
Bola.net - Juventus memulai musim 2024/2025 dengan ekspektasi tinggi. Datangnya Thiago Motta sebagai pelatih anyar diharapkan bisa membawa angin segar setelah Massimiliano Allegri didepak pascainsiden di final Coppa Italia musim lalu. Allegri memang mempersembahkan trofi, tapi sikapnya di laga puncak jadi pemicu kepergiannya.
Paolo Montero menutup musim 2023/2024 sebagai caretaker dan membawa Juventus finis ketiga. Posisi itu cukup untuk mengamankan tiket ke Liga Champions dan menyisakan harapan bagi masa depan. Namun, harapan itu tak bertahan lama ketika Motta mulai menjalani musim penuh pertamanya.
Motta datang dengan modal membawa Bologna ke zona Liga Champions musim sebelumnya. Akan tetapi, proyeknya di Juventus tak berjalan mulus. Manajemen akhirnya mengambil keputusan tegas pada 23 Maret 2025—memecat Motta dan menunjuk Igor Tudor sebagai pengganti.
Performa di Kompetisi Domestik
Di panggung domestik, Juventus tampil di bawah standar. Langkah mereka di Supercoppa Italiana langsung terhenti di semifinal setelah tumbang 1-2 dari AC Milan yang dilatih Sergio Conceicao. Kekalahan itu jadi tanda awal bahwa proyek Motta belum benar-benar siap untuk bersaing.
Kekecewaan berlanjut di Coppa Italia. Bermain di kandang melawan Empoli, Juventus hanya bermain imbang 1-1 dan kalah adu penalti 2-4. Gagal mempertahankan gelar membuat tekanan terhadap Motta makin besar. Pendukung pun mulai kehilangan kesabaran.
Namun, Juventus masih bisa menyelamatkan muka. Pekan terakhir Serie A jadi penentu. Kemenangan dramatis 3-2 di markas Venezia bukan hanya mengantar tim ke Liga Champions, tapi juga memastikan Venezia terdegradasi. Tudor sukses mengantarkan tim melewati garis akhir.
Performa di Kompetisi Eropa
Jika di liga domestik Juventus masih mampu menyelamatkan tiket Eropa, performa mereka di Liga Champions jauh dari kata meyakinkan. Di fase liga, Juventus mencatat tiga kemenangan, tiga imbang, dan dua kekalahan. Dua kekalahan itu terjadi di kandang sendiri—0-1 dari Stuttgart dan 0-2 dari Benfica.
Hasil tersebut membuat Juventus finis di peringkat ke-20. Mereka tak langsung tersingkir, tapi harus mengikuti play-off fase gugur melawan PSV Eindhoven. Laga itu jadi akhir perjalanan Eropa mereka. Juventus kalah agregat 3-4 dan pulang lebih awal.
Padahal, musim ini adalah kembalinya mereka ke Liga Champions setelah satu musim absen. Namun, harapan itu dibalas dengan performa loyo dan minim semangat juang. Kritik terhadap Motta pun makin meluas.
Pemain yang Bersinar dan Tenggelam
Di tengah musim yang tidak konsisten, muncul satu nama yang mendapatkan sorotan positif. Kenan Yildiz tampil menawan di usia 20 tahun. Dua mencetak tujuh gol dan empat assist di Serie A, termasuk satu gol penting di pekan terakhir. Di Liga Champions, dia juga mencatat satu gol dan satu assist.
Performa Yildiz memberi harapan baru bagi masa depan Juventus. Gelandang serang asal Turki ini menjelma jadi motor serangan yang konsisten dan percaya diri. Banyak pihak menilai dia bisa menjadi ikon baru Bianconeri dalam beberapa tahun ke depan.
Sebaliknya, Dusan Vlahovic tak mampu membuktikan kualitasnya sebagai striker utama. Dengan torehan 15 gol dari 41 penampilan di semua kompetisi, Vlahovic dianggap tampil di bawah ekspektasi. Dia tampil melempem dan kontribusinya tak cukup untuk mengangkat tim.
Pelatih Juventus
Statistik Thiago Motta sepanjang musim menunjukkan betapa beratnya tugas yang dia emban. Dari 42 pertandingan, Juventus hanya menang 18 kali, imbang 16 kali, dan kalah delapan kali. Rasio golnya pun tak istimewa—65 memasukkan dan 46 kebobolan.
Tudor mengambil alih di masa genting. Dalam sembilan laga, semua di Serie A, dia mencatat lima kemenangan, tiga imbang, dan hanya sekali kalah. Performa itu cukup untuk memastikan Juventus tetap di zona empat besar dan tampil di Liga Champions musim depan.
Di tengah musim penuh gejolak, langkah cepat Juventus menunjuk Tudor terbukti tepat. Sekarang, Juventus harus menyusun ulang fondasi tim dan memanfaatkan potensi yang tersisa. Juventus mungkin gagal bersinar, tapi belum sepenuhnya padam.
Klasemen Serie A
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Italia 6 September 2025 23:55
AC Milan Masih Minati Vlahovic: Ada Kendala dan Pesaing yang Harus Diwaspadai
-
Tim Nasional 6 September 2025 22:32
Man of the Match Timnas Indonesia U-23 vs Makau: Arkhan Fikri
LATEST UPDATE
-
Liga Italia 6 September 2025 23:55
-
Tim Nasional 6 September 2025 23:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 22:55
-
Tim Nasional 6 September 2025 22:54
-
Tim Nasional 6 September 2025 22:40
-
Tim Nasional 6 September 2025 22:32
MOST VIEWED
- Setelah Tolak Arsenal dan Chelsea, Juventus Pagari Kenan Yildiz dengan Gaji Fantastis!
- Alasan Inter Milan Melepas Benjamin Pavard, Bukan Yann Bisseck
- Eks Arsenal Ini Masuk Bidikan AC Milan, Tapi Rossoneri Diadang Satu Masalah Besar
- AC Milan Lewat, Arrigo Sacchi Yakin Tim Ini Lebih Pantas Difavoritkan Juara Serie A
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...