
- Bukan rahasia lagi bahwa Yamaha tengah menjalani masa-masa terburuk di MotoGP, mengingat mereka telah melalui 21 kemenangan tanpa satu pun kemenangan. Kedua ridernya kompak berkali-kali mengeluhkan sistem elektronik di area akselerasi, namun sudah satu tahun Yamaha gagal menemukan solusi jitu.
Di lain sisi, ada yang unik di antara Valentino Rossi dan Maverick Vinales. Cara keduanya dalam menjabarkan permasalahan ke media massa cukuplah berbeda. Rossi dinilai cukup lihai mengendalikan rasa frustrasinya, sementara Vinales justru dinilai tak mampu menutupi amarahnya dan hanya berucap singkat dalam menggambarkan masalahnya di setiap pekan balap.
Saat ini, Rossi berada di peringkat kedua pada klasemen pembalap dengan koleksi 142 poin disertai lima podium, sementara Vinales duduk di peringkat kelima dengan koleksi 113 poin dan tiga podium saja. Peringkat Vinales pun terjun bebas usai hanya mampu finis ke-12 di Austria akhir pekan lalu.
Vinales Kurang Tenang
Hingga saat ini, sudah terhitung tiga sosok Yamaha menilai Vinales tak bisa bersikap tenang dalam menghadapi situasi negatif. Ketiga orang ini adalah Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis; Direktur Tim Movistar Yamaha MotoGP, Massimo Meregalli, dan Rossi sendiri sebagai tandemnya.
"Saya bukan orang yang tepat untuk membicarakan hal-hal tertentu, tapi Maverick rider yang sangat kuat. Tapi ia tengah menghadapi situasi tak terduga, memiliki M1 yang kurang kompetitif. Pada waktu tertentu, hal ini membuatnya rugi, terutama jika ia tak punya pengalaman untuk tetap bersikap tenang," ungkap Rossi kepada Marca.
Perbedaan Sikap
Jadi, apa yang menimbulkan perbedaan sikap di antara Rossi dan Vinales dalam menghadapi masa buruk ini? Kepada Crash.net, Rossi pun yakin ini ada hubungannya dengan pengalaman, usia dan karakter. Rossi saat ini telah berusia 39 tahun dan tengah menjalani tahun ke-23 di Grand Prix, sementara Vinales baru berusia 23 tahun dan baru delapan tahun turun di Grand Prix.
"Menurut saya, ini hanya soal pengalaman, karena saya sudah melewati begitu banyak masa buruk, jauh lebih banyak ketimbang Maverick, yang juga jauh lebih muda ketimbang saya. Tapi ini juga soal karakter," ungkap sang sembilan kali juara dunia.
"Tapi saya yakin, jika motor kami telah mengalami kemajuan, Maverick bisa menang di balapan berikutnya. Jadi bukannya ia tak lagi mampu berkendara. Ia hanya butuh motor yang lebih baik, dan setelahnya ia bisa jauh lebih kompetitif. Itu sudah jelas," pungkas The Doctor. (mrc/cn/dhy)
Advertisement
Berita Terkait
-
Otomotif 6 September 2025 21:48
-
Otomotif 6 September 2025 21:44
Hasil Race 2 MotoE Catalunya 2025: Eric Granado Raih Kemenangan Ganda untuk LCR E-Team
-
Otomotif 6 September 2025 21:36
Daftar Pabrikan Motor dengan Gelar Dunia Konstruktor MotoGP Terbanyak dalam Sejarah
-
Otomotif 6 September 2025 21:13
Hasil Race 1 WorldSSP Prancis 2025: Stefano Manzi Menang, Kalahkan Can Oncu
-
Otomotif 6 September 2025 21:04
Hanya Andalkan Kontribusi 3 Pembalap, Ducati Kunci Gelar Dunia Konstruktor MotoGP 2025
LATEST UPDATE
-
Piala Dunia 7 September 2025 01:11
-
Piala Dunia 7 September 2025 01:06
-
Liga Italia 7 September 2025 00:11
-
Liga Italia 6 September 2025 23:55
-
Tim Nasional 6 September 2025 23:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 22:55
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...