Tony Pulis Tak Ingin Pemainnya Remehkan Bolton

- Tony Pulis, pelatih Stoke City, memperingatkan para pemainnya agar tidak menganggap remeh Bolton Wanderers pada pertandingan semifinal Piala FA yang untuk pertama kalinya sejak 1972.

Gol Danny Higginbothan pada babak kedua memastikan kemenangan 2-1 Stoke atas West Ham pada pertandingan perempat-final di Stadion Britannia, Senin.

Tapi Pulis segera mengingatkan para pemainnya agar tidak terlalu larut dengan kemenangan tersebut.

Stoke terhindar dari pertemuan dengan Manchester United pada pertandingan babak semifinal dan akan berhadapan dengan Bolton, klub berjuluk Trotters itu pada penampilan pertama mereka di babak empat besar Piala FA di Stadion Wembley sejak 39 tahun lalu.

Pulis mengingatkan para pemainnya untuk mewaspadai Bolton, tim asuhan pelatih Owen Coyle itu pada pertandingan semifinal yang akan digelar bulan depan.

Ia juga mengingatkan pemainnya bahwa Stoke saat ini masih belum aman di zona degradasi di Liga Utama Inggris.

"Tentu hal yang tidak menghormati Bolton bila kami mengatakan bahwa memang itulah undian yang kami inginkan," kata Pulis.

"Kami hanya ingin memenangi pertandingan, siapa pun lawan kami di semifinal akan hadapi dengan penuh rasa hormat. Bolton adalah tim mapan di Liga Utama Inggris, lebih mapan dari kami dan nanti pertandingan pasti akan berlangsung ketat," katanya.

"Tapi saya gembira melihat penampilan para pemain. Mereka telah memperlihatkan karakter dan kepercayaan diri untuk perjalanan ke Wembley," katanya menambahkan.

Pada pertandingan menghadapi West Ham, Stoke unggul lebih dulu pada menit ke-12 melalui gol Robert Huth, tapi keunggulan tersebut tidak berlangsung lama karena segera dibalas oleh Frederic Piquionne pada menit ke-30.

Tapi gol tersebut adalah gol kontroversial karena jelas terlihat bahwa pemain tersebut mencetak gol melalui tangan, namun tidak terlihat oleh wasit.

Matthew Etherington, pemain sayap Stoke, menyia-nyiakan peluang untuk mencetak gol ke gawang mantan klubnya itu pada babak kedua setelah gagal mengeksekusi tendangan penalti.

Higginotham akhirnya membayar kegagalan Etherington dengan mencetak gol penentu kemenangan Stoke melalui tendangan bebas pada menit ke-63.

"Selama dua setengah tahun sejak kami mendapat promosi, kami selalu tersingkir. Kami telah tiga kali mencapai perempat-final, dua kali di Piala FA dan sekali di Piala Liga, sekarang kami mencapai babak semifinal," kata Pulis.

"Rasanya fantastis bisa mencapai hasil tersebut. Semua orang meremehkan kami, tapi kami tidak tampil buruk," katanya.

"Saya sangat bangga dengan pemain saya. Masalah terbesar kami adalah karena orang tidak tertarik. Seolah kami tidak punya hak untuk mengalahkan tim lain, kecuali jika kami bisa bekerja keras," kata Pulis.

Sementara itu pelatih West Ham, Avram Grant, kegagalan untuk membawa The Hammers ke Wembley adalah untuk kedua kalinya tahun ini setelah sebelumnya disingkirkan Birmingham di semifinal Piala Liga.

Grant, pelatih asal Israel itu pun kemudian menumpahkan kekesalannya kepada wasit Mike Jones.

"Mungkin gol balasan menjadi sebab mengapa wasit mengawali pertandingan secara aneh. Apakah ia mencoba menjadikan skor imbang? Saya kira memang begitu, tapi saya tidak ingin berbicara terlalu banyak soal wasit," kata Grant.

"Saya kira Anda perlu bertanya kepada wasit. Seharusnya kami mendapat penalti pada akhir pertandingan, tapi dia tidak memberikannya," katanya.

"Kami ingin menang, kami sudah bermain bagus dan pertandingan di kandang Stoke selalu berlangsung ketat. Tidak mudah menghadapi mereka di sini" katanya menambahkan. (ant/afp/end)

Berita Terkait