
Bola.net - CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, yakin tim dokter tak perlu disalahkan dalam kasus cedera patah tulang lengan kanan atas Marc Marquez pada Juli 2020 lalu. Kepada GPOne, Sabtu (3/4/2021), Ezpeleta menyatakan tim dokter telah menjalankan protokol pemeriksaan medis yang sesuai dan telah dijalankan bertahun-tahun.
Tulang humerus Marquez patah usai kecelakaan hebat di MotoGP Spanyol 2020. Setelah menjalani operasi penanaman plat titanium, Marquez kembali ke Jerez untuk coba turun di sesi latihan MotoGP Andalusia. Ia menjalani pemeriksaan medis dengan dr. Angel Charte, dan juga dr. Xavier Mir, dokter yang juga memimpin operasinya.
Usai menjalani beberapa jenis tes, termasuk push up, Marquez dinyatakan fit. Namun, usai turun di sesi FP3, delapan kali juara dunia ini memutuskan mundur karena lengannya bengkak. Saat ia hendak berangkat ke Ceko untuk kembali balapan, platnya malah patah ketika membuka jendela rumah, hingga harus operasi kedua kali.
Sejak itu operasi pemulihan Marquez melambat dan ia terpaksa absen semusim. Usai konsultasi dengan banyak dokter di Madrid, ia akhirnya memutuskan menjalani operasi ketiga pada Desember, terutama usai diketahui ada infeksi pada lengannya. Operasi pun dilakukan untuk melakukan cangkok tulang.
Valentino Rossi Pertanyakan Sikap Dorna Sports

Tak sedikit yang yakin kasus ini diakibatkan Marquez terlalu berambisi kembali balapan. Namun, banyak rider yang membelanya karena seorang rider wajar-wajar saja ingin segera kembali balapan, apalagi dokter menilainya cukup bugar. Tapi ada pula pihak yang yakin tim dokter melakukan kesalahan karena memberi lampu hijau terlalu dini kepada Marquez. Salah satunya Valentino Rossi.
Rossi tak habis pikir para dokter membiarkan Marquez berkendara tak lama usai operasi. Lewat Corriere della Sera pada awal Februari, ia mengaku teringat pada dr. Claudio Costa, pencetus Clinica Mobile. Rossi menyebut dr. Costa lah yang mempelopori keputusan semacam ini, yang mengizinkan rider berkendara tak lama usai operasi.
Rossi juga heran Dorna Sports tak bertindak tegas soal ini, jika mengingat cedera Jorge Lorenzo di Assen, Belanda, pada 2013. Saat itu, Lorenzo terjatuh pada sesi latihan dan mengalami patah tulang bahu. Malam harinya, ia terbang ke Barcelona untuk operasi, dan dua hari setelahnya, ia kembali ke Assen dan dinyatakan cukup fit untuk balapan.
"Usai Jorge cedera dan langsung kembali ke Assen secara fantastis pada 2013, Dorna menerapkan beberapa aturan agar risiko lebih besar tak terjadi. Dengan Marc, mereka malah terburu-buru, entah kenapa," ungkap pembalap Italia berusia 42 tahun ini. Namun, kini Ezpeleta angkat suara, dan menyebut bahwa tim dokter sudah bekerja sebaik mungkin.
Tahapan Tes Medis Sudah yang Terbaik
"Saya rasa dokter sama sekali tidak salah. Ada beberapa orang yang berpendapat tak ada protokol tertentu dalam kasus ini. Namun, itu tidak benar. Protokol itu ada, dan sudah diubah usai apa yang terjadi di Assen 2017. Jika Anda dianestesi umum (bius total), Anda tak boleh balapan dalam beberapa waktu lamanya," ungkap Ezpeleta.
"Ketika seorang rider bisa melakukan push up, seperti yang dilakukan Marc, atas aturan apa Anda bilang padanya bahwa ia tak boleh balapan? Usai operasi, ia kembali, lolos tes medis, dan diizinkan turun lintasan. Tentu ia tak bisa dilarang. Ia menjalani latihan, dan atas alasan ia sendiri yang tahu, ia putuskan tak lanjut," lanjutnya.
Ezpeleta sendiri mengaku pihaknya sudah berusaha keras bekerja sama dengan para dokter MotoGP untuk terus memperbaiki pemeriksaan medis dan kesehatan para rider. Namun, untuk tes medis para pembalap yang cedera, ia merasa protokolnya sudah merupakan yang terbaik. Ezpeleta mengakui takkan ada perubahan dalam waktu dekat.
"Bagaimana kami bisa mengubahnya? Apakah kami harus bilang kepada mereka bahwa mereka tak boleh balapan selama dua pekan usai operasi? Sederhana saja: ada tahap pemeriksaan yang harus dipenuhi. Jika sang rider memenuhinya, mereka boleh balapan. Jika tidak, ya tak boleh. Kami sudah coba cari cara untuk mengubahnya, tapi menemui jalan buntu," pungkasnya.
Sumber: Corriere della Sera, GPOne
Saksikan video berikut Ini:
Baca Juga:
- MotoGP 2021 Sudah Ramai Gosip Perpindahan Pembalap, Valentino Rossi Jadi Kunci Penting
- Pecco Bagnaia: Saya Bisa Balapan di MotoGP Berkat Valentino Rossi
- Fabio Quartararo Nyaris Nangis di MotoGP Doha, 'Diselamatkan' Johann Zarco
- Video: Senggolan Kontroversial Joan Mir vs Jack Miller di MotoGP Doha, Siapa Sih yang Salah?
- Gara-Gara Kelilipan, Enea Bastianini Mau Potong Rambut Sebelum MotoGP Portimao
Advertisement
Berita Terkait
-
Otomotif 21 Oktober 2025 16:08Mengenal Diogo Moreira, Rider Muda Asal Brasil yang Jadi Rookie Honda di MotoGP 2026
-
Otomotif 21 Oktober 2025 09:37Jadwal Live Streaming Formula 1 Meksiko 2025 di Vidio, 25-27 Oktober 2025
-
Otomotif 21 Oktober 2025 09:37Link Live Streaming Formula 1 2025, Jangan Lewatkan Aksi Pembalap Favoritmu!
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 11:59 -
Liga Champions 22 Oktober 2025 11:49 -
Liga Champions 22 Oktober 2025 11:43 -
Liga Champions 22 Oktober 2025 11:28 -
Liga Champions 22 Oktober 2025 11:04 -
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025 10:58
MOST VIEWED
- Klasemen Sementara MotoGP 2025 Usai Seri Australia di Phillip Island
- Profil Raul Fernandez, Pemenang Terbaru MotoGP yang Terlambat Berkarier dan Sempat Benci Balap Motor
- Sejarah Baru MotoGP! Kini Semua Tim Peserta Sudah Pernah Cicipi Kemenangan, Siapa Saja Penyumbangnya?
- Jadwal Lengkap Balapan MotoGP 2025
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...

















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5387930/original/026756900_1761107563-viktor_gyokeres_selebrasi_arsenal_atletico_madrid_ap_alastair_grant.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5069813/original/026030700_1735371612-hg.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4377670/original/075911800_1680174652-mayat-perempuan-tanpa-identitas-ditemukan-mengambang-di-kali-bekasi-20072022-214253.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5387881/original/013614700_1761106092-IMG_3649.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3629518/original/030680300_1636605394-MV5BMWYyY2VmNjktM2JlOS00OWExLWFiNzQtYjZiZDQyYjU0MjI1XkEyXkFqcGdeQXVyMjI1OTQ2MjU_._V1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4706405/original/047030500_1704368318-20240104-Cuaca_Ekstrim-ANG_1.jpg)

