Rombak Cara Kerja Pertahanan Barcelona: Cara-cara Hansi Flick Perbaiki Rapuhnya Lini Belakang

Rombak Cara Kerja Pertahanan Barcelona: Cara-cara Hansi Flick Perbaiki Rapuhnya Lini Belakang
Pelatih Barcelona, Hansi Flick berbicara dengan Andreas Christensen saat laga Liga Spanyol melawan Rayo Vallecano di Vallecas stadium. (c) AP Photo/Manu Fernandez

Bola.net - Barcelona memasuki musim 2025/26 dengan tekad untuk tetap bermain ofensif, tetapi konsistensi di area pertahanan menjadi pekerjaan rumah besar yang harus segera dibenahi. Hansi Flick kembali menegaskan bahwa filosofi menyerang tetap menjadi identitas klub meskipun hasil belum sepenuhnya mencerminkan soliditas bertahan. “Kami Barca, dan kami ingin memainkan sepak bola kami,” ujar Flick setelah hasil imbang kontra Club Brugge, sebuah laga yang memperlihatkan sisi paling rentan dari lini belakang.

Pelatih asal Jerman itu menegaskan bahwa menang atau kalah bukan alasan untuk meninggalkan gaya bermain progresif yang sudah menjadi DNA tim. Akan tetapi, musim ini, Barcelona belum mampu menjalankan garis pertahanan tinggi dan jebakan offside seefektif musim lalu. Ketidakseimbangan ini membuat lawan lebih mudah mengeksploitasi ruang di area pertahanan dan menempatkan kiper dalam situasi sulit.

Menurut laporan Mundo Deportivo, Flick mulai merombak cara kerja pertahanan secara teknis dan analitis. Fokus utama berada pada struktur, waktu naik-turun garis belakang, sekaligus respons terhadap kehilangan bola di ruang-ruang sensitif.

1 dari 3 halaman

Revisi Taktis dan Pendekatan Visual di Lapangan Latihan Barcelona

Revisi Taktis dan Pendekatan Visual di Lapangan Latihan Barcelona

Pau Cubarsi dan Frenkie de Jong bereaksi setelah Isaac Romero mencetak gol kedua timnya dalam laga La Liga antara Sevilla dan Barcelona di Ramon Sanchez Pizjuan, 5 Oktober 2025 (c) AP Photo/Jose Breton

Dalam upaya memperbaiki organisasi lini belakang, Flick bersama asisten khusus pertahanan, Heiko Westermann, memanfaatkan layar raksasa yang dipasang di area latihan sebagai media analisis. Mereka memutar ulang momen-momen krusial dalam pertandingan untuk mengoreksi detail seperti posisi tubuh, jarak antar pemain, hingga waktu yang tepat untuk naik atau mundur dari garis pertahanan.

Salah satu kesimpulan penting staf pelatih adalah kebutuhan untuk meningkatkan intensitas pressing. Pada proses build up lawan, Barcelona tidak boleh memberi kesempatan kepada pemain lawan untuk berpikir terlalu lama. Contohnya terlihat pada gol Kylian Mbappe dalam laga El Clasico, ketika Jude Bellingham mendapatkan waktu beberapa detik sebelum mengirimkan umpan terukur.

Masalah pertahanan Barcelona tidak hanya bersumber dari lini terakhir. Struktur pressing yang terlambat, kehilangan bola di zona kunci, dan kurangnya agresivitas transisi menjadi faktor pendukung kerentanan.

Pertandingan Selanjutnya
La Liga La Liga | 22 November 2025
Barcelona Barcelona
22:15 WIB
Athletic Club Athletic Club
2 dari 3 halaman

Peran Kiper dan Ketimpangan Statistik Barcelona Musim Ini

Peran Kiper dan Ketimpangan Statistik Barcelona Musim Ini

Aksi kiper Barcelona, Joan Garcia saat menggagalkan peluang Rayo Vallecano, Sergio Camello. (c) AP Photo/Manu Fernandez

Kiper juga memegang peranan penting dalam sistem Flick yang menuntut kewaspadaan tinggi ketika garis pertahanan berada jauh dari kotak penalti. Data menunjukkan Joan Garcia dan Wojciech Szczesny termasuk penjaga gawang di lima liga top Eropa yang paling banyak melakukan aksi defensif di luar area penalti. Mereka bekerja bersama pelatih spesialis, Jose Ramon de la Fuente, melalui pendekatan analitis serta evaluasi video yang selalu diawasi langsung oleh Flick.

Statistik membuktikan adanya penurunan efektivitas. Setelah 16 laga resmi musim lalu, Barcelona mencatat 105 offside yang berhasil menjebak lawan, sedangkan musim ini hanya 66. Mereka juga telah kebobolan 22 gol, meningkat enam gol dibandingkan periode yang sama pada 2024/25. Situasi ini mendorong Flick untuk terus memperbaiki detail demi detail, sebab pekerjaan tersebut kini menjadi prioritas mutlak agar tim kembali kompetitif.

Sumber: Mundo Deportivo, Barca Universal