
Bola.net -
Pimpinan Monster Yamaha Tech 3, Herve Poncharal mengaku sempat marah soal keputusan pebalapnya, Bradley Smith untuk tetap menggunakan ban slick dan sama sekali tak melakukan pitstop dalam MotoGP Misano, San Marino yang sempat diguyur hujan. Hal ini disampaikan Poncharal dalam wawancaranya dengan GP Inside.
Balapan ini dimulai dalam kondisi kering, namun hujan turun pada lap kelima dan membuat pebalap masuk pit untuk mengganti ban dari kering ke basah. Smith tak melakukannya, dan pebalap Inggris ini yakin bertahan dengan ban slick adalah keputusan tepat, mengingat pada lap ke-15 hujan berhenti dan lintasan mengering.
Strategi 'perjudian' ban inipun berhasil membuat Smith finis di posisi kedua dan meraih podium perdananya musim ini, serta podium keduanya selama turun di MotoGP. Hasil ini juga merupakan prestasi terbaik Tech 3 sejak hasil serupa diraih oleh Cal Crutchlow di MotoGP Jerman 2013.
"Saya mengenal Bradley. Saya bangga padanya. Tapi saya pikir ia jatuh! Saya berada di pitlane dan melihat semua orang berganti motor kecuali dia! Saya bersumpah serapah, 'Jika kau jatuh, maka ini semua berakhir buruk! Hujan ini deras, kau tak bisa bertahan!' Tapi saudara saya segera berkata Bradley baru saja melewati lintasan lurus. Saat itulah saya paham strateginya," ujar Poncharal.
Pria asal Prancis inipun mengaku strategi ini sepenuhnya ditentukan oleh Smith. "Apapun itu, keputusan 100 persen ada di tangan pebalap. Mustahil bila tim yang menentukan kapan ia harus masuk pit. Terkadang beberapa area sirkuit bisa lebih basah ketimbang pitlane, jadi tim tidak bisa mengira-ngira. Hanya pebalap yang tahu seberapa idealnya kondisi di luar sana," tutup Poncharal.
(kpl/kny)
Balapan ini dimulai dalam kondisi kering, namun hujan turun pada lap kelima dan membuat pebalap masuk pit untuk mengganti ban dari kering ke basah. Smith tak melakukannya, dan pebalap Inggris ini yakin bertahan dengan ban slick adalah keputusan tepat, mengingat pada lap ke-15 hujan berhenti dan lintasan mengering.
Strategi 'perjudian' ban inipun berhasil membuat Smith finis di posisi kedua dan meraih podium perdananya musim ini, serta podium keduanya selama turun di MotoGP. Hasil ini juga merupakan prestasi terbaik Tech 3 sejak hasil serupa diraih oleh Cal Crutchlow di MotoGP Jerman 2013.
"Saya mengenal Bradley. Saya bangga padanya. Tapi saya pikir ia jatuh! Saya berada di pitlane dan melihat semua orang berganti motor kecuali dia! Saya bersumpah serapah, 'Jika kau jatuh, maka ini semua berakhir buruk! Hujan ini deras, kau tak bisa bertahan!' Tapi saudara saya segera berkata Bradley baru saja melewati lintasan lurus. Saat itulah saya paham strateginya," ujar Poncharal.
Pria asal Prancis inipun mengaku strategi ini sepenuhnya ditentukan oleh Smith. "Apapun itu, keputusan 100 persen ada di tangan pebalap. Mustahil bila tim yang menentukan kapan ia harus masuk pit. Terkadang beberapa area sirkuit bisa lebih basah ketimbang pitlane, jadi tim tidak bisa mengira-ngira. Hanya pebalap yang tahu seberapa idealnya kondisi di luar sana," tutup Poncharal.
(kpl/kny)
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Inggris 6 September 2025 16:11
MU Bisa Raup Bonus Tambahan dari Transfer Antony ke Real Betis, Begini Caranya
-
Otomotif 6 September 2025 15:46
Hasil FP2 MotoGP Catalunya 2025: Wow! Joan Mir dan Honda Catat Waktu Tercepat
-
Liga Inggris 6 September 2025 12:17
Patrick Dorgu Terkejut dengan Keputusan Manchester United di Bursa Transfer
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 6 September 2025 17:02
-
Tim Nasional 6 September 2025 16:52
-
Tim Nasional 6 September 2025 16:46
-
Otomotif 6 September 2025 16:37
-
Liga Spanyol 6 September 2025 16:32
-
Otomotif 6 September 2025 16:24
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...