Inter Miami Dibantai PSG, Mascherano Sebut Babak Pertama 'Pertumpahan Darah' Tapi Tetap Bangga

Inter Miami Dibantai PSG, Mascherano Sebut Babak Pertama 'Pertumpahan Darah' Tapi Tetap Bangga
Starting XI Inter Miami saat melawan PSG di 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025. (c) AP Photo/Mike Stewart

Bola.net - Inter Miami harus mengakhiri perjalanan mereka di ajang Piala Dunia Antarklub 2025 dengan kekalahan telak 0-4 dari PSG. Pertandingan babak 16 besar yang digelar di Atlanta pada Minggu (29/06/2025) malam WIB itu menunjukkan perbedaan level yang sangat signifikan.

Meskipun timnya dibantai habis-habisan, terutama di babak pertama, pelatih Inter Miami, Javier Mascherano, justru memberikan reaksi yang tak terduga. Ia secara terbuka mengaku tetap bangga dan merasa timnya telah berhasil mencapai target yang mereka canangkan di turnamen ini.

Mascherano bahkan tidak segan menyebut babak pertama sebagai sebuah 'pertumpahan darah' bagi timnya. Namun, ia sangat menyoroti perjuangan para pemainnya untuk bangkit dan menunjukkan wajah berbeda di paruh kedua pertandingan.

Dalam pernyataannya pasca laga, mantan gelandang tangguh Barcelona ini tidak hanya menjelaskan rasa bangganya terhadap tim. Ia juga memberikan pembelaan dan pujian khusus untuk sang megabintang, Lionel Messi, yang pesonanya tetap menjadi sorotan utama.

1 dari 3 halaman

Babak Pertama 'Pertumpahan Darah'

Babak Pertama 'Pertumpahan Darah'

Pelatih Inter Miami, Javier Mascherano (tengah) saat memimpin timnya di Piala Dunia Antarklub 2025. (c) AP Photo/Brynn Anderson

Javier Mascherano secara jujur menggambarkan betapa sulitnya babak pertama yang harus dilalui oleh timnya. Ia menyebut kebobolan gol cepat dari Joao Neves membuat situasi menjadi sangat sulit dan laga seolah terasa seperti 'pertumpahan darah'.

Namun, di balik kekalahan telak tersebut, Mascherano menegaskan bahwa Inter Miami telah berhasil mencapai target yang mereka tetapkan di turnamen ini. Ia sangat bangga karena timnya mampu menjadi klub Amerika pertama yang berhasil lolos ke fase gugur Piala Dunia Antarklub.

"Pandangan saya tentang turnamen ini adalah kami telah mencapai tujuan yang kami tetapkan untuk diri kami sendiri. Sangat jelas bahwa ketika kami bersaing, kami akan mampu melakukannya hingga level tertentu," ujar Mascherano kepada para reporter.

"Babak pertama terasa seperti pertumpahan darah, tetapi babak kedua sedikit lebih lambat, dan kami menunjukkan semua yang kami lakukan di MLS. Saya ulangi, saya bangga dengan apa yang telah dicapai tim saya," lanjutnya.

2 dari 3 halaman

Pesan di Ruang Ganti dan Wajah di Babak Kedua

Pesan di Ruang Ganti dan Wajah di Babak Kedua

Aksi bintang Inter Miami, Lionel Messi saat melawan PSG di 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025. (c) AP Photo/Brynn Anderson

Mascherano menyadari bahwa PSG, sebagai peraih treble Eropa, memiliki kekuatan dan kualitas yang merata di semua lini. Menurutnya, mustahil untuk bisa menutupi seluruh lapangan dari ancaman para pemain bintang PSG.

Saat jeda turun minum dengan kondisi tertinggal 0-4, ia memberikan sebuah pesan yang sederhana namun penting kepada para pemainnya di ruang ganti. Ia meminta mereka untuk bisa menerima kenyataan pahit tersebut dan fokus untuk menunjukkan citra permainan yang baik di sisa pertandingan.

"Pesan saat jeda adalah bahwa kami harus hidup dengan ini. Sulit ketika skornya 4-0 dan Anda tahu tidak punya banyak peluang, Anda tidak berharap untuk mengubah hasil," jelasnya.

"Tetapi penting untuk menunjukkan citra yang baik kepada orang-orang. Para pemain melakukannya dengan sangat baik di babak kedua; mereka mencoba melakukan yang terbaik," puji Mascherano.

3 dari 3 halaman

Pembelaan untuk Sang Megabintang

Pembelaan untuk Sang Megabintang

Kapten Inter Miami, Lionel Messi ketika memasuki lapangan di laga Piala Dunia Antarklub 2025 melawan PSG. (c) AP Photo/Mike Stewart

Meskipun timnya gagal mencetak satu gol pun, Javier Mascherano memberikan pembelaan dan pujian khusus untuk rekan senegaranya, Lionel Messi. Ia merasa sang kapten telah memainkan sebuah pertandingan yang hebat di tengah keterbatasan yang dimiliki timnya.

"Saya pikir Leo (Messi) memainkan permainan yang hebat. Di babak kedua, kami lebih sering menemukannya," kata sang pelatih.

"PSG sedang dalam performa hebat, juara segalanya, tetapi orang-orang tetap membayar tiket untuk melihat Leo Messi, bahkan di usia 38 tahun," pungkasnya.