
Bola.net - Sebuah kritik tajam dilontarkan oleh mantan pelatih penyerang Manchester United, Benni McCarthy, mengenai kebijakan transfer klub. Menurutnya, keputusan Setan Merah untuk menjual Scott McTominay adalah sebuah kesalahan yang sangat fatal.
Seperti yang diketahui, McTominay dilepas ke Napoli pada musim panas lalu. Ironisnya, di saat Manchester United terpuruk di peringkat ke-15, McTominay justru tampil gemilang dengan membawa Napoli meraih Scudetto dan bahkan dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Serie A.
McCarthy dengan tegas menyebut bahwa penjualan gelandang asal Skotlandia itu adalah "salah satu kesalahan terbesar dalam sepak bola". Ia merasa United telah kehilangan seorang pemain yang lahir untuk membela panji Setan Merah.
Meskipun begitu, McCarthy menaruh sedikit harapan pada rekrutan baru, Matheus Cunha. Ia berharap Cunha bisa mengembalikan semangat juang yang hilang seiring dengan kepergian McTominay.
Kesalahan Terbesar MU
Kontrasnya nasib Scott McTominay dan Manchester United musim lalu membuat keputusan penjualan sang pemain terlihat sangat buruk. McTominay, seorang produk asli akademi, menjelma menjadi bintang di Italia.
Di sisi lain, Manchester United justru menjalani salah satu musim terburuk mereka. Bagi Benni McCarthy, membiarkan pemain dengan karakter seperti McTominay pergi adalah sebuah blunder yang tak termaafkan.
"Memang, ada alasan berbeda mengapa Anda terkadang menjual pemain binaan sendiri," ujar McCarthy dikutip dari Metro.
"Ketika mereka pergi, keuntungannya memungkinkan Anda untuk merekrut lebih banyak pemain. Meski begitu, itu adalah salah satu kesalahan terbesar dalam sepak bola karena membiarkannya pergi," tegasnya.
Karakter yang Hilang dan Harapan pada Cunha
Menurut Benni McCarthy, kepergian McTominay tidak hanya soal kehilangan kualitas teknis. Lebih dari itu, United telah kehilangan seorang pemain dengan semangat juang dan karakter yang sangat dibutuhkan di ruang ganti.
Ia mengakui bahwa McTominay mungkin bukan pemain yang paling teknikal, tetapi ia memiliki daya juang yang luar biasa. Karakter inilah yang ia harapkan bisa kembali hadir melalui sosok rekrutan baru, Matheus Cunha.
"Dia (McTominay) lahir untuk bermain bagi United. Mungkin dia bukan yang paling teknikal, tetapi dia punya semangat juang, dan saya pikir itulah yang akan mereka dapatkan kembali dari Matheus Cunha," jelas McCarthy.
"Scotty adalah pemain yang Anda cari di ruang ganti untuk membawa Anda ke tempat yang Anda inginkan. Membiarkannya pergi dengan biaya transfer yang kecil adalah sebuah hal yang sangat disayangkan. Saya pikir semua orang di klub menyesali keputusan itu," sambungnya.
Mimpi yang Jadi Nyata bagi Matheus Cunha
Harapan yang disematkan Benni McCarthy pada Matheus Cunha tampaknya tidak salah alamat. Pasalnya, pemain asal Brasil itu datang ke Old Trafford dengan membawa sebuah kecintaan yang tulus dan mendalam untuk klub.
"Cunha bisa mengembalikan semangat yang hilang setelah McTominay pergi," ujar McCarthy.
Bagi Cunha, bergabung dengan Manchester United adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Ia bahkan tidak ragu memilih United meskipun tahu bahwa klub sedang berada dalam masa-masa sulit.
"Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan," kata Cunha kepada media resmi klub.
"Mungkin di luar sana, saya pikir mungkin keputusan saya ini tidak mereka pahami. Tetapi ketika Anda selalu bermimpi untuk bermain di sini, lebih mudah untuk memilih keputusan ini. Bagi saya, tidak ada klub lain yang seperti United," ungkapnya.
Kisah Emosional dari Rumah Nenek
Kecintaan Cunha pada Manchester United ternyata sudah terpupuk sejak ia masih kecil. Ia menceritakan sebuah kisah emosional tentang bagaimana ia harus berjuang hanya untuk bisa menyaksikan tim idolanya berlaga.
Rumahnya dan rumah sepupunya tidak memiliki saluran televisi yang menyiarkan Liga Inggris. Satu-satunya tempat di mana mereka bisa menonton adalah di rumah nenek mereka setiap akhir pekan.
"Hanya di rumah nenek saya, kami bisa menonton Premier League, jadi kami mengatur untuk pergi ke sana setiap akhir pekan," kenangnya.
"Dan bagi saya, klub ini selalu ada di dalam diri saya. Ketika saya bermain dengannya (sepupu) di jalan, di pantai, di lapangan kerikil, kami menamai lapangan itu 'Old Trafford'. Bayangkan! Jadi, wow, sangat sulit untuk berada di sini sekarang, dan mengingat masa lalu. Ini sangat emosional bagi saya," pungkasnya.
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Inggris 5 September 2025 23:48
Chelsea Coba Tikung MU untuk Perburuan Bintang Timnas Inggris Ini
-
Liga Inggris 5 September 2025 23:23
-
Liga Inggris 5 September 2025 23:01
Bintang Atletico Madrid Ini Masuk Daftar Belanja MU di Januari 2026
-
Liga Italia 5 September 2025 20:21
Klasemen Anggaran Gaji Klub-klub Serie A: Milan Posisi 5, Siapa Empat Teratas?
-
Liga Inggris 5 September 2025 15:11
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 6 September 2025 07:08
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:25
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:14
-
Piala Dunia 6 September 2025 04:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 03:31
MOST VIEWED
- Grimsby Town Melanggar Aturan Pendaftaran Pemain, Manchester United Otomatis Lolos ke Carabao Cup?
- Alasan Manchester United Pilih Senne Lammens ketimbang Emi Martinez: Calon Pewaris Takhta Courtois!
- Cerita Kegagalan MU di Hari Terakhir Bursa Transfer: Donnarumma Memilih Man City, Gallagher Beda Kemauan!
- Sudah Tes Medis, Kenapa Transfer Marc Guehi ke Liverpool Malah Gagal di Menit Akhir?
HIGHLIGHT
- Eberechi Eze
- 7 Pemain yang Pernah Disejajarkan dengan Lionel Me...
- 9 Transfer yang Direbut Klub Lain: Eze, Willian, H...
- Eberechi Eze Menyusul? 5 Pemain yang Lebih Memilih...
- 5 Manajer Premier League yang Paling Berisiko Dipe...
- 4 Pemain Bebas Transfer yang Bisa Direkrut Real Ma...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...