Kekalahan Telak dari PSG Jadi Tamparan Keras untuk Era Baru Real Madrid

Kekalahan Telak dari PSG Jadi Tamparan Keras untuk Era Baru Real Madrid
Skuad Real Madrid usai kekalahan dari PSG di semifinal Piala Dunia Antarklub 2025, Kamis (10/7/2025). (c) AP Photo/Adam Hunger

Bola.net - Musim 2024/2025 telah usai bagi Real Madrid dengan catatan yang mengecewakan. Kekalahan 0-4 dari PSG di MetLife Stadium menjadi penutup yang pahit untuk kampanye yang penuh kegagalan.

Xabi Alonso berkali-kali menekankan bahwa hasil buruk tersebut harus dijadikan pembelajaran berharga. Pelatih asal Spanyol itu menyadari betapa besar tantangan yang menghadang timnya.

Kekalahan telak dari PSG sebenarnya hanya puncak dari serangkaian kegagalan sepanjang musim. Madrid cuma berhasil meraih UEFA Super Cup dan Intercontinental Cup sebagai penghibur.

Di La Liga, Los Blancos bahkan dua kali dipermalukan Barcelona dengan skor identik 0-4. Sementara di Liga Champions, Arsenal dan PSG berhasil membobol gawang mereka dengan mudah, mencetak tiga dan empat gol.

1 dari 4 halaman

Secercah Harapan di Club World Cup

Secercah Harapan di Club World Cup

Pelatih Real Madrid, Xabi Alonso memberikan instruksi kepada Kylian Mbappe pada laga melawan Juventus di 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025. (c) AP Photo/Lynne Sladky

Kompetisi Club World Cup sempat memberikan optimisme. Alonso mencoba menerapkan berbagai inovasi taktik, termasuk skema tiga bek dan peran hibrid untuk Aurelien Tchouameni.

Beberapa pemain seperti Gonzalo Garcia dan Dean Huijsen mulai menunjukkan kemajuan yang menjanjikan. Namun semua eksperimen itu hancur berkeping-keping saat berhadapan dengan PSG.

Kini Alonso menyadari bahwa tugas besarnya baru saja dimulai. "Ini adalah akhir musim, bukan awal musim baru," tegas pelatih berusia 43 tahun itu.

Madrid harus mengambil hikmah dari berbagai kegagalan sebelum memasuki musim 2025/2026. Pekerjaan rumah yang menanti masih sangat banyak dan kompleks.

2 dari 4 halaman

Kekalahan dari PSG: Cermin Musim yang Gagal

Real Madrid terlihat tak berdaya sejak peluit pertama dibunyikan melawan PSG. Fabian Ruiz membuka keunggulan di menit keenam, padahal sebenarnya gol itu sudah sangat terlambat.

PSG telah menciptakan empat peluang emas sebelum gol tersebut tercipta. "Kami tidak bisa menjalankan rencana pelatih," akui Thibaut Courtois dengan jujur.

Kesalahan fatal yang dilakukan Raul Asencio dan Toni Rudiger semakin memperparah keadaan. Ketidakhadiran Trent Alexander-Arnold dan Dean Huijsen memaksa Alonso mengubah formasi secara mendadak.

Bahkan Fede Valverde harus diturunkan sebagai bek kanan karena keterbatasan pilihan. Kembalinya Kylian Mbappe ke starting XI juga memberikan dampak psikologis, meski bukan satu-satunya faktor kekalahan.

Hasil buruk ini bukanlah kejadian langka. Sepanjang musim, Madrid kerap ambruk saat berhadapan dengan tim-tim papan atas.

Barcelona berhasil mencetak delapan gol dalam dua pertemuan di La Liga. Sementara Arsenal dan PSG memperlihatkan kelemahan lini belakang mereka di kompetisi Eropa.

3 dari 4 halaman

Proyek Alonso: Antara Harapan dan Realita

Proyek Alonso: Antara Harapan dan Realita

Pelatih Real Madrid, Xabi Alonso. (c) AP Photo/Adam Hunger

Club World Cup menjadi laboratorium eksperimen bagi Alonso. Ia berusaha membangun tim yang lebih kompak dengan pressing yang agresif dan struktur yang tegas.

Beberapa pemain muda seperti Arda Guler dan Gonzalo Garcia memperlihatkan progress yang positif. Namun semua upaya itu belum membuahkan hasil yang memuaskan.

Kekalahan dari PSG menjadi bukti betapa lemahnya fondasi yang telah dibangun Madrid. "Kami harus belajar dari kesalahan ini," ungkap Alonso dengan nada reflektif.

Pelatih asal Negeri Basque itu menegaskan bahwa musim depan harus dimulai dari awal. Bukan dari reruntuhan kegagalan musim yang baru berlalu.

4 dari 4 halaman

Perubahan Besar Menanti Madrid di Musim Depan

Alonso untuk kali pertama mengindikasikan akan ada perombakan skuad. Luka Modric dan Lucas Vazquez dipastikan akan meninggalkan Santiago Bernabeu.

Rekrutan baru dibutuhkan untuk mengisi posisi-posisi yang masih lemah. "Kami bersikap terbuka untuk perbaikan," tutur Alonso dengan tegas.

Ia bertekad membangun tim yang solid, penuh semangat, dan bebas dari ego individual. Musim 2024/2025 telah berakhir dengan kekecewaan, tetapi bagi Alonso, ini hanya permulaan dari proyek jangka panjang.

Real Madrid harus bangkit dari keterpurukan dan membuktikan bahwa mereka masih layak disebut sebagai raksasa sepak bola dunia.