Tanpa Galacticos, Penuh Trofi: Mengapa 2025 Jadi Tahun Paling Bersejarah PSG

Asad Arifin | 30 Desember 2025 23:43
Tanpa Galacticos, Penuh Trofi: Mengapa 2025 Jadi Tahun Paling Bersejarah PSG
Skuad PSG merayakan kesuksesan menjadi juara Piala Interkontinental 2025 usai mengalahkan Flamengo, Kamis (18/12/2025). (c) AP Photo/Hussein Sayed

Bola.net - Tahun 2025 akan segera berakhir, dan Paris Saint-Germain (PSG) menutupnya dengan catatan yang sulit ditandingi. Musim ini menjadi tonggak penting dalam sejarah klub asal Prancis tersebut.

PSG tidak hanya berjaya di level domestik, tetapi juga menaklukkan Eropa. Sebuah pencapaian yang lama dinantikan sejak pengambilalihan klub oleh Qatar pada 2011.

Advertisement

Perjalanan itu terasa semakin istimewa karena PSG tidak memulai musim dengan status favorit. Bahkan, mereka sempat terseok di Liga Champions sebelum menemukan bentuk terbaik.

Meski gagal menyapu bersih semua trofi usai kalah dari Chelsea di final Piala Dunia Antarklub, capaian PSG tetap monumental. Tahun 2025 pantas disebut sebagai era emas baru Les Parisiens.

1 dari 2 halaman

Treble Impian yang Akhirnya Terwujud

Treble Impian yang Akhirnya Terwujud

Trofi Liga Champions diletakkan di atas dudukan sebelum final antara PSG dan Inter Milan di Allianz Arena, Munich, Jerman, Sabtu, 31 Mei 2025 (c) AP Photo/Matthias Schrader

PSG menorehkan sejarah dengan meraih treble: Ligue 1, Coupe de France, dan Liga Champions. Trofi Eropa menjadi mahkota dari proyek jangka panjang klub.

Liga Champions adalah obsesinya. Setelah gagal di final 2021 melawan Bayern Munchen, tim asuhan Luis Enrique akhirnya menuntaskan penantian panjang tersebut.

Kesuksesan itu tidak berhenti di sana. PSG menambah koleksi trofi dengan menjuarai Piala Super UEFA dan Piala Interkontinental FIFA.

Raihan tersebut menegaskan dominasi mereka di level global. Hanya segelintir klub elite dunia yang mampu mencapai pencapaian serupa.

2 dari 2 halaman

Era Baru Tanpa Galacticos

Era Baru Tanpa Galacticos

Ousmane Dembele memenangkan FIFA Mens Player 2025 (c) FIFA

Menariknya, PSG meraih kejayaan tanpa bergantung pada pemain super bintang. Kepergian Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe menandai perubahan filosofi klub.

PSG memilih membangun tim kolektif. Luis Enrique menanamkan keseimbangan, kerja keras, dan disiplin taktik sebagai fondasi utama.

Hasilnya terlihat jelas. Ousmane Dembele, Achraf Hakimi, dan Vitinha menjalani musim terbaik dalam karier mereka, bahkan Dembele sukses meraih Ballon d'Or.

Dominasi individu PSG tercermin dengan lima pemain masuk FIFPro World 11. Luis Enrique pun dinobatkan sebagai pelatih pria terbaik FIFA, menutup tahun bersejarah PSG dengan sempurna.

Sumber: PSG Post