
Bola.net - - Penyerang LA Galaxy, Zlatan Ibrahimovic, bercerita soal masa-masa awal kepindahannya ke Juventus beberapa waktu lalu. Bersama klub berseragam hitam putih itu, pria asal Swedia tersebut merasa seperti sebuah mesin.
Juventus merupakan tempat di mana Ibrahimovic menampilkan kualitas permainannya kepada jagat sepak bola dunia. Ia tergabung dalam skuat Bianconeri pada tahun 2004 lalu setelah diboyong dari Ajax dengan mahar 16 juta euro.
Walau hanya bermain selama dua musim, namun Ibrahimovic sukses meninggalkan kesan apik ke para pendukung Juventus. Sayang semuanya luntur setelah ia memilih ke Inter Milan kala Bianconeri tersandung kasus Calciopoli di tahun 2006 lalu.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Pandangan Berubah
Kini, Ibrahimovic telah berumur 37 tahun dan sedang membela salah satu klub asal Amerika Serikat, LA Galaxy. Ia kembali mengenang masa-masa dirinya memulai kiprahnya bersama Juventus dulu, tempat di mana cara berpikirnya berubah.
"Pada awalnya, di tempat saya tumbuh, sepak bola bukan hanya soal mencetak gol saja. Sepak bola juga berbicara soal siapa yang punya keahlian terbaik, teknik terbaik, dan saya selalu membawa itu," ujar Ibrahimovic kepada BBC Sport.
"Pandangan itu berubah saat saya datang ke Juventus. Waktu di Ajax, saya bermain dengan indah. Semuanya terasa baru untuk saya. Di Juventus rasanya seperti 'Wow, klub besar, pemain besar, pelatih besar, sejarah besar. Sepak bola Italia, Serie A. Wow'," lanjutnya.
Menjadi Mesin
Di bawah asuhan Fabio Capello pada masa itu, kualitas Ibrahimovic dalam mengeksekusi tembakan terus digembleng. Cara berlatih seperti itu diakuinya membuatnya lelah, dan juga terasa seperti sebuah mesin.
"Terkadang saya ingin pulang karena lelah dan tak ingin melakukan tembakan lagi - saya tidak ingin melihat gawang atau kiper. Saya mencoba pulang lebih dulu lalu mendengar 'Ibra!', dan saya tahu apa artinya. Saya melakukan tembakan, hanya tembakan," tambahnya.
"Pada akhirnya saya menjadi sebuah mesin - di depan gawang, mencetak gol - terutama di Italia, saat striker menjadi posisi paling sulit. Karena mereka secara taktik sangat apik, dan pada waktu itu anda harus berhadapan dengan bek kelas dunia," tandasnya.
Hasil pelatihan itu tidak memberikan dampak kepada Ibrahimovic dari segi catatan golnya bersama Juventus. Selama dua musim, usai melewati 70 pertandingan di Serie A, penyerang bertubuh jangkung itu hanya membukukan 23 gol saja.
Saksikan Juga Video Ini
Mantan penyerang Arsenal, Nicklas Bendtner, harus mendekam di penjara lantaran menganiaya seorang supir taksi. Simak informasi selengkapnya melalui tautan video yang tersedia di bawah ini.
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Italia 22 Oktober 2025 16:56
Luka Modric Akui Eks Real Madrid Ini Jadi Alasan Utamanya Pindah ke AC Milan
-
Liga Italia 22 Oktober 2025 13:24
Dosa Finansial Ronaldo: Juventus Masih Bayar Mahal Kesalahan Empat Tahun Lalu
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 08:57
Jadwal Liga Champions Pekan Ini Live di SCTV, 21-23 Oktober 2025
LATEST UPDATE
-
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025 19:28
-
Bola Indonesia 22 Oktober 2025 18:14
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 18:02
-
Tim Nasional 22 Oktober 2025 17:48
-
Bola Indonesia 22 Oktober 2025 17:30
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 17:21
MOST VIEWED
- Como 2-0 Juventus: Ketika Keputusan Tudor Menimbulkan Tanda Tanya Besar
- Como 2-0 Juventus: Ketegangan Antara Tudor dan Fabregas Berlanjut
- Saat Kesabaran Stefano Pioli Habis: Kalian Nonton Pertandingannya atau Cuma Lihat Hasil?!
- Pidato Cesc Fabregas Usai Kemenangan Como atas Juventus Langsung Viral: Benar-Benar Bikin Haru
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...