Piala Dunia 2014: Perjuangan Gigih Aljazair Saat Berjumpa Jerman di Babak 16 Besar

Piala Dunia 2014: Perjuangan Gigih Aljazair Saat Berjumpa Jerman di Babak 16 Besar
Selebrasi pemain Aljazair usai pastikan ke final Piala Afrika 2019. (c) AP Photo

Bola.net - Timnas Jerman dibuat kewalahan Aljazair di babak 16 besar Piala Dunia 2014 pada duel di Stadion Beira-Rio. Pada pertandingan tersebut, kedua tim berjuang hingga babak tambahan waktu.

Kedudukan imbang tanpa gol bertahan hingga 90 menit waktu normal usai. Jerman mampu menguasai jalannya laga dengan 70 persen penguasaan bola dan sembilan tembakan ke gawang tak mampu mencetak gol.

Aljazair beberapa kali mengancam lewat aksi Sofiane Feghouli dan kolega. Islam Slimani sempat menggetarkan jala Jerman memanfaatkan umpan silang dari sayap kiri. Sayang, hakim garis mengangkat bendera tanda offside.

Perjuangan gigih Rubah Gurun runtuh usai gol Andre Schurrle di babak tambahan memecah kebuntuan. Kemudian, Der Panzer menambah keunggulan oleh Mesut Ozil pada menit ke-118.

Pada penghujung babak kedua extra time, Abdelmoumene Djabou mampu memperkecil kekalahan Aljazair. Namun, hasil itu tidak dapat menolong Aljazair untuk mengatasi Jerman.

1 dari 3 halaman

Pertama Kalinya Lolos ke Babak 16 Besar

Aljazair mengakhiri laga di fase grup Piala Dunia 2014 menempati posisi runner-up dengan poin empat. Tim asuhan Vahid Halilhodzic itu pun lolos mendampingi Belgia yang jadi juara grup.

Aljazair telah empat kali lolos ke putaran final Piala Dunia. Tapi, baru kali ini mereka mampu menembus babak 16 besar. Pada tiga partisipasi sebelumnya, yakni tahun 1982, 1986, dan 2010, mereka selalu gagal melewati babak penyisihan grup.

Rubah Gurun tercatat sebagai tim keenam dari Benua Afrika yang bisa lolos ke babak knockout di Piala Dunia. Lima tim yang lebih dulu melakukannya adalah Maroko, Kamerun, Senegal, Nigeria, dan Ghana.

2 dari 3 halaman

Sepakat Tetap Puasa

Piala Dunia 2014 digelar bertepatan dengan bulan ramadhan yang mewajibkan umat islam melakukan ibadah puasa. Para pemain Aljazair yang hampir semuanya muslim, mesti menghadapi dilema apakah mereka akan tetap berpuasa atau tidak.

Djamel Mesbah, salah satu penggawa Aljazair ketika itu, ingat sempat terjadi diskusi antara dia dan rekan-rekannya apakah mereka akan berpuasa atau tidak. "Kami harus mendiskusikan ini bersama-sama. Agama (Islam) memang penting dan kami akan bicara satu sama lain dan saling berdiskusi langkah seperti apa yang diambil," ujar Mesbah, dikutip dari The Guardian.

Namun, alih-alih lemas karena berpuasa, para pemain Rubah Gurun justru tampil luar biasa di Piala Dunia 2014.

3 dari 3 halaman

Dibekali Skuat Mumpuni

Dibekali Skuat Mumpuni

Ekspresi Riyad Mahrez pada laga Derbi Manchester di pekan ke-28 Premier League 2021/2022 (c) AP Photo

Skuad Aljazair di Piala Dunia 2014 ini memang tidak bisa dianggap remeh. Mereka diperkuat pemain macam Sofiane Feghouli, Riyad Mahrez, Yacine Brahimi, hingga Fauzi Ghoulam, yang sudah malang melintang di kompetisi Eropa.

Pasukan Rubah Gurun megawali gelaran Piala Dunia 2014 tergabung di Grup H bersama Belgia, Korea Selatan, dan Russia.

Menurut laporan Bleacher Report, Islam Slimani memastikan seluruh anggota skuad Aljazair setuju memberikan seluruh hadiah yang didapat di Piala Dunia 2014 untuk warga di Jalur Gaza yang masih menderita akibat blokade Israel.

"Mereka lebih membutuhkan uang ini ketimbang kami," kata Slimani.

Jumlah uang yang disumbangkan skuad Aljazair untuk rakyat Gaza cukup banyak. Karena berhasil lolos sampai 16 besar, mereka menerima hadiah sekitar 9 juta dolar AS atau setara Rp 106,2 miliar.

(Bola.net/Yoga Radyan)