Best XI: Tim Terbaik Semifinal Piala Dunia 2014

GK: Manuel Neuer (Jerman)

Meskipun hampir selama 45 menit atau lebih hanya sebagai 'penonton', apa yang ditunjukkan Manuer menunjukkan kelasnya.

Selama 90 menit, Neuer mampu tampil gemilang mematahkan peluang Brasil. salah satunya adalah dua kali menahan tendangan Paulinho yang tinggal berhadapan dengannya di muka gawang.

RB: Philipp Lahm (Jerman)

Di saat hampir seluruh pemain Jerman menunjukkan agresivitas tingkat tinggi dalam melakukan serangan ke pertahanan Brasil, Lahm menunjukkan perannya dalam bertahan dan membantu serangan dengan sama baiknya.

Selain mampu membendung serangan di sisi kiri penyerangan Brasil, Lahm juga mampu menjemput dan mendistribusikan bola kepada para gelandang. Bahkan pada laga semifinal, Lahm mampu menciptakan dua assist untuk gol Jerman.

CB: Ron Vlaar (Belanda)

Ron Vlaar mungkin telah gagal melaksanakan tugasnya sebagai eksekutor penalti. Namun hal itu tak mengurangi bagaimana perannya selama 120 menit dalam membangun benteng kokoh di pertahanan Belanda dari gempuran Argentina.

Sejak sepertiga lapangan, peran Vlaar dalam mematahkan serangan Albiceleste sangat kentara. Lihat saja bagaimana Lionel Messi dibuat tak berkutik dan juga mampu membuat Gonzalo Higuain nyaris 'tenggelam' sepanjang laga.

DC: Martin Demichelis (Argentina)

Dari kubu Argentina, Demichelis mampu menampilkan salah satu performa terbaiknya sepanjang turnamen saat melawan Belanda.

Bersama Ezequiel Garay, bek Manchester City tersebut mampu membuat sejumlah clearences penting.

LB: Dirk Kuyt (Belanda)

Salah satu kecerdikan Louis van Gaal selama Piala Dunia adalah penempatan tak biasa Dirk Kuyt yang dia tempatkan sebagai bek kiri dan juga bek kanan.

Dengan etos kerja tinggi dan didukung stamina besar, apa yang ditunjukkan Kuyt sungguh luar biasa, baik dalam bertahan maupun saat bahu-membahu menghalau serangan Argentina.

RM: Thomas Mueller (Jerman)

Pembantaian Brasil dimulai lewat gol Thomas Mueller. Sepanjang laga, Muller benar-benar mampu menikmati perannnya sebagai 'mesin penghancur' pertahanan rapuh Brasil.

Kemampuannya mencetak gol dari lini kedua dan tusukan-tusukan tak terduganya di dalam kotak penalti benar-benar berbahaya.

CM: Javier Mascherano (Argentina)

Entah apa yang terjadi andai Argentina tak memiliki Javier Mascherano saat melawan Belanda. Pemain Barca tersebut mampu menunjukkan kinerja sempurna melawan Belanda. Mampu menjadi jenderal lini tengah dengan agresivitasnya, konsistensinya, dan juga semangat tinggi untuk memenangkan duel.

Salah satu peran pentingnya adalah saat melakukan tekel penting kala menghentikan tendangan Arjen Robben di menit-menit akhir.

CM: Sami Khedira (Jerman)

Pada laga semifinal, Khedira tampil di pusat permainan Jerman yang merupakan kunci kesuksesan Jerman meredam lini tengah Brasil.

Cepat, dinamis, dan etos kerja yang dia tunjukkan mampu menutupi setiap lini tengah Argentina sekaligus mampu mencetak satu gol dan satu assist selama laga.

LM: Enzo Perez (Argentina)

Argentina melakukan perubahan di lini tengah saat melawan Belanda. Yakni memasukkan Enzo Perez dan Lucas Biglia untuk menggantikan Angel Di Maria dan Fernando Gago.

Hasilnya, Argentina tak kehilangan energi yang selama ini selalu ditunjukkan Di Maria karena keberadaan Enzo Perez. Bukan itu saja, kemampuan Enzo Perez dalam merebut bola dan membangun serangan juga tampak pada laga tersebut.

AM: Toni Kroos

Inilah pemain paling penting dalam setiap serangan Jerman ke pertahanan Brasil. Bahkan bisa dibilang bahwa Toni Kroos mampu menunjukkan peran sentral lewat penguasaan bola, distribusi bola, membangun serangan, mendelay permainan dan juga tahu kapan waktunya mengumpan kapan waktunya menembak langsung.

Melawan Brasil, Kroos mampu mencetak dua gol dan berperan pada gol-gol Jerman.

FW: Miroslav Klose (Jerman)

Miroslav Klose mungkin bukanlah pilihan utama penyerang Jerman selama turnamen ini. Namun sekali diberikan kesempatan, Klose membuktikan bahwa dirinya belum habis.

Seperti yang dia tunjukkan saat melawan Brasil. Menjadi senjata utama serangan Jerman, Klose mampu menjawabnya dengan torehan satu gol yang membuatnya menjadi pemegang rekor top skor Piala Dunia sepanjang masa dan juga mampu menjadi tembok pemantul bagi lini kedua Jerman.