Jelang Lawan Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Pelatih Vietnam Curhat Sambil Bawa-bawa Nama Klopp

Jelang Lawan Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Pelatih Vietnam Curhat Sambil Bawa-bawa Nama Klopp
Philippe Troussier sebagai pelatih Timnas Vietnam di Piala Asia 2023 (c) AP Photo/Thanassis Stavrakis

Bola.net - Jelang laga lawan Timnas indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, pelatih Timnas Vietnam yakni Philippe Troussier 'curhat' sambil membawa-bawa nama Jurgen Klopp dan pelatih top dunia lainnya.

Vietnam akan berhadapan dua kali dengan Timnas Indonesia dalam lanjutan putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Grup F.

Tim berjuluk Golden Star Warriors itu bakal lebih dulu menantang Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat. Pertandingan ini akan digelar pada 21 Maret 2024.

Setelah itu Vietnam akan meladeni perlawanan Timnas Indonesia di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi. Laga ini digelar pada 26 Maret 2024.

1 dari 3 halaman

Curhatan Troussier

Curhatan Troussier

Pelatih timnas Vietnam, Philippe Troussier. (c) dok.VFF

Jelang duel lawan Timnas Indonesia itu, Philippe Troussier curhat soal kondisi sepak bola Golden Star Warriors. Hal itu ia lakukan dalam sebuah wawancara dengan media Jepang, Bunshun, yang dikutip oleh banyak media Vietnam, termasuk Dantri.

"Tidak hanya di Jepang, tetapi banyak di tempat lain. Orang tidak memahami sepak bola tim dengan baik," ujar Troussier dinukil dari Dantri.

Dalam kesempatan itu, Troussier membawa-bawa nama Josep Guardiola dan Erik Ten Hag. Pria Prancis ini memberikan contoh sejumlah pelatih yang mempunyai filosofi sepak bola kolektif seperti manajer Brighton & Hove Albion, Roberto De Zerbi, manajer Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou, dan pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi.

2 dari 3 halaman

Bawa-bawa Nama Jurgen Klopp Juga

Bawa-bawa Nama Jurgen Klopp Juga

Manajer Liverpool Jurgen Klopp. (c) AP Photo/Jon Super

Selain itu, Philippe Troussier juga membawa-bawa nama pelatih Liverpool, Jurgen Klopp. Begitu juga nama arsitek Timnas Jepang, Hajime Moriyasu.

"Selain itu, ada pelatih yang mementingkan membangun tim dari aspek psikologis seperti Jurgen Klopp di Liverpool atau Hajime Moriyasu di Timnas Jepang. Mereka adalah tipe pelatih yang menghargai individu ketimbang tim," tutur Troussier.

"Di Vietnam, hal ini tidak dipahami dengan baik. Sepak bola diyakini dapat membuat perbedaan melalui upaya individu. Ketika tim kalah, orang-orang akan mengkritik 'mengapa pemainnya tidak bermain bagus? atau mengapa pemain lain bermain sangat buruk?'"

"Tentu saja fans dan media bukanlah anggota tim jadi wajar jika mereka bereaksi seperti itu. Di dalam tim dan di luar tim ada dua dunia yang berbeda. Oleh karena itu, sulit bagi media untuk memahami kolektivitas dan disiplin," jelas Troussier.

3 dari 3 halaman

Luis Enrique Juga Disebut

"Misalnya, pelatih PSG, Luis Enrique, mendapatkan kritikan keras. Dia membangun gaya permainan berbasis tim dan PSG menciptakan selisih 10 poin dengan tim peringkat kedua. Namun, saya tidak mengerti mengapa masyarakat masih merasa tidak puas," kata Troussier.

"Memang benar bahwa aspek kolektif sulit diterima oleh media. Sebab, mereka ingin para pemainnya bersinar sebagai individu, bukan sebagai tim. Meningkatnya pengaruh jejaring sosial membuat pekerjaan pelatih semakin sulit."

"Saya berbeda. Anda tahu cara saya bekerja. Saya selalu berusaha mengarahkan tim ke arah kolektif. Bagi saya, kerja kolektif jauh lebih penting daripada nilai masing-masing pemain," ungkap pria asal Prancis ini.

Sumber: Bunshun, Dantri
Disadur dari: Bola.com/Penulis Muhammad Adiyaksa/Editor Aryo Atmaja
Published: 29/02/2024