
Bola.net - Kasus rasisme sedang menjadi polemik utama sepak bola Italia pada tahun 2019 ini. Hal tersebut sampai membuat pelatih Inter Milan, Antonio Conte, geleng-geleng kepala.
Perilaku negatif tersebut sebagian besar datang dari fans Cagliari. Setelah sempat mengejek Moise Kean kala menghadapi Juventus, mereka kembali mengulangi ujaran rasisme kepada penyerang Inter Milan, Romelu Lukaku.
Tak lama berselang, giliran Franck Kessie yang mengalami masalah serupa. Pemain berkebangsaan Pantai Gading itu menjadi korban rasisme saat membela AC Milan melawan Verona di ajang Serie A beberapa hari lalu.
Anehnya, FIGC tidak melakukan tindakan tegas. Mereka tidak memberi ganjaran hukuman kepada Cagliari atas perlakuan tidak terpuji yang dilakukan oleh fansnya. Bahkan dalam pernyataannya, FIGC tidak sama sekali menyinggung kasus yang dialami Kessie.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Kultur Kebencian Kian Memburuk
Permasalahan tidak sampai di situ saja. Beberapa waktu lalu, ultras Inter Milan sempat membuat pernyataan yang menyatakan dukungannya kepada fans Cagliari. Bahkan mereka meminta Lukaku, yang telah mempersembahkan dua gol kepada Inter, untuk memaklumi.
Kemudian, ujaran rasisme sempat terlontar melalui layar kaca. Salah satu pandit kawakan Italia, Luciano Passirani, secara terang-terangan mengejek Lukaku. "Untuk menghentikannya, anda harus melemparkan 10 buah pisang untuk dimakan," ujarnya kepada Top Calcio 24.
Serangkaian masalah itu membuat Conte heran. Sebab, perkembangan ujaran kebencian tersebut berkembang pesat hanya dalam waktu yang sangat singkat.
"Saya kembali [ke Italia] setelah tiga tahun dan melihat semuanya kian memburuk. Banyak kebencian, kemarahan. Itu hanya untuk menghina dan menimbulkan kebencian. Ini sangat buruk. Ini terjadi di Italia dan semakin memburuk," ujar Conte dikutip dari Goal International.
Italia Harus Berbenah
Sebelum kembali ke Italia, Conte sempat menghabiskan waktu dua musim melatih salah satu klub Inggris, Chelsea. Dari kacamatanya, penanganan kasus rasisme di tanah asal sepak bola tersebut sudah sangat baik dan patut untuk dijadikan contoh.
"Saya beruntung bisa mendapatkan pengalaman di Inggris, di mana mereka melemparnya [suporter] ke penjara dan membuang kuncinya, mereka tak lagi datang ke stadion," tambahnya.
"Kami harus berbenah. Itulah kenapa di Inggris anda bisa melihat satu keluarga di stadion. Saya ulangi: Kami harus membenahi semua orang," tandasnya.
Kasus rasisme pun terjadi di Inggris. Beberapa pemain berkulit hitam, seperti Tammy Abraham dan Marcus Rashford, sempat mendapatkan serangan di media sosial. Namun klub kedua pemain tersebut langsung bergerak cepat untuk melakukan penanganan.
(Goal International)
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Italia 22 Oktober 2025 16:56
Luka Modric Akui Eks Real Madrid Ini Jadi Alasan Utamanya Pindah ke AC Milan
-
Liga Italia 22 Oktober 2025 14:01
Pengakuan Jujur Denzem Dumfries: Union SG Bikin Inter Milan Merana!
-
Liga Italia 22 Oktober 2025 13:24
Dosa Finansial Ronaldo: Juventus Masih Bayar Mahal Kesalahan Empat Tahun Lalu
LATEST UPDATE
-
Otomotif 23 Oktober 2025 15:04
-
Liga Inggris 23 Oktober 2025 14:53
-
Liga Inggris 23 Oktober 2025 14:43
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 14:29
-
Otomotif 23 Oktober 2025 14:05
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 13:59
MOST VIEWED
- Como 2-0 Juventus: Ketegangan Antara Tudor dan Fabregas Berlanjut
- Pidato Cesc Fabregas Usai Kemenangan Como atas Juventus Langsung Viral: Benar-Benar Bikin Haru
- Saat Kesabaran Stefano Pioli Habis: Kalian Nonton Pertandingannya atau Cuma Lihat Hasil?!
- Dapur Taktik Allegri: Begini Caranya Mengakali Badai Cedera dan Bawa Milan ke Puncak Klasemen Serie A
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...