Revolusi Kesejahteraan Pemain: PSSI Targetkan Sistem Dana Pensiun Seperti di Eropa

Revolusi Kesejahteraan Pemain: PSSI Targetkan Sistem Dana Pensiun Seperti di Eropa
Ketua PSSI, Erick Thohir saat konferensi pers Piala Presiden 2025 di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, pada Jumat 13 Juni 2025. (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Bola.net - Ketua Umum PSSIErick Thohir kembali memperkuat komitmen federasi dalam membangun ekosistem sepak bola nasional yang berkelanjutan dan sehat. Kali ini, fokusnya bukan pada aspek kompetisi, infrastruktur, atau pengembangan wasit, melainkan pada kesejahteraan jangka panjang para pemain.

Dalam keterangan publik terbaru, Erick menekankan urgensi pembangunan sistem perlindungan sosial bagi pesepak bola. Mulai dari asuransi kesehatan hingga dana pensiun, mengadopsi praktik terbaik yang telah berjalan di Eropa.

"Selama ini kita dorong yang bisa cepat dulu, seperti asuransi kesehatan untuk pemain timnas. Tapi ke depan, harus kita pikirkan dana pensiun," kata Erick.

Pernyataan tersebut seolah membuka babak baru dalam pengelolaan sepak bola nasional. PSSI tidak lagi hanya terpaku pada pencapaian prestasi di lapangan, tetapi juga mulai memperhatikan aspek perlindungan jangka panjang bagi para pemain yang selama ini hampir tidak pernah menjadi bahan diskusi publik.

1 dari 3 halaman

Langkah Cepat: Asuransi Kesehatan untuk Timnas

Inisiatif pertama yang sudah direalisasikan adalah pemberian asuransi kesehatan untuk pemain tim nasional. Program ini dijalankan melalui kolaborasi antara PSSI dan Mandiri Inhealth yang diumumkan pada awal tahun ini.

Dalam skema tersebut, seluruh pemain timnas baik putra maupun putri memperoleh perlindungan kesehatan selama masa bakti mereka membela skuad Garuda. Kebijakan ini disebut Erick Thohir sebagai "quick win" atau pencapaian cepat.

Menurutnya, langkah ini merupakan wujud nyata kepedulian PSSI terhadap pemain tanpa perlu menanti sistem jangka panjang yang lebih rumit. Namun sejumlah pertanyaan kemudian muncul: apakah perlindungan ini berakhir ketika status mereka sebagai pemain timnas usai?

Bagaimana dengan nasib pemain-pemain yang hanya berkarier di level klub? Dan bagaimana masa depan mereka setelah memutuskan gantung sepatu?

2 dari 3 halaman

Mimpi Besar: Dana Pensiun Ala Eropa

Tidak berhenti pada program asuransi, Erick membuka wacana yang lebih ambisius: pembentukan skema dana pensiun bagi pesepak bola dengan mengadopsi model yang diterapkan di Eropa. "Salah satu yang kita dorong di yayasan adalah memberi asuransi kesehatan pada pemain timnas. Itu quick win. Tapi ke depan, salah satunya dana pensiun seperti di Eropa," ujarnya.

Di sejumlah negara Eropa seperti Jerman, Inggris, dan Belanda, pemain sepak bola profesional secara otomatis terdaftar dalam program pensiun yang terkoordinasi dengan asosiasi pemain, klub, dan pemerintah. Dana iuran dipotong dari gaji pemain dan disetor secara berkala selama masa aktif mereka.

Skema ini menjadi jaring pengaman ketika pemain mengalami cedera serius, gagal memperoleh kontrak, atau memasuki usia pensiun tanpa tabungan yang memadai. Bagi Indonesia, gagasan ini terdengar sangat visioner.

Namun realisasinya tidaklah sederhana. Erick sendiri mengakui bahwa skema dana pensiun memerlukan keterlibatan berbagai pihak, termasuk dukungan dari pemerintah.

3 dari 3 halaman

Tantangan: Struktur, Regulasi, dan Pola Pikir

Menginisiasi dana pensiun untuk atlet, khususnya pesepak bola, berarti menyentuh wilayah yang selama ini belum tertata dengan baik. Di luar segelintir pemain bintang yang memiliki penghasilan besar, mayoritas pesepak bola Indonesia terutama di Liga 2 dan 3 masih bergantung pada kontrak jangka pendek, seringkali tanpa jaminan kesehatan atau sosial.

Permasalahan lain adalah rendahnya literasi keuangan di kalangan pemain. Banyak di antara mereka yang pensiun dalam kondisi finansial yang memprihatinkan karena tidak adanya mekanisme tabungan jangka panjang atau perencanaan pasca-karier.

Untuk itu, pendekatan yang sistemik menjadi kunci utama. Diperlukan regulasi bersama antara PSSI, operator liga, klub, dan institusi keuangan atau asuransi agar sistem ini bukan sekadar wacana, melainkan menjadi bagian integral dari kontrak dan manajemen karier pemain sejak awal.