4 Laga, 4 Kemenangan di Serie A, Tapi Napoli Justru Penuh Kewaspadaan

4 Laga, 4 Kemenangan di Serie A, Tapi Napoli Justru Penuh Kewaspadaan
Gelandang Napoli, Billy Gilmour merayakan golnya ke gawang Pisa di lanjutan Serie A 2025-2026. (c) Alessandro Garofalo/LaPresse via AP

Bola.net - Napoli menyapu bersih empat laga awal Serie A dengan kemenangan, namun Antonio Conte justru mengirim sinyal waspada. Sang allenatore menegaskan bahwa jalan timnya musim ini akan jauh lebih terjal dari yang dibayangkan banyak orang.

Kemenangan tipis 3-2 atas Pisa menjadi bukti nyata dari peringatannya. Laga tersebut menunjukkan betapa Napoli harus bekerja keras untuk mengamankan tiga poin di tengah jadwal yang padat.

Kondisi ini diperparah dengan kembalinya Partenopei ke Liga Champions setelah musim lalu absen. Tuntutan fisik dan mental untuk bersaing di dua kompetisi besar secara bersamaan menjadi tantangan baru.

Oleh karena itu, Conte merasa perlu untuk terus mengingatkan semua pihak agar tetap membumi. Ia ingin pasukannya belajar beradaptasi dengan tekanan yang datang dari segala penjuru.

1 dari 4 halaman

Beban Ganda di Pundak Napoli

Conte mengakui bahwa status sebagai juara bertahan Serie A memberikan beban tersendiri. Simbol Scudetto di dada para pemain bukan lagi sekadar kebanggaan, melainkan juga sebuah tanggung jawab besar.

Menurutnya, emblem tersebut secara otomatis melahirkan ekspektasi yang luar biasa tinggi. Setiap pertandingan kini terasa lebih berat karena semua lawan ingin mengalahkan sang juara.

Bagi skuad yang sedang dalam masa transisi, tekanan ini bisa menjadi sangat berbahaya. Conte sadar betul bahwa timnya perlu waktu untuk menyatu dengan status baru mereka.

"Ketika Anda memiliki simbol Scudetto di dada Anda, itu membebani Anda, dan itu mewakili sebuah batu besar ekspektasi," ujar Conte kepada Sky Sport Italia.

Pertandingan Selanjutnya
Serie A Serie A | 29 September 2025
AC Milan AC Milan
01:45 WIB
Napoli Napoli
2 dari 4 halaman

Skuad Baru, Tantangan Baru

Meskipun Napoli mendatangkan sembilan pemain baru, Conte menolak anggapan bahwa timnya telah melakukan belanja pemain yang hebat. Ia menegaskan bahwa membeli banyak pemain tidak sama dengan memiliki skuad yang sudah jadi dan solid.

Para pemain anyar tersebut datang dari situasi dan kultur sepak bola yang sangat berbeda. Mereka membutuhkan proses adaptasi untuk bisa menyatu sepenuhnya dengan skema permainan yang diinginkan sang pelatih.

Akibatnya, Napoli belum menjadi sebuah unit yang padu dan teruji untuk mengarungi berbagai kompetisi sekaligus. Tim harus belajar dan bertumbuh bersama seiring berjalannya pertandingan.

"Tidak seperti klub lain, kami tidak memiliki skuad yang terlatih dengan baik dan terbiasa bermain di Serie A, Liga Champions, Coppa Italia, dan Supercoppa Italiana," lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Belajar dari Kelelahan Mental dan Fisik

Ketatnya jadwal pertandingan mulai menunjukkan dampaknya pada skuad Napoli. Kekalahan melelahkan 0-2 dari Manchester City di Liga Champions, di mana mereka bermain dengan 10 orang selama lebih dari satu jam, jelas menguras energi.

Conte menyebut pengalaman bermain setiap tiga atau empat hari adalah hal baru bagi sebagian besar pemainnya. Stres fisik dan mental yang ditimbulkan tak bisa dihindari dan harus segera diatasi.

Menurutnya, ini adalah musim yang paling rumit karena tim dituntut meraih hasil maksimal sambil terus belajar. Kesalahan-kesalahan kecil akibat kelelahan harus bisa diterima sebagai bagian dari proses pendewasaan tim.

"Seperti yang saya katakan sebelumnya, pengalaman hanya bisa dipelajari saat bekerja. Ini akan menjadi musim yang paling rumit, karena kami mengintervensi pasar untuk mendatangkan sembilan pemain baru, dengan ekspektasi besar, dan ini berarti kami membutuhkan kesabaran, untuk menerima kesalahan sesekali," jelas Conte.

4 dari 4 halaman

Bahkan Guardiola Pun Tahu Kapan Harus Bertahan

Conte juga menyoroti perubahan tren taktik di level tertinggi sepak bola Eropa. Ia menggunakan laga Manchester City kontra Arsenal sebagai contoh nyata dari pernyataannya.

Setelah mengalahkan Napoli, tim asuhan Pep Guardiola justru tampil lebih defensif dan harus puas dengan hasil imbang 1-1. Hal ini menunjukkan bahwa tim paling dominan sekalipun tahu kapan waktunya untuk memprioritaskan hasil akhir.

Bagi Conte, sepak bola modern menuntut sebuah tim untuk bisa bermain dalam berbagai fase. Kemampuan menekan tinggi, bertahan di blok medium, hingga membangun serangan dari belakang sama pentingnya.

"Bahkan seorang pelatih seperti Guardiola ingin membawa pulang hasil kemarin dan tahu kapan ia harus bertahan," tutupnya.