Akhir Pekan Bersejarah: Real Madrid, Liverpool dan Napoli Tumbang Bersamaan untuk Kali Pertama Musim Ini

Akhir Pekan Bersejarah: Real Madrid, Liverpool dan Napoli Tumbang Bersamaan untuk Kali Pertama Musim Ini
Ryan Gravenberch (tengah kiri) dan Conor Bradley (kanan) dari Liverpool, bersama Ismaila Sarr (kiri) dan Daniel Munoz (tengah kanan) dari Crystal Palace dalam laga Premier League di Selhurst Park, 27 September 2025 (c) Jonathan Brady/PA via AP

Bola.net - Pekan lalu menunjukkan betapa rapuhnya dominasi tiga klub yang sebelumnya terlihat perkasa. Real Madrid, Liverpool, dan Napoli serentak mengalami kekalahan perdana musim ini. Meski di atas kertas mereka unggul, namun eksekusi di lapangan membuktikan sebaliknya.

Kesamaan pola kekalahan ketiganya terletak pada tiga hal mendasar: kurangnya intensitas saat kehilangan bola, lemahnya organisasi set piece, dan buruknya kualitas transisi. Ketika fondasi tersebut goyah, keunggulan teknis seketika tidak berarti apa-apa.

Lawan-lawan mereka yang tampil lebih terstruktur dalam momen-momen krusial berhasil meraih kemenangan besar. Atletico Madrid membaca kelemahan lini kedua Real Madrid, Crystal Palace memanfaatkan kelengahan Liverpool di bola mati, sementara AC Milan mengeksploitasi serangan balik kilat melawan Napoli.

Analisis mendalam menunjukkan margin kesalahan di level elite semakin mengecil. Disiplin dan struktur permainan kini menjadi penentu utama, mengalahkan kualitas individu pemain.

1 dari 3 halaman

Real Madrid: Dihancurkan 2-5 dalam Derby - Masalah Struktural yang Mengkhawatirkan

Real Madrid: Dihancurkan 2-5 dalam Derby - Masalah Struktural yang Mengkhawatirkan

Penyerang Real Madrid, Kylian Mbappe (kanan) saat melawan Atletico Madrid, 27 Sept 2025. (c) AP Photo/Manu Fernandez

Atletico Madrid berhasil memporak-porandakan Real Madrid dengan skor 2-5 dalam derby yang penuh gejolak. Kekalahan ini menjadi yang pertama bagi Los Blancos di La Liga musim ini sekaligus mencatatkan sejarah baru.

Untuk pertama kalinya dalam 75 tahun, Atletico mencetak lima gol ke gawang Real Madrid. Pencapaian ini membuktikan bahwa masalah yang dialami Madrid bukan sekadar hari sial biasa.

Kelemahan Madrid terletak pada detail-detail kecil yang fatal. Lini pertahanan kerap membentuk garis yang terlalu datar sehingga jarak antar lini menjadi terlalu longgar.

Bola-bola kedua lebih sering dikuasai pemain Atletico karena pressing awal Madrid yang tidak rapi. Hal ini membuka ruang di half-space dan sayap untuk umpan-umpan berbahaya.

Xabi Alonso mengakui timnya "pantas kalah" dan menekankan perlunya menjadikan kekalahan ini sebagai pembelajaran berharga. Fokus perbaikan akan diarahkan pada intensitas duel, kontrol ritme permainan, dan konsentrasi di situasi bola jauh.

Pernyataan pelatih tersebut mengisyaratkan evaluasi internal akan menyasar perilaku dasar pemain. Prioritas utama adalah memperbaiki sikap bertahan sebelum membahas skema taktik yang rumit.

Dampak jangka pendek sudah terasa dengan cedera Dani Carvajal yang mengalami masalah betis. Bek kanan andalan itu diperkirakan absen selama sekitar empat pekan.

Keterbatasan opsi di lini belakang memaksa Alonso mencari solusi kreatif. Tantangannya adalah menambal kelemahan struktur tanpa mengorbankan efektivitas serangan tim.

2 dari 3 halaman

Liverpool: Takluk 1-2 di Selhurst Park - Set Piece dan Transisi Jadi Bumerang

Liverpool: Takluk 1-2 di Selhurst Park - Set Piece dan Transisi Jadi Bumerang

Virgil van Dijk dari Liverpool bersama wasit bereaksi terhadap seorang penonton yang membutuhkan bantuan medis di tribune dalam laga Premier League di kandang Crystal Palace, 27 September 2025 (c) Jonathan Brady/PA via AP

Delapan menit injury time menjadi saksi bisu kemenangan dramatis Crystal Palace atas Liverpool. Eddie Nketiah menjadi penyelamat tuan rumah setelah Federico Chiesa sempat menyamakan kedudukan di menit ke-87.

Kemenangan 2-1 Palace menghentikan start sempurna Liverpool di awal musim. Selhurst Park sekali lagi membuktikan diri sebagai kandang yang sulit bagi tim-tim besar.

Pola kekalahan Liverpool sangat jelas: kedua gol Palace bermula dari situasi bola mati. Ini menjadi cermin rapuhnya sistem zonal-man marking The Reds di area vital.

Masalah utama terletak pada gagalnya sinkronisasi antara lini belakang dengan pemain yang bertugas menjaga ruang di tiang jauh. Ketidakrapian ini terlihat konsisten sepanjang pertandingan.

Arne Slot tidak mencari kambing hitam dan mengakui Liverpool menjadi tim yang "kedua terbaik" pada hari itu. Menurutnya, kekalahan ini pantas diterima berdasarkan performa yang ditampilkan.

Pelatih asal Belanda itu menekankan pentingnya pembelajaran cepat dari kekalahan ini. Area yang perlu diperbaiki meliputi konsentrasi fase bertahan hingga pengelolaan momen setelah mencetak gol.

Bidang-bidang tersebut sebenarnya menjadi kekuatan Liverpool beberapa pekan terakhir. Namun kali ini justru berbalik menjadi kelemahan yang merugikan.

Indikasi perbaikan juga menyentuh aspek komposisi pemain. Performa yang naik-turun di jantung pertahanan dan minimnya kedalaman opsi bek tengah memerlukan solusi segera.

3 dari 3 halaman

Napoli: Dikalahkan 1-2 di San Siro - Milan Menang karena Eksekusi Sempurna

Napoli: Dikalahkan 1-2 di San Siro - Milan Menang karena Eksekusi Sempurna

|Pemain Napoli (kiri-kanan): Kevin De Bruyne, Andre-Frank Zambo Anguissa, Stanislav Lobotka dan Billy Gilmour meninggalkan lapangan setelah laga melawan AC Milan. (c) AP Photo/Luca Bruno

AC Milan berhasil mengalahkan Napoli 2-1 dalam laga sengit di San Siro. Christian Pulisic menjadi bintang kemenangan dengan satu assist untuk Alexis Saelemaekers dan satu gol untuk dirinya sendiri.

Drama kartu merah Pervis Estupinan dan penalti yang dieksekusi Kevin De Bruyne sempat menghidupkan asa Napoli. Namun Milan mampu bertahan dengan cukup tenang hingga peluit akhir.

Hasil ini mengakhiri start sempurna Napoli yang sebelumnya memenangi empat laga awal. Kekalahan perdana ini bukan karena inferioritas kualitas pemain, melainkan kejelasan rencana Milan.

I Rossoneri sangat disiplin dalam mengeksekusi strategi: serangan balik kilat, pressing yang terukur intensitasnya, dan keberanian menyerang sejak menit-menit awal. Kesederhanaan rencana justru menjadi kekuatan utama.

Konteks pertandingan sebenarnya memberatkan posisi Napoli. Lini belakang darurat dengan beberapa pemain bek yang absen memaksa debut beberapa nama baru.

Para debutan dipaksa langsung beradaptasi dengan tempo laga besar tanpa persiapan matang. Dalam kondisi seperti ini, setiap kesalahan posisi terasa berlipat ganda akibat kecepatan serangan Milan.

Kemenangan ini membawa Milan ke puncak klasemen berkat keunggulan selisih gol. Pencapaian ini mengirim sinyal kuat bahwa persaingan gelar tidak akan dimonopoli satu tim saja.

Bagi Napoli, pembelajaran utama adalah pentingnya merapikan organisasi saat kehilangan bola. Perbaikan disiplin blok menengah di laga tandang besar juga menjadi prioritas ke depan.