'GARUDA DI DADAKU' Cerminan Masa Kecil Ponaryo Astaman

Editor Bolanet | 17 Juni 2009 11:30
- Film GARUDA DI DADAKU yang mulai ditayangkan di bioskop-bioskop Indonesia ternyata juga menarik perhatian para insan sepak bola Indonesia. Seperti Ponaryo Astaman, kapten tim nasional Indonesia dan Persija, yang ikut dalam acara nonton bareng bersama anak yatim di XXI Pondok Indah Mall 2, Jakarta Selatan, Selasa (16/6). Apalagi film itu dikatakan mirip dengan masa kecil .

"Ya, bisa dibilang seperti itu. Karena di film tadi menggambarkan sosok anak kecil yang mempunyai keinginan untuk menjadi seorang pemain sepak bola dan saya pun waktu kecil seperti itu. Tapi untuk berprestasi memang butuh waktu, seperti dia harus masuk sekolah sepak bola dulu. Itu pun saya lakukan untuk melatih bakat saya. Itu memang sudah proses yang harus dilalui," jelas punya kesan mendalam tentang film yang menceritakan semangat bermain sepak bola pada anak-anak dan tidak segan-segan melontarkan pujiannya pada film itu.

"Saya lagi membayangkan bagaimana semangat nasionalisme seorang anak kecil itu sudah ada dan jiwa nasionalismenya cukup tinggi. Hal seperti itu ketika mereka dewasa rasa nasionalisme itu berguna bagi bangsa ini. Jadi saya melihat film ini cukup memotivasi anak-anak kecil yang mempunyai keinginan yang tinggi," tuturnya sambil membayangkan semangat yang terpancar dalam film tersebut.

juga tidak ketinggalan menyoroti tentang perkembangan sekolah sepak bola untuk anak-anak yang ada di Indonesia, "Sekarang ini boleh dibilang sekolah sepak bola di Indonesia sudah berkembang pesat. Nah, saya rasa ini suatu hal yang positif. Sekarang SSB sudah ada di seluruh daerah. Itu suatu wadah untuk anak-anak Indonesia, untuk menyalurkan bakat-bakat mereka."

sendiri punya 2 anak, Naswan Faiz Nandana (3,5 tahun) dan Nada Savaira Rizqin (2 tahun) dari hasil hubungan dengan Selyana. Sebagaimana pemain sepak bola lainnya, dia juga berkesempatan mendidik anak-anaknya agar bisa sukses menjadi pemain sepak bola seperti dirinya. Tetapi mengaku tidak terlalu memaksakan hal itu, meski anak-anaknya sudah terlihat menaruh minat besar pada sepak bola dengan selalu menyaksikan penampilan ayahnya kala bertanding.

"Ya kalau saya pribadi, saya nggak bisa memaksakan. Kalau dia mau, ya saya support. Sebagai orang tua kan hanya bisa mendukung," jelasnya.

Sifat kebebasan menentukan pilihan itu nampaknya selalu dijunjung ketika mendidik anak-anaknya karena dia tidak hanya mengajarkan sepak bola tetapi juga sering mengajak anak-anaknya untuk berenang.  (kpl/hen/cax)

TAG TERKAIT

BERITA TERKAIT

LATEST UPDATE