Man United Kembali ke Final Liga Europa: Sekali Juara, Sekali Gagal, Sekarang Bagaimana?

Man United Kembali ke Final Liga Europa: Sekali Juara, Sekali Gagal, Sekarang Bagaimana?
Selebrasi skuad Manchester United dalam laga semifinal Liga Europa antara versus Athletic Bilbao, Jumat (9/5/2025). (c) AP Photo/Dave Thompson

Bola.net - Dulu, Manchester United adalah penguasa Liga Champions, sebuah klub yang disegani dan dihormati di kancah Eropa. Namun kini, mereka lebih sering menjadi penghuni tetap Liga Europa, sebuah kompetisi yang dulu dianggap "sekadar piala kelas dua".

Riwayat perjalanan MU di Liga Europa dipenuhi drama, mulai dari kemenangan pragmatis di bawah Jose Mourinho hingga kekalahan menyakitkan yang dialami Ole Gunnar Solskjaer melalui adu penalti. Kedua pelatih tersebut meninggalkan warisan yang berbeda, tetapi sama-sama gagal mengembalikan kejayaan Setan Merah.

MU pertama kali menjuarai Liga Europa pada tahun 2017, yang juga menjadi gelar pertama dan terakhir mereka di kompetisi tersebut. Kini, Setan Merah kembali mencapai final bersama pelatih baru, Ruben Amorim, yang tengah berada di bawah tekanan besar.

Pada Kamis, 22 Mei 2025 dini hari WIB, laga final akan dimainkan di San Mames, Bilbao. MU harus mengalahkan Tottenham, finalis lainnya yang juga sedang berada dalam tekanan besar untuk meraih trofi.

1 dari 3 halaman

Era Mourinho: Taktik Pragmatis dan Gelar Europa Pertama

Era Mourinho: Taktik Pragmatis dan Gelar Europa Pertama

Mason Mount merayakan gol Manchester United bersama Bruno Fernandes dalam laga leg kedua semifinal Liga Europa kontra Athletic Bilbao, Jumat (9/5/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Dave Thompson

Jose Mourinho memilih pendekatan pragmatis untuk membawa MU menjuarai Liga Europa 2017. Mereka berhasil mengalahkan Ajax di final dengan skor meyakinkan 2-0.

Alih-alih menyajikan permainan indah, "The Special One" mengandalkan umpan-umpan panjang dan kekuatan fisik untuk mengalahkan Ajax yang saat itu masih minim pengalaman.

Mourinho mempelajari kelemahan Ajax secara mendalam. Tim muda asuhan Peter Bosz itu sering menerapkan press tinggi, sehingga MU langsung membanjiri mereka dengan umpan jauh ke Marouane Fellaini dan Paul Pogba. Taktik tersebut bekerja sempurna, meskipun menuai kritik karena dianggap mengabaikan keindahan sepak bola.

Kemenangan ini lebih dari sekadar gelar bagi Mourinho. Dua hari setelah serangan teror Manchester Arena, trofi Liga Europa menjadi penghibur bagi para penggemar MU. Mourinho bahkan menyebutnya sebagai "treble kecil", setelah sebelumnya memenangkan Community Shield dan Piala Liga.

Pertandingan Selanjutnya
Premier League Premier League | 14 September 2025
Man City Man City
22:30 WIB
Man United Man United
2 dari 3 halaman

Final Gdansk: Titik Balik Kegagalan Solskjaer

Final Gdansk: Titik Balik Kegagalan Solskjaer

Ekspresi Ole Gunnar Solskjaer saat masih menangani MU (c) AP Photo

Ole Gunnar Solskjaer nyaris mengukir namanya dalam sejarah MU melalui final Liga Europa 2021. Sayangnya, Villarreal dan kiper Geronimo Rulli menjadi mimpi buruk baginya. Setelah 120 menit bermain imbang 1-1, adu penalti berakhir 11-10 untuk kemenangan tim Spanyol itu.

Solskjaer mengakui performa MU tidak cukup baik. "Kami hanya menciptakan dua tembakan tepat sasaran," ujarnya. Absennya Harry Maguire sangat terasa, namun yang lebih menonjol adalah ketidakmampuan MU untuk membongkar pertahanan Villarreal.

Kekalahan ini menjadi awal keruntuhan Solskjaer. Meskipun sempat membawa MU finis sebagai runner-up Premier League, ia dipecat hanya sembilan minggu setelah transfer besar Cristiano Ronaldo, Jadon Sancho, dan Raphael Varane.

3 dari 3 halaman

Lika-Liku MU di Liga Europa: Antara Harapan dan Kekecewaan

Lika-Liku MU di Liga Europa: Antara Harapan dan Kekecewaan

Selebrasi Mason Mount dkk. dalam laga semifinal Liga Europa antara Manchester United vs Athletic Bilbao, Jumat (9/5/2025). (c) AP Photo/Dave Thompson

Sejak 2017, MU seolah terjebak dalam siklus Liga Europa. Mereka kerap gagal di Liga Champions, lalu turun ke Liga Europa dengan harapan bisa menang—tetapi selalu ada hambatan.

Pada 2020, MU kembali dikandaskan oleh Sevilla di semifinal. Dua tahun sebelumnya, tim yang sama juga menghentikan langkah Mourinho di babak 16 besar Liga Champions. Sevilla seolah menjadi momok yang sulit dienyahkan.

Kini, dengan Ruben Amorim di kursi manajer, MU berusaha keluar dari kutukan ini. Mereka akan melawan Tottenham di final, bermain di Bilbao. Kedua tim sama-sama membutuhkan trofi untuk setidaknya mengakhiri musim tanpa terlalu memalukan.