Coach Justin: Keengganan Klub Lepas Pemain ke Timnas Indonesia U-23 Tak Bisa Disalahkan

Coach Justin: Keengganan Klub Lepas Pemain ke Timnas Indonesia U-23 Tak Bisa Disalahkan
Skuat Timnas Indonesia U-23 merayakan gol Pratama Arhan, Selasa (12/9/2023) (c) Bola.net/Arief Bagus

Bola.net - Pengamat sepak bola, Justinus Lhaksana, buka suara soal keengganan sejumlah klub melepas pemain mereka ke Timnas Indonesia U-23 untuk ajang Piala Asia U-23 2024. Pria yang karib disapa Coach Justin ini menilai bahwa keputusan sejumlah klub tersebut tak bisa disalahkan.

"Sekarang, siapa yang salah? Para pelatih atau manajemen nggak salah juga," kata Justin, di kanal youtube Justinus Lhaksana.

"Karena, contoh, Borneo itu ada di ranking satu kalau nggak salah. Mereka bisa pertama kali juara liga, ya nggak mungkin lepas pemainnya," sambungnya.

Menurut Justin, bisa jadi pemain yang kemungkinan dipanggil ke Indonesia U-23 ini bukan pemain inti. Namun, ia menambahkan, bahwa normal jika klub-klub tersebut tetap tak melepas mereka.

"Karena menjelang liga (berakhir), para pemain ini dibutuhkan," tuturnya.

Indonesia sendiri akan menjadi salah satu kontestan pada ajang Piala Asia Asia U-23 2024. Gelaran ini akan dihelat di Qatar pada 15 April hingga 3 Mei 2024.

Dalam ajang tersebut, Indonesia tergabung di Grup A. Mereka satu grup dengan tuan rumah, Qatar. Selain dua tim tersebut, grup ini juga dihuni Australia dan Yordania.

Keikutsertaan Indonesia pada ajang ini diiringi sejumlah polemik, termasuk pemanggilan pemain. Pelatih Indonesia U-23, Shin Tae-yong hampir bisa dipastikan bakal kesulitan memanggil skuad terbaiknya karena ajang ini tak masuk dalam agenda resmi FIFA. Bahkan, sejumlah klub mengaku tak mau melepas pemainnya untuk ikut dalam ajang ini.

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 1 halaman

Harus Bisa Berkompromi

Lebih lanjut, Justin menyebut bahwa kondisi ini tak bisa terus-menerus berlanjut. Jika kondisi ini terus berlanjut, yang dirugikan adalah PSSI dan tim Indonesia U-23.

"Saya yakin, PSSI akan mengambil inisiatif untuk kompromi, mencari jalan keluar," papar Justin.

"Agar bisa melakukan itu, kita di Asia dan Shin Tae-yong itu orang Asia. Karakter Asia itu masih lekat dengan arti silaturahmi, sopan santun, dan lain-lain. Nah, ini kritikan kepada Shin Tae-yong karena ia terlalu mengeksklusifkan diri. Untuk bisa menghilangkan gap ini adalah dengan silaturahmi. Saya harap jangan saling menunggu, tapi semua harus saling menjemput bola," ia menambahkan.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)