
Bola.net - Menyandang status calon bek tengah terbaik di dunia, karier Matthijs de Ligt di Juventus tidak terlalu mulus. Musim pertamanya di Serie A berjalan sulit, lebih tepatnya De Ligt masih beradaptasi.
Di bawah Maurizio Sarri, De Ligt sempat dicadangkan berbulan-bulan. Keraguan terhadap kemampuannya mencuat, meski di balik layar Sarri terus meyakinkan De Ligt bahwa waktunya akan tiba.
Perkembangan itu terlihat. Sebelum sepak bola dihentikan sementara akibat pandemi virus corona, De Ligt mulai lebih sering terpilih dalam starting XI. Permainannya meningkat, meski belum sekelas levelnya saat masih membela Ajax Amsterdam.
Sebagai bek tengah, De Ligt sudah benar datang ke Juventus. Dia bisa belajar seni bertahan di liga yang tersohor dengan kekuatan defensifnya.
De Ligt juga lebih memahami soal seni menekel lawan. Apa katanya? Scroll ke bawah ya, Bolaneters!
Seni Bertahan
Baru 20 tahun, masa depan cerah menunggu De Ligt. Dia sudah menunjukkan kedewasaan dalam bermain, tenang, dan tahu caranya bermain di era modern.
Menurut de Ligt, seni bertahan di sepak bola modern jelas berbeda dengan belasan tahun silam. Dia memberi contoh perbedaan keras tekel bek-bek zaman dahulu dengan bek sekarang, yang jelas terlihat bek era modern lebih berhati-hati.
"Saya kira peran bek sudah banyak berubah. Pada mulanya, bertahun-tahun silam, ada bek tengah tinggi-besar yang bertugas menyundul bola, pemain tangguh yang selalu berusaha membuang bola," ungkap De Ligt di UEFA.com.
"Sekarang permainan sudah jauh lebih bersih, Anda tidak bisa membuat tekel kasar, sebab ada VAR yang terus mengawasi. Anda harus bermain lebih bersih, mengamati bola, dan mengantisipasi arah bola."
Keputusan Tekel
Tekel merupakan salah satu atribut penting bagi bek tengah mana pun. Biar begitu, De Ligt merasa bahwa dia sudah membuat kesalahan ketika terpaksa melakukan tekel. Perbedaan jumlah tekelnya di Ajax dan Juve terlihat jelas.
"Musim lalu bersama Ajax, saya tidak membuat tekel terlalu banyak. Itulah yang paling penting: ketika Anda membuat tekel, Anda sudah membuat kesalahan positioning atau Anda tidak cukup menekan lawan," imbuh De Ligt.
"Di Ajax, saya mungkin hanya membuat satu tekel setiap tiga pertandingan. Musim ini di Juventus, beberapa waktu lalu saya sadar bahwa saya telah membuat lebih banyak tekel."
Sumber: UEFA
Baca ini juga ya!
- Juventus Mulai Bermanuver untuk Transfer Jorginho
- Andai Kekuatan Ronaldo dan Messi Digabungkan, Seberapa Super Hasilnya?
- Van Dijk, De Jong, De Ligt, dan Pemain-pemain Belanda Termahal Saat Ini
- Cristiano Ronaldo Sudah di Italia, Kini Tersisa 2 Pemain Juventus yang Belum Kembali
- Felix, Bernardo, Ronaldo, dan Pemain-pemain Portugal Termahal Saat Ini
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Champions 21 Oktober 2025 23:11
-
Liga Champions 21 Oktober 2025 22:29
-
Editorial 21 Oktober 2025 22:27
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
-
Liga Italia 21 Oktober 2025 21:47
Dilema Juventus: Biaya Pemecatan Igor Tudor dan Beban Finansial Klub
LATEST UPDATE
-
Liga Spanyol 22 Oktober 2025 06:47
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 06:06
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 05:59
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 05:51
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 05:45
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 05:42
MOST VIEWED
- Como 2-0 Juventus: Ketegangan Antara Tudor dan Fabregas Berlanjut
- Saat Kesabaran Stefano Pioli Habis: Kalian Nonton Pertandingannya atau Cuma Lihat Hasil?!
- Como 2-0 Juventus: Ketika Keputusan Tudor Menimbulkan Tanda Tanya Besar
- Luka Modric Punya Rencana Emosional Usai Kontraknya di AC Milan Habis: Siap Pulang ke Real Madrid!
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...