Trofi di Depan Mata: Alasan AC Milan Layak Dijagokan Memenangi Final Coppa Italia

Trofi di Depan Mata: Alasan AC Milan Layak Dijagokan Memenangi Final Coppa Italia
Selebrasi Christian Pulisic di laga AC Milan vs Bologna pada pekan 36 Serie A 2024/25 (c) Spada/LaPresse via AP

Bola.net - AC Milan akan menghadapi Bologna di final Coppa Italia 2024/2025. Duel ini dijadwalkan digelar di Stadio Olimpico, Roma, pada Kamis, 15 Mei 2025 pukul 02.00 WIB.

Bagi Milan, ini adalah kesempatan mengakhiri penantian panjang selama 22 tahun sejak terakhir kali meraih trofi Coppa Italia pada 2003. Sementara itu, Bologna lebih lama lagi; mereka belum mencicipi gelar ini dalam lima dekade terakhir. Laga ini pun jadi momen historis karena baru pertama kali mempertemukan kedua klub di partai final turnamen ini.

Kota Roma akan jadi saksi siapa yang akhirnya mampu menghapus dahaga gelar domestik. Dua tim penuh ambisi, tapi Milan punya alasan lebih kuat untuk dijagokan.

1 dari 5 halaman

Modal Kemenangan dan Mentalitas Juara

Modal Kemenangan dan Mentalitas Juara

Selebrasi Santiago Gimenez (tengah) di laga AC Milan vs Bologna pada pekan 36 Serie A 2024/25 (c) Spada/LaPresse via AP

Akhir pekan lalu, Milan menundukkan Bologna 3-1 di Serie A. Skor yang jadi sinyal jelas akan kekuatan terkini pasukan Merah-Hitam. Meski sempat tertinggal lewat gol Riccardo Orsolini, Milan mampu bangkit dan membalikkan keadaan secara meyakinkan.

Perubahan drastis terjadi di 20 menit terakhir. Santiago Gimenez mencetak dua gol dari bangku cadangan, ditambah satu dari Christian Pulisic. Dalam waktu singkat, Milan menyegel kemenangan kelima mereka dari enam laga terakhir.

Kemenangan ini bukan sekadar tiga poin, tapi juga bukti kesiapan Milan menghadapi final. Mereka menunjukkan kapasitas sebagai tim dengan mentalitas juara.

2 dari 5 halaman

Dua Gelar, Musim Tidak Buruk

Dua Gelar, Musim Tidak Buruk

Sergio Conceicao di laga Supercoppa Italiana 2024 antara Juventus vs AC Milan, Sabtu (4/1/2025). (c) AP Photo/Altaf Qadri

Christian Pulisic punya pandangan jernih soal momen penting ini. Dia menganggap kemenangan atas Bologna sebagai sinyal positif. “Kami telah menemukan sedikit kontinuitas dan itu penting bagi kami,” ucapnya kepada Sky Italia dan DAZN, dikutip dari SempreMilan.

Pulisic menegaskan bahwa Coppa Italia bukan hanya pelengkap untuk kesuksesan di Supercoppa Italiana. Trofi ini bisa menjadi penanda musim yang membaik. “Jika memenangkan dua gelar, Anda tidak bisa bilang ini musim yang buruk,” tegasnya.

Komentar itu menggambarkan tekad Milan. Di tengah musim yang berliku, mereka ingin menutupnya dengan cara terbaik: dua trofi juara dan tiket Eropa.

3 dari 5 halaman

Taktik Baru, Energi Baru

Taktik Baru, Energi Baru

Penyerang AC Milan, Rafael Leao merayakan golnya ke gawang Udinese. (c) Andrea Bressanutti/LaPresse via AP

Musim ini bukan tanpa tantangan bagi Milan. Mereka sempat limbung di awal dan tersingkir dari kompetisi Eropa. Namun, kini, mereka menunjukkan konsistensi yang mengesankan dalam beberapa pekan terakhir.

Empat kemenangan beruntun, termasuk comeback dramatis atas Bologna, membuktikan perubahan positif. Formasi tiga bek menyuntikkan agresivitas dan efisiensi yang lebih baik. Kombinasi Rafael Leao dan Pulisic makin padu, membuat lini depan Milan makin berbahaya.

Santiago Gimenez juga jadi senjata rahasia. Perannya sebagai supersub mampu mengubah arah pertandingan dalam sekejap.

4 dari 5 halaman

Tiket Eropa dan Gelar yang Ditunggu

Tiket Eropa dan Gelar yang Ditunggu

Pertandingan AC Milan vs Bologna di San Siro pada pekan 36 Serie A 2024/25 (c) Spada/LaPresse via AP

Final melawan Bologna bukan hanya soal gengsi. Trofi Coppa Italia juga berarti tiket langsung ke Liga Europa musim depan. Setelah performa naik-turun di Serie A, ini jadi jalur yang lebih realistis bagi Milan.

Kemenangan atas lawan yang sama memberi kepercayaan diri lebih. Mereka tahu bagaimana cara mengalahkan Bologna dan bisa mengulanginya di momen yang lebih besar. Tambahan tenaga dari bangku cadangan jadi keunggulan yang tak dimiliki banyak tim.

Dengan Santiago Gimenez dalam performa terbaik, Milan punya banyak cara untuk mencetak gol. Tinggal bagaimana Sergio Conceicao menyusun strategi untuk malam besar ini.

5 dari 5 halaman

Statistik Boleh Imbang, Tapi Milan Unggul Momentum

Statistik Boleh Imbang, Tapi Milan Unggul Momentum

Selebrasi Santiago Gimenez di laga AC Milan vs Bologna pada pekan 36 Serie A 2024/25 (c) Spada/LaPresse via AP

Musim ini, Milan dan Bologna sama-sama dikenal sebagai tim spesialis comeback. Milan meraih 22 poin dari posisi tertinggal, sementara Bologna mengumpulkan 18 poin dengan cara serupa. Ini menunjukkan mental baja dari kedua tim.

Namun, pertandingan final bukan hanya soal data. Momentum dan pengalaman sering kali jadi faktor penentu. Milan, dengan skuad yang lebih matang dan jam terbang tinggi, sedikit lebih unggul.

Jika semua elemen berpadu—taktik, mentalitas, dan motivasi—Milan sangat pantas dijagokan untuk membawa pulang trofi Coppa Italia di musim yang penuh gejolak ini.