Suket Teki dan Utang Budi Brigata Curva Sud PSS Sleman pada Didi Kempot
Gia Yuda Pradana | 6 Mei 2020 08:49
Bola.net - Kepergian maestro campursari Didi Kempot membuat banyak pihak merasa kehilangan. Termasuk di antaranya adalah Suporter fanatik PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS).
Meski beraliran ultras, BCS mengadopsi satu di antara hasil karya sang maestro campursari tersebut. Ada aksi BCS di Stadion Maguwoharjo pada beberapa musim lalu yang viral. Ribuan suporter khas Tifosi Italia tersebut menyayikan lagu Didi Kempot berjudul Suket Teki, di tengah pertandingan.
"Wong salah ora gelem ngaku salah, suwe-suwe sopo wonge sing betah. Mripatku uwis ngerti sak nyatane, Kowe selak golek menangmu dewe. Tak tandur pari jebul tukule malah suket teki," begitu penggalan lirik lagu yang dinyanyikan BCS.
Bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia, artinya: Orang yang salah tidak mau mengaku salah. Lama-lama siapa yang betah. Mataku sudah tahu faktanya, kamu mengejar menangmu sendiri. Aku menanam padi malah yang tumbuh suket teki (rumput teki).
Sindiran kepada Pemain Lawan
Bagi BCS, nyanyian tersebut memiliki maksud, yakni sindiran kepada pemain lawan saat memprotes wasit. Ketika pemain lawan melakukan pelanggaran, tapi malah memprotes wasit.
"Saat di itu di Sleman sedang booming. Awalnya teman-teman punya ide untuk menyanyikan lagu itu. Selain menjadi psywar karena ada makna tersirat, lagu dinyanyikan sebagai gambaran saat di pertandingan. Rasanya kami punya utang budi kepada beliau karena lagunya yang kami nyanyikan," kata Media Guide BCS, Aan Andrean"
"Lagu itu secara kultural, beliau (Didi Kempot) dan BCS dalam wilayah dan kedaerahan yang sama. Meski kami punya image fanatik dan keras, dengan menyanyikan Suket Teki ternyata bisa membuat suasana di tribune penonton cair," bebernya.
Kebanggaan Suporter
Pihaknya menambahkan, sejauh ini BCS baru menyanyikan lagu Suket Teki sebagai karya dari almarhum Didi Kempot. Fenomena banyaknya kelompok suporter, khususnya di Pulau Jawa, yang gemar melantunkan lagu-lagu Didi Kempot di tengah pertandingan, menjadi nilai positif tersendiri.
"Barangkali karena kondisi tim atau ketika pertandingan berlangsung. Selama ini lagu atau chant didominasi oleh budaya dari luar negeri. Harus diapresiasi karena sebuah kebanggaan mengangkat sosok dari daerah sendiri," pungkasnya.
Disadur dari: Bola.com/Vincentius Atmaja/Wiwig Prayugi
Published: 5 Mei 2020
Baca juga artikel-artikel lainnya:
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Hasil BRI Super League: Tumpas Persik Kediri, Borneo FC Terus Perkasa di Puncak
Bola Indonesia 18 Oktober 2025, 17:36
LATEST UPDATE
-
Setelah Cetak Hat-trick Perdana, Fermin Lopez Pede Tatap Laga El Clasico
Liga Champions 22 Oktober 2025, 04:59 -
Hasil Union Saint-Gilloise vs Inter Milan: Tim Tamu Bantai Tuan Rumah Tanpa Ampun
Liga Champions 22 Oktober 2025, 04:35 -
Link Live Streaming Bayer Leverkusen vs PSG - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 22 Oktober 2025, 01:04 -
Link Live Streaming Newcastle vs Benfica - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 22 Oktober 2025, 01:02 -
Link Live Streaming PSV Eindhoven vs Napoli - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 22 Oktober 2025, 01:01
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04