Starting XI Terbaik Sepanjang Masa Pilihan Eric Cantona: Tanpa Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, Penuh Kejutan!

Starting XI Terbaik Sepanjang Masa Pilihan Eric Cantona: Tanpa Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, Penuh Kejutan!
Eric Cantona (c) AFP

Bola.net - Nama Eric Cantona selalu membawa bobot besar ketika berbicara soal sepak bola. Mantan bintang Manchester United itu dikenal sebagai sosok yang eksentrik, berprinsip, dan punya pandangan unik mengenai permainan indah ini.

Maka ketika FourFourTwo meminta Cantona menyusun starting XI terbaik sepanjang masa, hasilnya pun mencuri perhatian, bukan hanya karena kualitas pilihan, tetapi juga keberanian meninggalkan nama-nama besar seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, bahkan Pele.

Perlu digarisbawahi, daftar ini dibuat Cantona pada tahun 2006. Pada masa itu, Messi dan Ronaldo belum mencapai level fenomenal seperti sekarang. Namun tetap saja, pilihan Cantona menghadirkan perspektif yang berbeda.

Dari kiper entertainer, bek revolusioner, hingga gelandang flamboyan dan penyerang elegan, susunan XI versi Cantona benar-benar menghadirkan napas artistik yang kuat.

Inilah daftar yang bukan sekadar mengumpulkan pemain terbaik, tetapi menyatukan kepribadian sepak bola yang dianggap Cantona sebagai esensi permainan.

1 dari 12 halaman

Rene Higuita (GK)

Penjaga gawang pertama yang muncul di benak Eric Cantona bukanlah sosok konvensional, melainkan Rene Higuita: si penemu tendangan “Scorpion”. Cantona memilihnya bukan hanya karena kemampuan bertahannya, tetapi karena hiburan dan keberanian yang ia bawa ke lapangan.

Cantona mengatakan Higuita "melakukan trik" tetapi juga "penjaga gawang yang hebat". Ia menilai Higuita sebagai sosok yang mengambil risiko dan yang terpenting, menjadi "penghibur di tim saya."

Pertandingan Selanjutnya
Premier League Premier League | 30 November 2025
Crystal Palace Crystal Palace
19:00 WIB
Man United Man United
2 dari 12 halaman

Junior (RB)

Di posisi bek kanan, Cantona menunjuk legenda Brasil, Junior. Keputusan ini cukup unik mengingat Junior lebih dikenal sebagai bek kiri, tetapi Cantona melihatnya sebagai pemain serba bisa dengan kualitas komplet.

Cantona memuji Junior sebagai “pria sejati” yang bisa “bertahan tetapi dia juga bisa sangat bagus dalam menyerang.” Kombinasi itulah yang membuatnya masuk ke daftar elit Cantona.

3 dari 12 halaman

Franz Beckenbauer (CB)

Franz Beckenbauer (CB)

Franz Beckenbauer (c) AFP

Hanya ada satu bek tengah di susunan ini, dan Cantona tak ragu menunjuk sang “Kaiser”, Franz Beckenbauer. Ia menilai Beckenbauer sebagai sosok sempurna yang memadukan kepemimpinan dan kecerdasan bermain.

Cantona menggambarkannya sebagai "pemimpin", tetapi ia juga mengingat momen pribadi: Beckenbauer membuatnya menangis karena mengalahkan Belanda di final Piala Dunia 1974. “Saya menangis tersedu-sedu ketika mereka kalah,” kata Cantona. “Saya sangat sedih, tetapi sekarang saya mengerti semua tentang kecemerlangan sang Kaiser.”

4 dari 12 halaman

Giacinto Facchetti (LB)

Cantona merasa daftar ini tak lengkap tanpa bek Italia, dan pilihannya jatuh pada Giacinto Facchetti. Meski tak tumbuh dengan menonton langsung sang legenda, momen-momen penting yang ia pelajari meyakinkannya.

Ia menggambarkan Facchetti sebagai “pemain yang mulia” sekaligus bek yang mampu mencetak banyak gol. Kombinasi bakat dan elegansi membuat Facchetti tak tergantikan di posisi ini.

5 dari 12 halaman

Roy Keane (CM)

Roy Keane (CM)

Roy Keane. (c) AFP

Di lini tengah, salah satu dari dua mantan rekan setim masuk ke dalam daftar: Roy Keane. Gelandang pekerja keras ini dianggap Cantona sebagai sosok penting yang memberikan keamanan serta kepercayaan diri di lini tengah.

Cantona berkata: “Dia sangat cerdas dalam cara bermainnya dan percayalah: rasanya menyenangkan memiliki dia di belakang saya selama empat musim.”

6 dari 12 halaman

Carlos Valderrama (CM)

Di samping Keane, Cantona menempatkan Carlos Valderrama—sebuah pilihan yang artistik dan penuh sentuhan flair. Kepribadian Valderrama yang pendiam di luar lapangan tak mencerminkan aksinya sebagai kreator ulung di atas lapangan.

Cantona mengatakan Valderrama “pemalu dan pendiam”, tetapi di lapangan, ia “murah hati” dengan “visi yang luar biasa” dan “bisa membawa bola ke tempat yang diinginkannya.” Cantona bahkan menyebut bermain bersamanya sebagai “kesenangan yang luar biasa.”

7 dari 12 halaman

Diego Maradona (CM)

Diego Maradona (CM)

Suporter Argentina membawa poster Diego Maradona dalam laga Grup C Piala Dunia 2022 kontra Meksiko. (c) AP Photo/Hassan Ammar

Tak mengherankan jika Maradona masuk ke daftar Cantona. Bahkan, pemain Prancis itu menyebut Maradona sebagai pemain terhebat sepanjang masa. Ia menilai Maradona berbeda dari Pele karena beban besar yang harus ia pikul bersama Argentina.

Ia berkata: “Jika Anda mengeluarkan Maradona dari Argentina, mereka tidak akan memenangkan Piala Dunia, tetapi saya pikir Brasil tanpa Pele tetap akan menang.”

8 dari 12 halaman

Garrincha (RW)

Bagi Cantona, Garrincha adalah pesepakbola “sempurna”. Meski rekaman video yang tersisa tidak terlalu banyak, cerita dan tulisan tentang Garrincha justru membuatnya semakin istimewa di mata Cantona.

Cantona mengatakan ia tertarik pada sang legenda karena “cara orang berbicara dan menulis tentangnya.” Itu membuktikan kekuatan warisan Garrincha melampaui sekadar statistik.

9 dari 12 halaman

Johan Cruyff (LW)

Johan Cruyff (LW)

Johan Cruyff (c) La Liga

Johan Cruyff adalah salah satu inspirasi terbesar Cantona. Bahkan poster Cruyff pernah menghiasi dinding kamar masa kecilnya, menunjukkan betapa besar pengaruh sang maestro Belanda baginya.

Cantona memujinya sebagai “kreator” dan “inti dari sebuah revolusi dalam sepak bolanya.” Ia menambahkan: “Jika dia mau, dia bisa menjadi pemain terbaik di posisi mana pun di lapangan.”

10 dari 12 halaman

Mario Kempes (ST)

Pilihan Cantona untuk posisi penyerang pertama jatuh kepada Mario Kempes. Ia memilihnya bukan semata karena prestasi, tetapi karena gaya bermain sang legenda Argentina yang elegan dan penuh seni.

Cantona menilai Kempes sebagai sosok berkelas yang memainkan peran besar dalam keberhasilan Argentina di Piala Dunia 1978, alasan yang membuatnya lebih unggul dibanding nama-nama besar lain.

11 dari 12 halaman

George Best (ST)

Pilihan terakhir adalah George Best, pesepakbola yang sering digambarkan sebagai gabungan bakat murni dan gaya hidup yang penuh warna. Cantona menyebutnya sebagai “jiwa bebas” dengan “karisma yang luar biasa.”

Meskipun dikenal karena kehidupan glamornya, Cantona menegaskan bahwa ketika bermain, Best tetap profesional: “dia selalu fokus.”