Mengenang 5 Kemenangan Terbaik Zinedine Zidane di Real Madrid

Mengenang 5 Kemenangan Terbaik Zinedine Zidane di Real Madrid
Entrenador Real Madrid, Zinedine Zidane. (c) LaLiga Santander

Bola.net - Tidak semua mantan pemain bisa meraih kesuksesan saat menekuni dunia kepelatihan pasca pensiun. Apalagi yang seberuntung pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane.

Ada banyak pelatih yang harus mengarungi naik-turun dalam karirnya. Salah satunya Antonio Conte. Sebelum mendulang kesuksesan bersama Juventus, ia terlebih dahulu merasakan pahitnya pemecatan saat menukangi Arezzo.

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, mungkin tidak sesial Conte. Kendati demikian, ia harus membangun pamornya secara perlahan-lahan di Mainz sebelum bisa menjadi juara Premier League bersama the Reds musim ini.

Nasib Zidane jelas jauh dari kedua nama tersebut. Klub profesional pertamanya adalah Real Madrid. Ia ditunjuk sebagai pengganti Rafael Benitez yang dipecat pada bulan Januari tahun 2016 lalu.

Beberapa bulan berselang, ia langsung mempersembahkan trofi Liga Champions. Dan sekarang, pada tahun 2020, Zidane sudah menyumbang 11 gelar dari berbagai ajang. Terakhir ia membantu Real Madrid menjuarai La Liga.

Pencapaian itu takkan didapatkan Zidane jika Real Madrid tidak meraih kemenangan. Zidane meraih 141 kemenangan dari 210 pertandingan. Dari sekian hasil apik tersebut, ada lima kemenangan yang pantas dikenang di sepanjang karir kepelatihannya.

1 dari 5 halaman

Real Madrid 1-0 Atletico Madrid (La Liga 2019/20)

Jumlah gol Real Madrid mungkin tidak begitu mengesankan. Namun kejeniusan Zidane saat meramu strategi membuat pertandingan ini masuk ke dalam lima besar kemenangan terbaik di karir kepelatihannya.

Zidane mengusung formasi 4-2-3-1, dengan Casemiro dan Toni Kroos mengisi dua slot lini tengah Real Madrid. Atletico berniat untuk menyulitkan Los Merengues dengan memakai formasi 4-4-2 dan memenuhi sisi tengah lapangan.

Strategi tersebut membuat Real Madrid kesulitan berkreasi. Namun, Zidane tidak kehabisan akal. ia mendorong Carvajal dan Mendy naik ke depan serta menaruh Kroos, Casemiro, dan Valverde lebih ke dalam. Sekilas, Real Madrid nampak memainkan formasi 2-3-4-1.

Strategi ini membuat Modric dan Isco punya ruang untuk berkreasi dari tengah lapangan. Sementara Kroos dan juga Valverde berhasil menarik Partey dan Koke ke wilayah mereka.

Modric, Valverde, dan Carvajal pun secara terus-menerus bertukar posisi. Dengan strategi ini, Real Madrid berhasil membendung serangan Atletico Madrid.

2 dari 5 halaman

Real Madrid 2-0 Barcelona (La Liga 2019/20)

Lagi-lagi, Zidane menunjukkan kualitasnya dalam meramu strategi. Ia bahkan mampu mengalahkan Quique Setien yang sudah memiliki banyak pengalaman di pentas La Liga.

Setien mengusung formasi 4-4-2, yang telah memberikan banyak kemenangan semenjak dirinya ditunjuk sebagai pengganti Ernesto Valverde. Formasi ini membuat Barcelona bisa mendominasi penguasaan bola dengan memenuhi area tengah lapangan.

Arthur dan Sergio Busquets ditempatkan di area yang lebih dalam, sementara De Jong dan Vidal beroperasi pada area yang lebih maju. Vidal diharapkan bisa merusak harmoni pertahanan, sementara De Jong ditugaskan untuk menjadi opsi agar Barcelona bisa bermain dari belakang.

Di sisi lain, Zidane mengusung formasi 4-2-3-1 favoritnya. Sekilas, Real Madrid nampak berada dalam kontrol sang rival. Barcelona benar-benar mengokupansi lini tengah. Namun, mereka justru mengalami kesulitan untuk membongkar lini belakang Los Merengues.

Real Madrid membendung serangan Barcelona dengan baik hingga Messi harus turun tangan untuk menjemput bola. Di saat bola terlepas dari penguasaan, Real Madrid langsung menyerang untuk menciptakan peluang.

Pada akhirnya, Real Madrid berhasil meraih kemenangan dengan skor 2-0. Bisa dibilang, ini adalah salah satu hasil penting dalam kesuksesan Real Madrid menjuarai La Liga musim ini.

3 dari 5 halaman

Real Madrid 3-1 Liverpool (Final Liga Champions 2017/18)

Zidane sadar bahwa kekuatan utama Liverpool terletak pada trio penyerang yang beranggotakan Mohamed Salah, Sadio Mane dan Roberto Firmino. Mereka kemudian mengusung garis pertahanan yang rendah agar bisa membendung permainan ketiganya.

Keberuntungan menghampiri Real Madrid seiring dengan keluarnya Mo Salah akibat cedera. Dari situ, Zidane jadi bisa mengambil alih permainan dan mencetak tiga gol penting yang menghasilkan trofi juara.

Pertandingan sempat berada pada situasi di mana kedua tim berimbang 1-1. Saat itulah, Zidane sadar bahwa Liverpool harus segera dimatikan. Di tengah-tengah berlangsungnya babak kedua, ia memainkan Gareth Bale.

Pemain berkebangsaan Wales tersebut langsung mengubah jalannya permainan. Dalam waktu singkat, ia membuat dua gol yang mengunci trofi juara Liga Champions di tangan Real Madrid.

Mungkin, banyak yang beranggapan bahwa Real Madrid bisa meraih kemenangan karena blunder fatal Loris Karus serta cederanya Mo Salah. Namun kepiawaian Zidane membaca permainain juga patut diganjar dengan pujian.

4 dari 5 halaman

Juventus 0-3 Real Madrid (1st Leg Perempat Final Liga Champions 2017/18

Zidane mengusung formasi 4-3-1-2 dalam pertandingan kali ini. Namun tidak seperti pada umumnya, Isco yang diberikan kebebasan bergerak kali ini ditugaskan bertahan di sisi kiri lapangan.

Laga kontra Tottenham menunjukkan bahwa kelemahan Juventus terletak di sisi kanan pertahanan. Oleh karena itu, Zidane memenuhi sisi tersebut dengan Ronaldo, Benzema, Isco, dan ditambah bantuan dari Marcelo. Hasilnya terlihat dalam gol pembuka Ronaldo.

Real Madrid mengusung garis pertahanan rendah untuk membendung serangan Juventus. Dan Juventus merespon dengan mendorong para pemainnya untuk lebih maju ke depan dan memadati wilayah pertahanan Madrid.

Juventus bisa mencetak gol andai Keylor Navas tidak tampil heroik. Pada babak kedua, permainan menjadi lebih longgar. Zidane memasukkan Lucas Vazquez untuk menggempur dua sisi sayap pertahanan Bianconeri.

Pertandingan tersebut dihiasi oleh gol salto spektakuler yang diciptakan Cristiano Ronaldo. Aksinya itu berhadiah standing applaus dari seisi Allianz Stadium yang mayoritas merupakan fans Juventus.

Dybala mendapatkan kartu merah. Saat kekurangan orang, Juventus terpaksa memainkan umpan panjang. Tidak lama setelahnya, Real Madrid mencetak gol ketiganya dengan memanfaatkan sisi kiri sekali lagi.

5 dari 5 halaman

Real Madrid 4-1 Juventus (Final Liga Champions 2016/17)

Juventus sangat piawai dalam menjaga gawangnya dari kebobolan pada musim ini. Namun Zidane membuktikan bahwa dirinya mampu membongkar benteng lawan setebal apapun pertahanannya.

Juventus mengusung trio Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci, dan Giorgio Chiellini untuk membentuk pertahanan tiga bek dalam formasi 3-4-1-2. Zizou sendiri mengusung formasi 4-3-3, di mana Modric dan Kroos berada di pinggir dalam skema tiga gelandang.

Setiap kali kehilangan bola, Juventus langsung memenuhi wilayah pertahanan dengan para pemainnya. Alex Sandro, dengan bantuan Mario Mandzukic, berusaha membendung serangan dari Carvajal. Sementara Dani Alves dan Barzagli bahu membahu menahan Benzema, Isco, dan Ronaldo.

Pada babak pertama, Juventus lebih baik dari Real Madrid. Walaupun demikian, mereka tetap tak bisa membendung gol Los Meregues yang diciptakan dari satu-satunya peluang di babak pertama.

Juventus berhasil menyamakan kedudukan lewat tendangan spektakuler Mandzukic. Namun Zidane sudah menyusun strateginya sehingga di babak kedua, dengan memanfaatkan lini tengah Juventus yang telah kelelahan, ia menggempur gawang Gianluigi Buffon.

Pada akhirnya, seperti yang diketahui, Real Madrid berhasil mencetak tiga gol tambahan. Mereka pun menjadi juara usai mengalahkan Juventus dengan skor telak 4-1.

(Sportskeeda)