Piala Dunia XIV (1990)

Bola.net - - Ini merupakan pertandingan Piala Dunia yang paling mengecewakan dengan terlalu banyak pertahanan yang membosankan dalam persepakbolaan dan pertandingan yang dimenangkan dengan tendangan penalti. Babak final pertandingan antara Jerman Barat dengan Argentina merupakan yang paling sedikit menginspirasi dalam sejarah kompetisi dan keputusan yang ironis dengan tendangan penalti akhir oleh pemain Jerman Barat, Andreas Brehme. Argentina jadi tim pertama yang tidak mendapatkan skor dalam babak final dan juga tim pertama dua pemainnya tidak diijinkan mengikuti final. Satu lagi bintang lapangan yang memulai debutnya di turnamen Piala Dunia ke 14 ini, ialah Salvatore Schillaci, yang di negara asalnya dikenal dengan julukan 'Toto.' Schillaci masuk lapangan untuk menggantikan pemain utama Andrea Carnevale, saat Italia melawan Asutria. Saat itu, ia masih berusia 25 tahun dan sedang dalam dalam bentuk terhebatnya. Dia berhasil menyarangkan enam gol ke gawang lawan dan mengakhiri turnamen tersebut sebagai pencetak gol terbanyak, di mana pada hakekatnya ia berhasil mengangkat tim Italia ke babak semi final seorang diri. Namun, tim Squadra Azzurra ini terjegal dengan tendangan penalti saat melawan Argentina, hanya dengan mencetak dua gol dalam tujuh permainan. Pada akhirnya Italia harus menelan kekecewaan dengan hanya berada di posisi ketiga, dan Argentina berada di posisi kedua. Jerman, sang juara di turnamen kali ini, meraih kemenangan dengan menyingkirkan Yugoslavia (4-1), memukul mundur Belanda (2-1) , menaklukkan Czechoslovakia (1-0) dan menang dari Inggris (dengan seri 1-1 di permainan penuh dan 4-3 dalam penalti). Di bawah pimpinan pelatih Franz Beckenbauer, yang di tahun 1974 jadi kapten bagi tim Jerman Barat, mereka berjaya lewat permainan bagus Matthäus, Brehme, Völler, Klinsmann, Kohler, dan Hässler, yang semuanya memiliki bakat luar biasa. Dengan kemenangan ketiganya ini, Jerman bergabung dengan Italia dan Brasil sebagai negara yang paling terhormat di perhelatan Piala Dunia FIFA. Setelah Meksiko di tahun 1986, Piala Dunia ke 14 kembali diselenggarakan di wilayah Eropa, tepatnya di Italia, negara kebesaran bagi persepakbolaan dunia. Itali menyelenggarakan acara terbesar dunia ini tanpa perlu mengeluarkan banyak ongkos, 10 dari 12 stadion untuk Piala Dunia telah dibenahi dan dua yang lainnya (di Turin dan Bari), dibangun dengan sedikit biaya khusus untuk turnamen ini. Tiga pemain dalam tim yang berbeda, Roger Milla dari tim Kamerun, Salvatore Schillaci dari tim Itali dan penjaga gawang Argentina, Sergio Goycochea – mampu membuat para penonton gegap-gempita. Milla, yang kembali dari pensiunnya untuk turut berpartisipasi dalam turnamen besar ini, yang saat itu berusia 38 dan 20 hari mendapat gelaran pencetak gol tertua sepanjang sejarah Piala Dunia saat dia berhasil menyarangkan tendangan bolanya ke gawang Romania (dia memperbesar rekornya di Piala Dunia tahun 1994). Dalam beberapa hari di perempat final, si 'Singa Tua' ini dan tim Kamerun-nya dihajar Inggris hingga kalah dengan skor 3-2, walau sebelumnya mereka sempat memimpin dengan skor 2-1.

Berita Terkait