Pedro Acosta Korban Terbaru: Mengenal Arm Pump, Cedera yang Sering Menghantui Pembalap MotoGP

Pedro Acosta Korban Terbaru: Mengenal Arm Pump, Cedera yang Sering Menghantui Pembalap MotoGP
Pembalap Red Bull KTM Factory Racing, Pedro Acosta (c) KTM Factory Racing/Rob Gray (Polarity Photo)

Bola.net - Pedro Acosta dan Somkiat Chantra menjadi dua pembalap MotoGP terbaru yang terkena cedera arm pump. Keduanya masing-masing menjalani operasi pada Selasa (29/4/2025) dan Rabu (30/4/2025), tetapi diperkirakan bakal bugar menghadapi MotoGP Prancis di Le Mans, 9-11 Mei 2025. Nah, apa sih cedera arm pump itu?

Cedera arm pump merupakan cedera yang paling umum dan paling sering menghantui para pembalap motor dari berbagai disiplin, termasuk MotoGP. Dalam istilah medis, cedera ini kerap disebut sebagai sindrom kompartemen. Uniknya, meski menghadirkan rasa sakit luar biasa, pemulihan pasca operasinya cukup singkat.

Cedera ini biasanya terjadi di lengan kanan bawah, meski tak menutup kemungkinan juga terjadi di lengan bawah kiri. Alih-alih kecelakaan, faktor utama yang berkontribusi memicu cedera ini justru tuntutan pengereman agresif, yang memaksa lengan pembalap bekerja keras. Cedera ini juga lumrah dialami para rider motocross.

1 dari 3 halaman

Tanda-Tanda Cedera Arm Pump

Tanda-Tanda Cedera Arm Pump

Somkiat Chantra dan dr. Xavier Mir usai operasi arm pump di Klinik Dexeus, Barcelona, Kamis (1/5/2025). (c) LCR Honda

Seperti yang dilansir dari IntentsGP, ada pun dua jenis arm pump, yakni Chronic Exertional Compartment Syndrome (CECS) dan Acute Compartment Syndrome (ACS). Kondisi ini muncul akibat penggunaan otot lengan secara berulang dan intensif dalam jangka waktu tertentu.

Rasa nyeri yang tajam akan terasa hanya dalam beberapa menit setelah aktivitas dimulai, tetapi umumnya akan mereda sekitar 20 menit setelah aktivitas dihentikan tanpa menimbulkan kerusakan permanen. Cedera ini pun dipicu oleh aktivitas 'fascia', yakni lapisan jaringan yang membungkus otot manusia.

Fascia bersifat kaku dan tidak dapat meregang. Ketika otot bekerja lebih keras, aliran darah meningkat dan ukuran otot bisa membesar hingga 20%. Mengingat fascia tidak elastis, maka otot menjadi tertekan dan aliran darah pun terganggu.

Tekanan ini memicu rasa nyeri yang hebat, sehingga ada kemungkinan munculnya sensasi kebas. Dalam dunia balap motor, kondisi ini sangat berisiko karena menurunkan kontrol pembalap di kecepatan tinggi. Meski begitu, dalam kebanyakan kasus, gangguan ini tidak bersifat permanen.

2 dari 3 halaman

Cara Mengetahui Terjadinya Arm Pump

Fabio di Giannantonio usai operasi arm pump pada 2023. (c) Instagram/FabioDiggia49Fabio di Giannantonio usai operasi arm pump pada 2023. (c) Instagram/FabioDiggia49

Metode yang paling akurat untuk mendiagnosa arm pump adalah Compartment Pressure Testing. Namun, prosedur ini tergolong invasif karena melibatkan penyisipan jarum ke bagian otot. Jarum tersebut disambungkan ke alat pengukur tekanan, lalu otot diberi rangsangan guna mengetahui seberapa besar tekanan di dalam ruang otot tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, pendekatan yang lebih ramah mulai digunakan. Salah satunya adalah pemindaian MRI, yang mampu mengevaluasi jumlah cairan di dalam otot saat digunakan secara aktif. Metode ini memberikan hasil yang cukup akurat tanpa harus menimbulkan rasa nyeri atau risiko dari prosedur Compartment Pressure Testing.

Selain itu, teknologi terbaru bernama Near Infrared Spectroscopy (NIRS) juga mulai diterapkan. Teknik ini bekerja dengan memantau kadar oksigen dalam darah di jaringan otot, sehingga dapat diketahui apakah aliran darah mengalami penurunan. Bagi pembalap MotoGP yang tidak bisa absen lama, teknik ini menjadi solusi paling ideal.

3 dari 3 halaman

Cara Mengatasi Arm Pump

Cara Mengatasi Arm Pump

Marc Marquez (c) MotoGP.com

Penanganan paling efektif untuk mengatasi arm pump adalah melalui prosedur operasi bernama 'fasciotomi'. Tindakan ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil di fascia yang, bertujuan untuk meredakan tekanan akibat pembesaran otot saat digunakan secara intensif.

Bagi orang biasa, masa pemulihan biasanya butuh enam pekan. Namun, bagi pembalap MotoGP, karena biasanya memakai teknik operasi non-invasif, maka mereka butuh waktu lebih singkat untuk pulih. Umumnya, mereka diizinkan kembali balapan dua pekan pasca operasi, seperti yang dialami oleh Acosta dan Chantra.

Para pembalap MotoGP 2025 yang pernah mengalami cedera ini adalah Johann Zarco, Fabio Quartararo, Alex Rins, Raul Fernandez, Fabio di Giannantonio, Marc Marquez, Miguel Oliveira, dan Jack Miller. Quartararo bahkan mengalaminya tiga kali pada periode 2019-2024.

Meski tidak menyebabkan kecacatan permanen, cedera arm pump jelas tidak bisa diabaikan oleh pembalap MotoGP. Namun, berkat keahlian para dokter terbaik, mereka bisa kembali ke lintasan dalam waktu singkat dan bisa segera kembali memburu target hasil terbaik pula.