Penjelasan Pakar Aturan FIFA Soal Gol Penalti Julian Alvarez yang Dianulir
Editor Bolanet | 13 Maret 2025 11:03
Bola.net - Julian Alvarez dan suporter Atletico Madrid sempat bersorak gembira ketika bola masuk ke gawang Real Madrid yang dijaga kiper Thibaut Courtois di babak adu penalti. Namun, intervensi VAR memutuskan bahwa Alvarez menyentuh bola dua kali, sehingga gol tersebut dianulir.
Keputusan kontroversial ini menjadi sorotan utama setelah Atletico Madrid tersingkir dari babak 16 besar Liga Champions lewat adu penalti melawan rival sekota, Real Madrid. Teknologi semi-otomatis yang biasanya digunakan untuk offside menjadi kunci dalam keputusan tersebut.
Drama adu penalti ini meninggalkan banyak pertanyaan, terutama bagi para penggemar Atletico. Bagaimana proses keputusan tersebut diambil? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Kontroversi Gol Alvarez yang Dibatalkan
Atletico Madrid harus menelan kekalahan pahit dari Real Madrid lewat adu penalti di Stadion Wanda Metropolitano. Meskipun sebelumnya mereka sempat unggul berkat gol cepat Conor Gallagher, yang menyamakan agregat menjadi 2-2, hasil tersebut bertahan hingga extra time.
Adu penalti dimulai dengan Kylian Mbappe yang sukses mengeksekusi tendangan pertamanya, diikuti oleh Alexander Sorloth dari Atletico. Jude Bellingham kemudian mencetak gol untuk Real Madrid, sebelum Julian Alvarez mengambil giliran untuk mengeksekusi penalti kedua bagi Atletico.
Kontroversi terjadi pada momen Alvarez mengambil tendangan. Saat menendang, ia terpeleset sehingga bola mengenai kakinya dua kali sebelum masuk ke gawang. Awalnya, gol tersebut disahkan, namun VAR segera mengintervensi. Setelah berkonsultasi dengan wasit VAR, wasit Szymon Marciniak akhirnya membatalkan gol tersebut.
Setelah penalti Alvarez dianulir, Real Madrid memanfaatkan situasi tersebut dengan baik. Federico Valverde mencetak gol berikutnya, sementara Marcos Llorente dari Atletico gagal mengeksekusi penalti. Akhirnya, Antonio Rudiger memastikan kemenangan Real Madrid dengan skor 4-2 dalam adu penalti.
Kenapa VAR Mengintervensi?
Menurut Laws of the Game IFAB 2024/2025, eksekutor penalti tidak boleh menyentuh bola kedua kalinya setelah menendang. Aturan inilah yang menjadi dasar pembatalan gol Alvarez.
"Tendangan penalti dianggap selesai ketika bola berhenti bergerak, keluar dari lapangan, atau wasit menghentikan permainan karena pelanggaran. Eksekutor tidak boleh menyentuh bola kedua kalinya," bunyi aturan tersebut.
Meski rekaman video tidak menunjukkan bukti yang jelas, teknologi semi-otomatis yang digunakan dalam bola membantu mendeteksi sentuhan kedua tersebut.
Christina Unkel, seorang pakar aturan FIFA dari CBS Sports, menjelaskan bahwa teknologi ini melibatkan kamera pelacak gerakan dan sensor tambahan pada bola. Teknologi ini mampu memberikan data akurat kepada VAR untuk memastikan apakah bola disentuh dua kali atau tidak.
"Ini adalah aturan, ini sederhana dan jelas. Bola sudah tersentuh. Namun satu hal yang juga perlu diingat adalah bahwa VAR juga memiliki teknologi offside semi-otomatis, di mana mereka dapat melihat pada titik tendangan tersebut dan memiliki teknologi tambahan untuk mengatakan kapan ada sentuhan pada bola itu," jelas Unkel.
"Jadi setiap kali ada tendangan, kita bisa melihatnya. Tidak ada chip dalam bola, seperti yang kita lihat di Piala Dunia, tetapi dengan menggunakan lapisan teknologi tambahan yang memberikan urutan kejadian," lanjutnya.
Teknologi Terkini VAR
Selain itu, kamera khusus pada bola juga memberikan informasi tentang sentuhan yang terjadi. Hal ini memungkinkan VAR untuk mengambil keputusan yang lebih akurat, bahkan jika mata telanjang sulit melihatnya.
"Dari perspektif VAR, mereka tidak hanya melihat video tetapi juga melihat titik-titik sentuhan di mana semi-otomatis memiliki sekitar 26 kamera yang melihat teknologi pelacakan anggota badan, serta kamera yang ada pada bola itu sendiri, yang memberikan VAR kemampuan untuk lebih tepat dan langsung serta mengetahui kapan bola sebenarnya tersentuh dari mata telanjang."
"Jadi VAR kemudian akan masuk ke wasit. Wasit selalu mendengarkan dan menunggu VAR untuk mengatakan 'pemeriksaan selesai' sebelum mereka melanjutkan dengan tendangan berikutnya. Jadi secara alami ketika mereka mengatakan 'kami sedang memeriksa, kami sedang memeriksa', wasit tetap melanjutkan permainan ini," lanjut Ungkel.
"Jadi pada titik ini, VAR tidak hanya melihat video tetapi juga melihat urutan dengan teknologi offside semi-otomatis untuk memberikan konfirmasi atau tidak. Sekarang, apa yang ingin saya lihat, dan mungkin wasit sudah melakukannya, tetapi dari sudut pandang orang yang melihat di TV, harusnya wasit sedikit lebih demonstratif untuk benar-benar membantu menjelaskan keputusan di lapangan," tutupnya.
"Penalti itu dianulir karena Alvarez menyentuh bola dua kali saat mengeksekusi tendangan. Aturan jelas menyatakan bahwa eksekutor penalti tidak boleh menyentuh bola kedua kalinya," jelas Christina Unkel, pakar aturan FIFA dari CBS Sports.
Teknologi semi-otomatis dalam bola membantu VAR mengambil keputusan ini. Meski replay tidak jelas, sensor dalam bola mendeteksi sentuhan ganda yang dilakukan Alvarez.
Peran Teknologi dalam Keputusan VAR
Christina Unkel menjelaskan bahwa teknologi semi-otomatis tidak hanya digunakan untuk offside, tetapi juga membantu VAR dalam situasi seperti ini. "Ada 26 kamera yang melacak pergerakan pemain dan bola, memberikan data akurat untuk keputusan VAR," ujarnya.
Selain itu, kamera khusus pada bola juga memberikan informasi tentang sentuhan yang terjadi. Hal ini memungkinkan VAR untuk mengambil keputusan yang lebih akurat, bahkan jika mata telanjang sulit melihatnya.
Unkel juga menyarankan agar wasit lebih demonstratif dalam menjelaskan keputusan VAR kepada pemain dan penonton. Hal ini bisa mengurangi kebingungan dan protes yang sering terjadi.
Aturan IFAB yang Menjadi Dasar Keputusan
Menurut Laws of the Game IFAB 2024/2025, eksekutor penalti tidak boleh menyentuh bola kedua kalinya setelah menendang. Aturan inilah yang menjadi dasar pembatalan gol Alvarez.
"Tendangan penalti dianggap selesai ketika bola berhenti bergerak, keluar dari lapangan, atau wasit menghentikan permainan karena pelanggaran. Eksekutor tidak boleh menyentuh bola kedua kalinya," bunyi aturan tersebut.
Keputusan ini akhirnya menjadi penentu nasib Atletico. Marcos Llorente gagal mencetak gol penalti, sementara Antonio Rudiger sukses membawa Real Madrid melaju ke babak berikutnya.
Komentar Pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone
Diego Simeone, pelatih Atletico Madrid, mengomentari keputusan kontroversial yang membatalkan penalti Julian Alvarez setelah intervensi VAR dalam konferensi pers pasca-pertandingan.
"Saya baru saja melihat video penalti itu. Wasit mengatakan bahwa ketika Alvarez melangkah dan menendang, dia menyentuh bola dengan kaki satunya, tetapi bola tidak bergerak," kata Simeone.
“Saya tidak pernah melihat VAR digunakan dalam adu penalti. Tetapi, tidak apa-apa, mereka ingin melihat apakah bola mengenai Alvarez atau tidak. Itu sesuatu yang bisa diperdebatkan apakah itu gol atau bukan, tetapi saya bangga dengan para pemain saya," tambahnya.
Dengan kemenangan ini, Real Madrid akan menghadapi Arsenal, yang sebelumnya menyingkirkan PSV Eindhoven, di babak perempat final Liga Champions 2024-2025 bulan depan.
Sumber: Mirror
Jangan Sampai Ketinggalan ini Bolaneters!
- Rekor Conor Gallagher: Pemain Inggris yang Cetak Gol Tercepat Sepanjang Sejarah Liga Champions
- Siapa Lawan Real Madrid di Perempat Final Liga Champions 2024/2025?
- Real Madrid Kembali Taklukkan Atletico, Dominasi di Liga Champions Berlanjut!
- Insiden Penalti Dua Sentuhan yang Rugikan Atletico Madrid
- 7 Pemain Terbaik/Terburuk Real Madrid Saat Singkirkan Atletico Madrid: Vinicius Sedang Tidak Beruntung
- Real Madrid Kaget dengan Taktik Atletico Madrid: Bisa Menang 2-0, tapi Memilih Bertahan!
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Prediksi Line-up AC Milan vs Lecce di Coppa Italia
Liga Italia 23 September 2025, 21:50 -
MU Disebut Bisa Lirik Unai Emery Jika Ruben Amorim Dipecat
Liga Inggris 23 September 2025, 21:24 -
Noni Madueke Cedera, Ini Daftar Laga yang Akan Dilewatkan
Liga Inggris 23 September 2025, 21:16 -
Luka Modric Adalah Jawaban AC Milan Atas Napoli yang Rekrut De Bruyne
Liga Italia 23 September 2025, 20:55 -
Cerita Rafael Leao: Hampir ke Inter Milan, Diselamatkan Panggilan Paolo Maldini
Liga Italia 23 September 2025, 20:42
LATEST UPDATE
-
Link Nonton Live Streaming Levante vs Real Madrid - La Liga di Vidio
Liga Spanyol 24 September 2025, 01:30 -
Link Nonton Live Streaming Liverpool vs Southampton - Carabao Cup di Vidio
Liga Inggris 24 September 2025, 01:00 -
Link Nonton Live Streaming Lincoln City vs Chelsea - Carabao Cup di Vidio
Liga Inggris 24 September 2025, 00:45 -
Ruben Amorim Diminta Tinjau Ulang Posisi Casemiro Usai Kartu Merah Lawan Chelsea
Liga Inggris 23 September 2025, 23:58 -
Real Madrid Tegas, Tawaran Kontrak Vinicius Tidak Akan Dinaikkan
Liga Spanyol 23 September 2025, 23:32 -
Dean Henderson Tolak Kembali ke MU di Tengah Krisis Kiper
Liga Inggris 23 September 2025, 22:58 -
Santiago Gimenez Mandul di AC Milan, Legenda Rossoneri Ini Ikut Heran
Liga Italia 23 September 2025, 22:30 -
Prediksi Line-up AC Milan vs Lecce di Coppa Italia
Liga Italia 23 September 2025, 21:50 -
MU Disebut Bisa Lirik Unai Emery Jika Ruben Amorim Dipecat
Liga Inggris 23 September 2025, 21:24 -
Noni Madueke Cedera, Ini Daftar Laga yang Akan Dilewatkan
Liga Inggris 23 September 2025, 21:16 -
Luka Modric Adalah Jawaban AC Milan Atas Napoli yang Rekrut De Bruyne
Liga Italia 23 September 2025, 20:55 -
Cerita Rafael Leao: Hampir ke Inter Milan, Diselamatkan Panggilan Paolo Maldini
Liga Italia 23 September 2025, 20:42 -
Mohamed Salah Dirampok? 14 Statistik yang Buktikan Ia Layak Raih Ballon dOr 2025
Liga Inggris 23 September 2025, 20:08 -
Neymar Geram Soal Peringkat Raphinha di Ballon d'Or
Liga Champions 23 September 2025, 19:34
LATEST EDITORIAL
-
Tampil Impresif di Lapangan, 11 Pemain Ini Malah Gagal Masuk Nominasi Ballon dOr
Editorial 22 September 2025, 21:56 -
5 Pemain Peraih Ballon dOr Terbanyak: Lionel Messi Tetap Rajanya
Editorial 22 September 2025, 20:27 -
5 Pemain yang Berpeluang Besar Raih Ballon dOr 2025
Editorial 22 September 2025, 19:52 -
10 Pemain Tercepat Raih 50 Gol Liga Champions: Haaland Lampaui Ronaldo dan Messi
Editorial 19 September 2025, 22:58