Teknologi 'Hakim Garis Otomatis' Wimbledon 2025 Bikin Blunder, Nyaris Rugikan Anastasia Pavlyuchenkova

Teknologi 'Hakim Garis Otomatis' Wimbledon 2025 Bikin Blunder, Nyaris Rugikan Anastasia Pavlyuchenkova
Petenis putri Rusia, Anastasia Pavlyuchenkova, saat berlaga di Wimbledon 2025. (c) AP Photo/Alastair Grant

Bola.net - Penyelenggara Wimbledon resmi meminta maaf setelah sistem teknologi pelacakan bola yang menggantikan hakim garis terdapat dalam kondisi mati di laga petenis putri Rusia, Anastasia Pavlyuchenkova, kontra petenis tuan rumah, Sonay Kartal, di Centre Court, Minggu (6/7/2025).

Setelah penyelidikan, penyelenggara mengakui teknologi yang bernama Electronic Line Calling (ELC) itu dimatikan secara tak sengaja di satu bagian lapangan selama laga berlangsung. Fatalnya, kesalahan itu baru terlihat ketika pukulan Kartal yang jelas-jelas meleset dari baseline tak dianggap keluar.

Andai saja sistem ELC bekerja dengan benar, seharusnya Pavlyuchenkova unggul 5-4 di set pertama. Nyatanya, wasit utama, Nico Helwerth, memutuskan poin itu harus diulang, dan Kartal akhirnya memenangkan gim tersebut.

1 dari 3 halaman

Penjelasan Penyelenggaran Wimbledon

Penjelasan Penyelenggaran Wimbledon

Petenis putri Rusia, Anastasia Pavlyuchenkova, saat berlaga di Wimbledon 2025. (c) AP Photo/Alastair Grant

"Sekarang jelas bahwa sistem electronic line calling, yang sebelumnya bekerja secara optimal, dinonaktifkan secara keliru di bagian sisi lapangan petenis yang melakukan servis selama satu gim oleh mereka yang mengoperasikan sistem tersebut," ujar penyelenggara seperti yang dikutip dari Antara, Senin (7/7/2025).

"Saat itu, ada tiga bola jatuh yang tidak direspons langsung oleh ELC di bagian lapangan yang terdampak. Dua di antaranya langsung ditentukan oleh wasit utama, yang tidak tahu bahwa sistem mati. Setelah yang ketiga, wasit utama menghentikan pertandingan dan berkonsultasi dengan wasit peninjau. Diputuskan bahwa poin tersebut harus diulang," lanjut mereka.

"Kami terus memiliki keyakinan penuh pada keakuratan teknologi pelacakan bola. Sistem ELC bergantung pada operator Hawk-Eye, wasit peninjau, dan teknologi untuk bekerja secara harmonis. Ini tidak terjadi. Dalam hal ini ada kesalahan manusia dan sebagai akibatnya kami telah meninjau sepenuhnya proses kami dan membuat perubahan yang sesuai," ungkap mereka.

2 dari 3 halaman

Beruntung, Anastasia Pavlyuchenkova Tetap Menang

Namun, insiden ini tidak mempengaruhi Pavlyuchenkova. Kartal terus melakukan break, dan mempertahankan set point, tetapi Pavlyuchenkova mengunci kemenangan. Ia menyelamatkan set point, melakukan break balik, dan mendominasi tie-break berikutnya.

Petenis peringkat 50 dunia itu mempertahankan momentumnya di set kedua lewat serangkaian pukulan menyerang, yakni forehand kidal diikuti oleh pukulan lob, sehingga membuka jalan menuju break.

Pavlyuchenkova akhirnya memenangi pertandingan 7-6 (3), 6-4 untuk mencapai perempat final, di mana ia akan berhadapan dengan unggulan ke-13, Amanda Anisimova. Namun, ia mengakui bahwa pada awalnya, peristiwa ini terasa sangat membingungkan. Sebab, ia merasa bola Kartal melaju melenceng sangat jauh.

3 dari 3 halaman

Curhatan Anastasia Pavlyuchenkova Soal Keputusan Wasit

"Saya mencoba mengembalikannya, tetapi bola itu cukup jauh, jadi sulit mengembalikannya. Saya lalu berhenti. Wasit utama juga menghentikan poin tersebut. Saya lalu cukup yakin bahwa itu adalah gim saya karena saya melihat bola itu sangat jauh. Saya lalu berpikir saya akan duduk di kursi, tetapi kemudian dia mulai memanggil," curhatnya.

"Kami menunggu keputusan karena sistemnya mati, tetapi saya berharap mendengar apakah mereka mengatakan bola masuk atau keluar. Sebaliknya, mereka hanya berkata, 'Putar ulang poin tersebut.' Itu sulit, terutama pada saat itu. Itu momen yang sangat penting dalam pertandingan," lanjut petenis berusia 34 tahun itu.

"Saya mengharapkan keputusan yang berbeda. Saya hanya berpikir wasit utama juga bisa mengambil inisiatif. Itulah sebabnya dia ada di sana. Dia juga melihatnya, dia memberi tahu saya setelah pertandingan," pungkas Pavlyuchenkova.

Sumber: Antara