Postecoglou Pernah Berjanji Bawa Trofi ke Spurs, Kini Waktunya Diuji

Postecoglou Pernah Berjanji Bawa Trofi ke Spurs, Kini Waktunya Diuji
Manajer Tottenham Ange Postecoglou. (c) AP Photo/Kirsty Wigglesworth

Bola.net - Ange Postecoglou memiliki rekam jejak yang gemilang pada musim keduanya sebagai pelatih. Dari Australia hingga Skotlandia, pria asal Yunani ini selalu berhasil membawa pulang trofi di tahun kedua kepemimpinannya.

Kini, tantangan terberatnya berada di Tottenham Hotspur. Dengan performa yang kurang memuaskan di Premier League, final Liga Europa melawan Manchester United menjadi satu-satunya kesempatan untuk memenuhi janjinya.

Bagaimana Postecoglou membangun mental tim dan strategi untuk menghadapi MU? Simak analisis lengkapnya.

1 dari 3 halaman

Rekam Jejak Ajaib di Musim Kedua

Rekam Jejak Ajaib di Musim Kedua

Manajer Tottenham, Ange Postecoglou (c) Tottenham Hotspur Official

Ange Postecoglou tidak sekadar omong kosong ketika menyatakan dirinya selalu menang di musim kedua. Fakta membuktikan: Ia menjuarai liga bersama Brisbane Roar (2011), Yokohama F. Marinos (2019), Celtic (2023), dan bahkan Piala Asia bersama Australia (2015).

Kunci kesuksesannya terletak pada transformasi taktis dan mental. Di Brisbane, ia mengubah tim juru kunci menjadi juara dengan permainan menekan dan umpan cepat. Pola serupa ia terapkan di Yokohama, membawa Marinos keluar dari zona degradasi dan menjadi juara J-League.

Saat ini, Spurs sedang dalam proses yang serupa. Meskipun performa liga berantakan, Postecoglou tetap yakin timnya bisa menang di Liga Europa. "Saya tidak bicara jika tidak percaya," tegasnya.

Pertandingan Selanjutnya
Premier League Premier League | 13 September 2025
West Ham West Ham
23:30 WIB
Tottenham Tottenham
2 dari 3 halaman

Tantangan Terberat: MU di Final Europa

Tantangan Terberat: MU di Final Europa

Guglielmo Vicario meninju bola dalam laga Premier League antara Tottenham vs Manchester United, Minggu (16/2/2025). (c) AP Photo/Ian Walton

Manchester United bukanlah lawan yang mudah. Spurs memang sudah tiga kali mengalahkan MU musim ini, namun final adalah cerita yang berbeda. Ruben Amorim akan membawa timnya dengan mental juara, sementara Spurs harus bermain tanpa beberapa pilar seperti James Maddison dan Dejan Kulusevski.

Postecoglou diperkirakan akan mengandalkan kecepatan Son Heung-min dan ketangguhan fisik Dominic Solanke. Strategi umpan silang dan serangan balik bisa menjadi senjata ampuh melawan lini belakang MU yang seringkali goyah.

Namun, pertahanan Spurs sendiri rentan. Tanpa Micky van de Ven yang cedera, bek muda seperti Radu Dragusin harus tampil sempurna untuk menahan serangan Rasmus Hojlund dan Alejandro Garnacho.

3 dari 3 halaman

Mentalitas Juara Khas Ange

Mentalitas Juara Khas Ange

Pemain Tottenham Dominic Solanke merayakan gol dalam laga leg pertama semifinal Liga Europa 2024/2025 melawan Bodo/Glimt, Jumat (2/5/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Kirsty Wigglesworth

Salah satu keunggulan Postecoglou adalah kemampuannya memompa semangat pemain. Sebelum semifinal, ia menggunakan kisah "Stonecutter’s Credo" yang menekankan pentingnya konsistensi. Pesannya sederhana: Terus pukul batu, sampai akhirnya pecah.

Pemain seperti Son dan Cristian Romero menjadi motor motivasi di lapangan. Bahkan, Son mengajak seluruh skuad makan malam di restoran Korea untuk mempererat chemistry tim.

Jika Spurs berhasil menang, ini akan menjadi trofi pertama mereka sejak tahun 2008. Namun, jika kalah, musim ini akan dikenang sebagai salah satu yang terburuk dalam sejarah klub.