – kami juga punya kesulitan. Wolves mengembalikan kebahagiaan saya. Para fans memberi saya banyak hal. Status saya saat ini, performa saya, dan kebahagiaan saya, itu semua karena mereka,” tambahnya.

2 dari 5 halaman

Gary O'Neil Mengubah Segalanya

Gary O'Neil Mengubah Segalanya

Matheus Cunha beraksi dalam laga Liverpool vs Wolverhampton di Premier League 2024/2025, Minggu (16/2/2025). (c) AP Photo/Ian Hodgson

Awalnya, Cunha kesulitan menyesuaikan diri di bawah gaya keras Julen Lopetegui di Wolves. Namun semua berubah ketika Gary O’Neil datang dan memahami kebutuhan emosional sang pemain.

O’Neil membangun kedekatan personal yang membuat Cunha kembali bermain dengan senyum. “Gary benar-benar memahami saya,” kata Cunha.

“Dia datang dan bilang: ‘Bro, saya rasa kamu orang yang luar biasa, tapi kamu butuh kasih sayang. Dan saya akan memberi kamu kasih sayang. Saya akan marah saat perlu marah, tapi saya akan seperti keluarga untuk kamu’. Saat seseorang melihat dirimu lebih dari sekadar pemain, itu menyentuhmu,” jelasnya.

3 dari 5 halaman

Ruben Amorim Punya Pendekatan yang Sama

Manchester United menunjuk Ruben Amorim bukan hanya karena taktiknya, tapi juga karena kemampuannya dalam membangun hubungan personal dengan pemain. Gaya manajemen ini sejalan dengan kebutuhan Cunha.

Amorim dikenal sebagai pelatih yang dekat secara emosional dengan skuadnya. Ia tak hanya bicara taktik, tapi juga mencoba memahami sisi personal pemain.

Hal ini bisa menjadi kombinasi sempurna untuk membuat Cunha berkembang maksimal di musim pertamanya bersama United. Jika chemistry ini terjalin sejak awal, bukan tidak mungkin performa Cunha langsung meledak di Premier League.

4 dari 5 halaman

Sudah Matang, Tapi Masih Bisa Meledak

Cunha baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-26 dan kini berada di puncak usia emas seorang pesepak bola. Meski sudah terbukti di Premier League, banyak yang yakin performanya belum menyentuh level terbaik.

Statistik membuktikan, tak ada pemain Brasil yang mencetak lebih banyak gol liga di Eropa sejak musim lalu dibanding Cunha (27 gol). Nama-nama besar seperti Vinicius Jr, Rodrygo, hingga Raphinha bahkan masih di bawahnya.

Manchester United pun percaya bahwa Cunha adalah paket lengkap. Bukan hanya kualitas di lapangan, tapi juga kepribadian yang kuat dan karisma yang bisa menyatu dengan ruang ganti.

5 dari 5 halaman

Profesionalisme dan Loyalitas Tak Perlu Diragukan

Menariknya, Cunha sebenarnya bisa saja hengkang dari Wolves pada Januari lalu. Namun ia memilih bertahan demi membantu klub keluar dari zona degradasi.

“Saya mendapat banyak tawaran, tapi saya tak akan merasa tenang kalau meninggalkan klub di tengah musim saat situasi sedang sulit,” ungkap Cunha.

“Beberapa hal memang di luar kendali, tapi saya tak bisa tinggalkan mereka saat sedang berjuang di zona degradasi. Sekarang kami hampir mencapai target bertahan. Tapi saya sudah bilang, saya ingin naik level. Saya ingin bertarung untuk gelar dan hal-hal besar. Saya punya potensi,” tutupnya.